Peneliti Muda Kalbar Turut Membukukan 3 Spesies Baru Begonia dari Kalimantan
Randi menuturkan bahwa Begonia patar merupakan tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat rumah betang sebagai bahan campuran dalam membuat ramuan tradisio
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Peneliti Muda Botani asal Kalimantan Barat Agusti Randi membukukan tiga spesies baru dan satu rekaman baru Begonia (Begoniaceae) dari Kalimantan.
Randi sapaan karibnya merupakan Alumnus fakultas kehutanan Untan dan IPB Bogor selama ini fokus meneliti bidang taksonomi tumbuhan, ekologi, dan konservasi di Indonesia.
Dirinya tidak sendiri saat membukukan tiga spesies baru Begonia tersebut, Ia berkolaborasi dengan empat peneliti lainya. Mereka di antaranya terdiri dari dua peneliti dari BRIN (Wisnu Ardi dan Deden Girmansyah), satu peneliti dari Herbarium Samboja, Kaltim, dan satu ahli Begonia (Mark Hughes) dari Royal Botanic Garden Edinburgh, Skotlandia.
• Mau Interior Rumah Indah, Kaktus dan Sukulen Jadi Botani Pilihan Cocok Dikantong
Ia menerangkan ketiga spesies baru itu adalah Begonia sangkulirangensis, Begonia kapuashuluensis, dan Begonia patar. Semua informasi tersebut terungkap melalui publikasi jurnal taksonomi Phytotaxa.
Situs jejaring ilmuan di dunia tersebut menerbitkan artikel berjudul Three new species, one new record and an updated checklist of Begonia (Begoniaceae) from Kalimantan, Indonesia pada 4 Februari 2022.
Selain tiga spesies baru, satu spesies dengan rekaman baru untuk Kalimantan juga diterbitkan bersamaan dalam artikel ilmiah itu, yaitu Begonia belagaensis (2015), yang sebelumnya merupakan endemik di Sarawak, Malaysia.
Sepanjang pengamatan Agusti Randi yang telah menghasilkan lebih dari 50 publikasi ilmiah ini, penelitian Begonia di Kalimantan belum pernah dilakukan secara intensif.
Hanya saja beberapa ekspedisi Begonia di Kaltim dan Kalbar pernah dilakukan beberapa kali sebelumnya. Termasuk pada publikasi ini merupakan bagian dari hasil ekspedisi di Kalbar dan Kaltim.
Tiga spesies Begonia baru tersebut tidak didapatkan dalam sekali penelitian.
“Ini adalah kumpulan dari hasil berbagai perjalanan lapangan,” ujarnya di Pontianak, Sabtu 5 Februari 2022.
Sebagai contoh Begonia sangkulirangensis, kali pertama ditemukan pada 2015 dalam keadaan tidak berbunga. Setelah sampel hidupnya ditanam di Kebun Raya Bogor berbunga pada akhir 2019, barulah spesies endemik pegunungan kapur di Sangkulirang ini berhasil dideskripsikan sebagai spesies baru.
Sedangkan Begonia kapuashuluensis dikoleksi pada tahun 2017, dan terakhir Begonia patar pada 2020. Penamaan Begonia patar diangkat dari nama lokal suku Dayak Desa yang tinggal di Rumah Betang Ensaid Panjang, Kabupaten Sintang, Kalbar.
Nama patar dalam bahasa setempat artinya motif warna yang bervariasi. Hal ini merujuk pada variasi warna dari daun Begonia patar.
Selain itu, Randi menuturkan bahwa Begonia patar merupakan tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat rumah betang sebagai bahan campuran dalam membuat ramuan tradisional.
"Ramuan ini dipercaya berkhasiat untuk melindungi ibu dan bayi pasca dilahirkan dari gangguan makhluk halus. Selain itu, Begonia patar juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran yang dipercaya mengobati sakit kepala," paparnya.