Demi Bisa Bertemu dengan Mentri PUPR, Emak-Emak di Sintang Rela Basah Kuyup Lewati Banjir

Juliana mengaku senang bisa berjumpa dan berjabat tangan langsung dengan Mentri Basuki dan Lasarus, orang yang selama ini hanya dia tonton di televisi

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Agus Pujianto
Warga Kelurahan Kapuas Kiri Hilir, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, ini rela menceburkan diri ke dalam genangan banjir demi bisa bertemu langsung dengan idolanya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono. Emak-emak yang belakangan diketahui bernama Juliana itu tampak mengigil kedinginan saat menerima paket sembako dari Mentri PUPR. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kedantangan seorang pejabat negara dalam kunjungan kerja di daerah, menjadi momen berharga bagi masyarakat. Apa saja akan dilakukan oleh warga untuk bisa melihat lebih dekat sosok pejabat yang sering dilihatnya dalam televisi.

Seperti yang dilakukan oleh Juliana. Warga Kelurahan Kapuas Kiri Hilir, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, ini rela menceburkan diri ke dalam genangan banjir demi bisa bertemu langsung dengan idolanya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.

Sebagaimana diketahui, Mentri Basuki didampingi Ketua Komisi V DPR-RI Lasarus meninjau langsung kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Melawi-Kapuas pada Kamis, 18 November 2021.

Menggunakan Speedboat, Mentri Basuki menyisir pemukiman warga yang berada di bantaran sungai kapuas dan melawi yang dilandar banjir hampir 1 bulan lamanya.

Banjir Berangsur Surut, Menteri PUPR Akan Laporkan Hasil Kunjungan di Sintang ke Presiden Jokowi

Mentri PUPR bersama dengan Ketua Komisi V DPR-RI dan rombongan sempat singgah di rumah warga, di Kelurahan Kapuas Kiri Hilir.

Mentri Basuki menyempatkan masuk ke rumah warga, untuk melihat dan berbincang langsung dengan warga terdampak banjir.

(Simak berita terbaru dari Sintang)

Lasarus yang mendahului keluar terkejut melihat seorang ibu yang berjalan di air.

"Pak Mentri, tu dia tu ngejar bapak," kata Lasarus.

Mentri Basuki yang mendengar itu bergegas keluar rumah.

"Ayo-ayo," kata Lasarus menawarkan. bantuan.

Sigap, Lasarus dan Basuki langsung mengulurkan tangan ke seorang emak-emak yang sudah basah kuyup terendam banjir.

Emak-emak yang belakangan diketahui bernama Juliana itu tampak mengigil kedinginan saat menerima paket sembako dari Mentri PUPR.

Mentri Basuki bertanya langsung pada Juliana soal kondisi banjir. Juliana menjawab, bahwa rumahnya sudah terendam banjir hampir 1 bulan lamanya. Bahkan, dia sudah mengungsi ke daratan.

"Saya dua minggu ngungsi di belakang (daratan). Rumah udah ndak bisa ditinggali. Dua kali bikin barak, dikejar banjir," kata Juliana.

Juliana mengaku senang bisa berjumpa dan berjabat tangan langsung dengan Mentri Basuki dan Lasarus, orang yang selama ini hanya dia tonton di televisi.

"Rasanya senang sekali. Saya ndak cuma dengar dan lihat di televisi, tapi bisa lihat langsung," katanya.

Pasang Geobag Cegah Banjir Luapan Sungai

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya bakal memasang geobag sebagai tanggul sementara di bantaran sungai kapuas dan Melawi untuk mengantisipasi banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

"Saya baru lihat (lokasi banjir) sebagian. Dan ini saya kita kota sintang-nya (jalan lintas melawi). Kalau dilihat (dari peta kota sintang) ini dalam perjumpaan 2 sungai kapuas dan melawi di sini yang (menyebabkan) banjir. Saya ingin coba diukur dulu dengan geobag. Karena prediksinya BMKG, akan ada lagi La Nina bulan Februari, jauh lebih besar menurut prediksi. Jadi saya akan segera bikin ini dengan geobag, yang panjang seperti yang kita bikin di luwu utara. Mudah-mudahan lebih cepat (selesai). Tolong masyarakat kerjasamanya yang baik," kata Basuki usai meninjau lokasi banjir di Kabupaten Sintang, Kamis 18 November 2021.

Basuki, belum menyebut panjang Geobag yang akan dipasang. Menurutnya, Balai Wilayah Sungai (BWS) yang akan segera mengukurnya.

"Teman saya dari balai sungai akan mengukur. Geobag yang panjang, itu lebih kuat. Mudah-mudahan ini salah satu (solusinya). Soal berapa panjang ini masih mau diukur," jelasnya.

Geobag atau bantalan penahan air kata Basuki solusi jangka pendek mengatasi banjir di Kota Sintang.

