Waspada! Suspek Omicron di Kalbar 9 Kasus, Berikut Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson

Hal penting lainnya yakni masyarakat juga harus disiplin melaksanakan prokes.

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/Anggita Putri
Kadiskes Kalbar, Harisson saat ditemui di Ruang Kerjanya, Senin 13 Desember 2021. 

“Kalau biasanya kita tidak memeriksa Gen Spike maka pada SGTF ini akan kami sertakan pemeriksaan SGTF bersama gen lainnya,” ujarnya saat memberikan penjelasan kepada Tribun Pontianak, Minggu 19 Desember 2021.

Jika gen-gen lain itu terdeteksi sementara Gen-S tidak terdeteksi, maka interpretasi hasilnya disebut sebagai kasus probable Omicron atau terduga Omicorn.

“Mulai 16 Desember 2021 kemarin kami perdana melakukan skrining untuk Omicron di Lab Untan di Kalbar dengan bantuan Reagen Kit PCR SGTF sebanyak 1.000 reaksi dari Litbangkes, dengan jumlah pemeriksaan harian SGTF adalah 20 sampel per hari,” ujarnya.

Dokter Andriani mengatakan, tidak hanya Kalbar saja yang diberikan bantuan Kit PCR tersebut. Tetapi juga lab yang memiliki daerah atau pintu masuk perjalanan dari luar negeri seperti di Manado, Batam, Denpasar, dan Jakarta.

Adapun alur pemeriksaannya sendiri dilakukan terhadap semua sampel orang yang melakukan perjalanan luar negeri, seperti di Kalbar dengan mayoritas pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari Malaysia.

“Apabila PMI ini terkonfirmasi Covid-19 baik melalui PCR di PLBN Aruk maupun Entikong atau lainnya. Maka sampel positif ini akan dikirim ke Untan untuk dilakukan pemeriksaan PCR SGTF,” jelasnya.

Secara pararel semua sampel ini, baik yang probable maupun yang bukan, dikirim ke Jakarta untuk dilakukan genome sequencing. “Jadi setelah dilakukan PCR SGTF di Lab Untan. Maka semua sampel akan dikemas untuk dikirim ke Litbangkes untuk dilakukan genome sequencing,” ujarnya.

Ia mengatakan dengan metode PCR hasilnya lebih cepat, hanya membutuhkan waktu satu hari untuk bisa mengetahui apakah ada probable Omicorn atau tidak. Sedangkan dengan genome sequencing perlu waktu kurang lebih 5 hari. Itupun jika sampel tersebut tidak ada antrean di Badan Litbangkes Jakarta.

“Jadi akan lebih cepat kalau memang kita melakukan skrining Omicron dengan PCR SGTF, walaupun masih perlu konfirmasi dengan pemeriksaan sequencing, selain itu dengan PCR SGTF ini sequencing menjadi terarah,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang Alexander mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait suspek Omicron di Kalbar, khususnya di Kabupaten Sambas. Menurutnya, perlu kepastian yang tepat terkait varian omicron yang terindikasi di Sambas tersebut.

Meski demikian, sebagai langkah pencegahan, pihaknya lebih mengoptimalkan pemerataan vaksinasi terhadap seluruh masyarakat di Kota Singkawang. "Untuk langkah-langkah yang kita lakukan sekarang adalah tingkatkan cakupan vaksinasi kita," ujar Alexander.

Per tanggal 19 Desember kemarin, vaksin dosis pertama di Kota Singkawang sudah mencapai 70,78 persen. Jumlah tersebut, ia katakan, sudah sesuai dengan target Pemerintah Pusat untuk akhir tahun 2021 ini.

Namun tidak sampai di situ, pihaknya dibantu TNI dan Polri terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi setinggi-tingginya. "Kami yakin sampai akhir tahun, Singkawang bisa 75 persen, syukur-syukur bisa lebih, mohon dukungannya," terangnya.

Perketat Pintu Masuk
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus melakukan pengetatan pada pintu masuk ke Kalbar jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ditambah lagi adanya virus Covid-19 varian Omicorn, pintu masuk Kalbar terus dilakukan pengetatan untuk mencegah masuknya varian baru virus Covid-19 tersebut.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalbar Manto mengatakan dalam konteks Pekerja Migran Indonesia (PMI) memang Disnakertrans Provinsi Kalbar tidak mempunyai kewenangan antar lintas negara.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved