Demi Bisa Bertemu dengan Mentri PUPR, Emak-Emak di Sintang Rela Basah Kuyup Lewati Banjir
Juliana mengaku senang bisa berjumpa dan berjabat tangan langsung dengan Mentri Basuki dan Lasarus, orang yang selama ini hanya dia tonton di televisi
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
Menurut Mentri Basuki, ada banyak faktor kenapa air sungai melawi lebih keruh dibandingkan kapuas. Mulai dari longsor, aktivitas penambangan hingga pembukaan lahan.
"Itu perbedaanya, melawi airnya jauh lebih coklat daripada kapaus. Ini indikasinya di hulu catchment (tangkapan air) sungai melawi lebih rusak dari pada kapuas. Menurut saya ini bukan karena apa, tapi kacam macam-macam, mungkin ada longsoran, penambangan, pembukaan hutan, macam macam," ungkap Basuki.
Selain itu, Mentri Basuki juga menyoriti soal kemiringan rata-rata sungai kapuas dari hulu ke hilir. Menurutnya, sungai melawi lebih curam dibanding sungai kapuas
"Kapuas kemiringan sungainya yang panjangnya 1.143 km hanya beda 40 meter dari huku sampai hilir, sangat landai dia, makanya dia berkelok kelok. Tapi melawi lebih curam, makanya lebih cepat turun airnya, ketemu di kapuas, nahan air kapaus makanya di sini (Sintang) banjir," ujar Basuki.
Ketua Komisi V DPR-RI, Lasarus menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dalam menanggulangi dan menangani banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Menurut Ketua DPD PDI-Perjuangan Provinsi Kalbar, ini penanganan banjir di Sintang tidak bisa dibebankan seluruhnya pada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementrian PUPR.
"Tentu ini tidak bisa hanya diserahkan sama pemerintah pusat, atau kementrian PUPR saja, tapi harus bersinergi dengan pemda. Sinergi pusat, daerah dalam penaganan banjir ini sangat diperlukan," tegas Lasarus, saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono meninjau langsung kondisi banjir di Kota Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Kamis 18 November 2021.
Lasarus menyatakan, ada banyak faktor penyebab banjir yang melanda sejumlah wilayah timur Kalbar.
"Saya rasa ada banyak faktor seperti yang Pak Basuki sampaikan. Tapi saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Basuki, sudah turun langsung. Mudah-mudahan dengan kedatangan saya dan Pak Basuki ini kita bisa cari solisi mengatasi banjir," katanya.
Ketua Komisi V DPR-RI tersebut mengingatkan bahwa daerah tangkapan air merupakan kewenangan Pemda Sintang untuk memperbaikinya. Oleh sebab itu, Lasarus meminta agar penanganan banjir harus terkoordinasi dengan baik.
"Contoh terkait chatchment area, ini kan wilayah (kewenangan) pemda. Jadi selama tidak diperbaiki, ya (akan terus terjadi banjir). Kalau kita misalnya hanya membenahi banjir yang ada, tapi penyebabnya tidak kita sentuh, ya ibarat kita ngobati penyakit tapi salah makan obat. Jadi, saya rasa kerjasama pemda dan pemerintah pusat harus menjadi program jangka panjang. Memperbaiki kondisi banjir sekarang," jelas Lasarus.
Menurut Lasarus, yang paling urgen untuk segera ditangani adalah dampak dari kerusakan terutama jalan dan bangunan pasca banjir.
"yang rusak nanti kan pasti kita pemerintah akan mendata semua. Tapi jangan lupa juga ini ada soal kewenangan pempus, pemda. Jadi tidak semua menjadi tanggujawab pusat," tukasnya. (*)