"Ini solusi jangka pendek. Soal kerusakan lingkungan, daya tampung air, saya kira itu nanti. Yang penting saya menghadapi Januari-Februari 2021 (banjir besar efek La Nina) supaya jangan terulang lagi, minimal tidak lebih parah dari ini," tegasnya.

Soal peninggian badan jalan, Basuki menyebut tidak bisa diperbaiki. Hal ini justru akan memperarah pemukiman penduduk.

"Kalau badan jalan seperti ini tidak bisa diperbaiki. Pertama kali saya harus mengendalikan banjnir ini. Kita atasi dulu biar (ruas jalan) tidak tergenang . Kalau bisa diatasi banjirnya ndak perlu ditinggikan (jalan Lintas Melawi)," ujar Basuki.

Kedatangan Mentri PUPR ke Sintang, diakui Basuki atas arahan Presiden Jokowi.

"Saya ke sini atas perintah presiden. Kita mendahuhului sebelum beliau, untuk melaporkan secara teknis. Kalau non teknis sudah dilakukan oleh Pak Lasarus. Komisi V DPR RI. Bantuan juga sudah ada dari Bu Mensos dan BNPB," kata Basuki.

Mentri Basuki melihat, terdapat perbedaan warna air sungai. Menurutnya, warna air sungai kapuas lebih jernih dibandingkan sungai melawi. Hal itu, kata dia mengindikasikan bahwa tangkapan air di perhuluan sungai melawi lebih rusak daripada sungai kapuas.

"Sungai melawi coklat airnya, kapuas lebih jernis. Artinya yang melawi ini hulunya lebih rusak daripada yang di kapuas," kata Basuki.

Menurut Mentri Basuki, ada banyak faktor kenapa air sungai melawi lebih keruh dibandingkan kapuas. Mulai dari longsor, aktivitas penambangan hingga pembukaan lahan.

"Itu perbedaanya, melawi airnya jauh lebih coklat daripada kapaus. Ini indikasinya di hulu catchment (tangkapan air) sungai melawi lebih rusak dari pada kapuas. Menurut saya ini bukan karena apa, tapi kacam macam-macam, mungkin ada longsoran, penambangan, pembukaan hutan, macam macam," ungkap Basuki.

Selain itu, Mentri Basuki juga menyoriti soal kemiringan rata-rata sungai kapuas dari hulu ke hilir. Menurutnya, sungai melawi lebih curam dibanding sungai kapuas

"Kapuas kemiringan sungainya yang panjangnya 1.143 km hanya beda 40 meter dari huku sampai hilir, sangat landai dia, makanya dia berkelok kelok. Tapi melawi lebih curam, makanya lebih cepat turun airnya, ketemu di kapuas, nahan air kapaus makanya di sini (Sintang) banjir," ujar Basuki.

Ketua Komisi V DPR-RI, Lasarus menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dalam menanggulangi dan menangani banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Menurut Ketua DPD PDI-Perjuangan Provinsi Kalbar, ini penanganan banjir di Sintang tidak bisa dibebankan seluruhnya pada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementrian PUPR.

"Tentu ini tidak bisa hanya diserahkan sama pemerintah pusat, atau kementrian PUPR saja, tapi harus bersinergi dengan pemda. Sinergi pusat, daerah dalam penaganan banjir ini sangat diperlukan," tegas Lasarus, saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono meninjau langsung kondisi banjir di Kota Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Kamis 18 November 2021.

Lasarus menyatakan, ada banyak faktor penyebab banjir yang melanda sejumlah wilayah timur Kalbar.

"Saya rasa ada banyak faktor seperti yang Pak Basuki sampaikan. Tapi saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Basuki, sudah turun langsung. Mudah-mudahan dengan kedatangan saya dan Pak Basuki ini kita bisa cari solisi mengatasi banjir," katanya.

Ketua Komisi V DPR-RI tersebut mengingatkan bahwa daerah tangkapan air merupakan kewenangan Pemda Sintang untuk memperbaikinya. Oleh sebab itu, Lasarus meminta agar penanganan banjir harus terkoordinasi dengan baik.

"Contoh terkait chatchment area, ini kan wilayah (kewenangan) pemda. Jadi selama tidak diperbaiki, ya (akan terus terjadi banjir). Kalau kita misalnya hanya membenahi banjir yang ada, tapi penyebabnya tidak kita sentuh, ya ibarat kita ngobati penyakit tapi salah makan obat. Jadi, saya rasa kerjasama pemda dan pemerintah pusat harus menjadi program jangka panjang. Memperbaiki kondisi banjir sekarang," jelas Lasarus.

Menurut Lasarus, yang paling urgen untuk segera ditangani adalah dampak dari kerusakan terutama jalan dan bangunan pasca banjir.

"yang rusak nanti kan pasti kita pemerintah akan mendata semua. Tapi jangan lupa juga ini ada soal kewenangan pempus, pemda. Jadi tidak semua menjadi tanggujawab pusat," tukasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved