Sungai Pawan Meluap Mengakibatkan 2 Kecamatan di Ketapang Teredam Banjir, Ribuan Orang Terdampak
Tidak ada yang mengungsi, bagusnya mereka bertahan di dalam rumah buat ampar-ampar dengan memasang kayu dalam rumahnya,
"Total rumah yang rumah yang terendam di tiga desa tersebut berjumlah 84 rumah. Sedangkan yang terdampak berjumlah 901 rumah," ungkapnya.
Selain itu, ia menambahkan, banjir yang terjadi di wilayah pesisir Kecamatan Muara Pawan ini sudah terjadi sejak 4 September 2021 dan hingga hari ini air masih tampak terus naik.
Banjir pun menurutnya diakibatkan curah hujan yang tinggi sehingga membuat air sungai meluap dan membanjiri rumah-rumah warga.
"Untuk ketinggian air di jalan desa Ulak Medang itu mencapai 80 centimeter, desa Mayak 84 centimeter, dan di Tanjung Pasar 130 centimeter. Sedangkan di dalam rumah di desa Ulak Medang ketinggian air 30 centimeter, desa Mayak 13 centimeter dan desa Tanjung Pasar 25 centimeter," paparnya.
• Ada Empat Desa di Kecamatan Muara Pawan Ketapang yang Masih Terdampak Banjir
Lebih lanjut, Yogi menerangkan, saat ini banjir tidak hanya melanda di wilayah Kecamatan Muara Pawan saja. Namun, juga terdapat satu desa di Kecamatan Matan Hilir Selatan juga dilanda banjir.
"Selain kecamatan Muara Pawan ada juga di desa Sungai Pelang kecamatan MHS. Di sana rumah yang terendam berjumlah 91 dan yang terdampak 492," pungkas Yogi.
Banjir juga melanda Desa Siantau Raya, Kecamatan Nanga Tayap, Ketapang. Satu di antara warga Desa Siantau Raya, Roby, mengatakan banjir melanda Dusun Sihit, Desa Siantau Raya sejak 29 Agustus 2021. “Sudah seminggu lebih banjir di Dusun Sihit,” katanya saat dihubungi.
Menurut Roby, banjir yang melanda dusun akibat hujan deras tak henti-henti sehingga debit air semakin naik. Bahkan Roby mengungkapkan sejak Minggu (5/9) dini hari ketinggian air mencapai 50 cm hingga 100 cm. “Saat ini warga mengungsi ke rumah kerabat yang terhindar dari banjir,” ujar Roby.
[Update Berita Seputar Kabupaten Ketapang]
Landa Pesisir
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, Kalbar akan memasuki musim hujan pada September hingga November. BNPB mengimbau kepada pemangku kebijakan dan masyarakat untuk melakukan langkah antisipatif terhadap potensi angin kencang, hujan deras dalam waktu singkat sehingga memicu terjadinya bahaya hidrometeorologi.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada dan siap siaga. Masyarakat diminta memantau prakiraan cuaca hingga tingkat kecamatan melalui BMKG atau potensi bahaya maupun risiko di aplikasi inaRISK.
Dihubungi terpisah, Camat Muara Pawan, Erdinan mengatakan desa yang masih terendam banjir merupakan desa yang berada di wilayah pesisir ataupun di pinggiran sungai Pawan.
"Empat desa itu desa Ulak Medang, Tanjungpura, Tanjung Pasar, dan Desa Mayak. Semuanya memang berada di pinggiran sungai," kata Erdinan.
Menurut Erdinan, banjir terjadi akibat luapan sungai Pawan karena curah hujan yang cukup tinggi di sebagian wilayah di Ketapang. Ia memperkirakan ada puluhan rumah yang hingga kini masih terendam. Yang mana semua warganya belum ada yang mengungsi dan lebih memilih menetap.
"Setahu saya belum ada yang mengungsi. Untuk bantuan kemarin sudah ada dari BPBD datang untuk mendata. Ada juga perusahaan BGA membantu untuk warga di Desa Ulak Medang," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ulak Medang, Isnaini, mengungkapkan hingga kini masih ada sekitar 40-50 rumah yang masih terendam banjir. Menurutnya, banjir yang terjadi di wilayahnya sudah berlangsung selama sepekan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/kondisi-banjir-di-desa-ulak-medang-kecamatan-muara-pawan4256.jpg)