Kontroversi Edy Mulyadi
Edy Mulyadi Dianggap Hina Kalimantan, GMNI Kalbar Minta Kepolisian Bertindak Tegas
Pernyataan Edy Mulyadi dkk yang mengatakan bahwa Kalimantan tempat jin buang anak, pasar kuntilanak dan genderuwo serta banyak monyetnya
Penulis: Faisal Ilham Muzaqi | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sedang trending di medsos yaitu sebuah narasi dalam video yang beredar di media sosial Youtube, bahwa Edy Mulyadi membahas mengenai Ibu Kota Negara (IKN) yang dinilai telah menghina masyarakat Kalimantan.
Dalam video yang beredar pada 19 Januari 2022 kemarin melalui Channel Mimbar Tube tersebut disebutkan bahwa Edy Mulyadi adalah Calon Legistatif dari PKS.
Dalam video tersebut Edy diduga mengatakan bahwasannya Kalimantan adalah tempat jin membuang anak.
Menanggapi video tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Kalimantan Barat Anselmus Ersandy Santoso mengatakan bahwa pernyataan tersebut telah melukai dan mencederai perasaan masyarakat Kalimantan.
• Pemprov Kalbar Beri Warning untuk Penataan Kawasan GOR SSA Pontianak Sebagai Gelanggang Olahraga
"Pernyataan Edy Mulyadi dkk yang mengatakan bahwa Kalimantan tempat jin buang anak, pasar kuntilanak dan genderuwo serta banyak monyetnya tersebut jelas adalah penghinaan dan sangat melukai serta mencederai perasaan masyarakat Kalimantan," ujarnya, Minggu 23 Januari 2022.
Pria yang akrab dipanggil Ersandy tersebut mengatakan bahwa statement Edy Mulyadi tidak nasionalis dan tidak mencerminkan intelektualitas.
"Kalimat yang dilontarkan sangat menunjukkan sikap yang tidak nasionalis karena menghina memojokkan masyarakat Kalimantan dan itu sangat tidak beretika dan tidak mencerminkan intelektualitas," tegasnya.
Ia juga mengatakan bahwa mungkin ini adalah bentuk kritik dan oposisi ketidaksepakatan atas rencana perpindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan, namun sebagai oposisi tidak perlu menghina masyarakat.
Demi menjaga nasionalisme dan perasaan masyarakat Kalimantan pada umumnya, DPD GMNI Kalimantan Barat minta Polri untuk bertindak tegas dalam kasus ini.
"Kami minta dengan hormat kepada Kepolisian untuk bertindak dengan tegas dalam kasus ini, demi mencegah terjadinya perpecahan, menjaga nasionalisme dan perasaan masyarakat Kalimantan," jelas Ersandy. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)
