Dua Ilmuwan Indonesia Berada di Balik Proses Terciptanya Vaksin Astrazeneca Merk Vaksin Asal Inggris
Vaksin AstraZeneca ditemukan oleh Universitas Oxford dan perusahaan spin-outnya, Vaccitech, memberikan perlindungan dengan efikasi hingga 92 persen.
Awal mula bergabungnya Indra bermula karena wabah Covid-19 yang mengalami eskalasi menjadi pandemi, semua aktivitas di kampus tutup kecuali untuk bidang yang terkait Covid-19.
Lab kemudian kekurangan orang, padahal penelitian tentang Covid-19 membutuhkan banyak sumber daya manusia.
Saat itulah project leader-nya membuka pintu bagi siapapun yang ingin bergabung, dan Indra Rudiansyah masuk ke tim untuk membantu uji klinis.
Di tim, mahasiswa yang mendapat beasiswa dari LPDP ini bertugas menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksinasi.
Ia memiliki pengalaman terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari ITB.
2. Carina Joe
Selain Indra, satu lagi ilmuwan asal Indonesia yang ikut menjadi salah satu pemilik hak paten Vaksin AstraZeneca, ialah Carina Joe.
Nama lengkapnya Carina Citra Dewi Joe adalah peneliti di Jenner Institute University Oxford.
Ia bertugas memungkinkan vaksin Covid-19 AstraZeneca bisa digunakan di berbagai belahan dunia.
Sejak SMA Carina tertarik dengan bidang bioteknologi khususnya tentang manipulasi genetika.
Namun, karena saat itu di Indonesia masih belum banyak yang membuka studi bidang tersebut, akhirnya Carina melanjutkan studinya ke luar negeri.
Setelah lulus S1 ia ditawari magang di sebuah perusahaan Australia.
Perusahaan itulah yang menawarinya melanjutkan studi hingga meraih gelar PhD untuk mendukung kariernya di bidang penelitian.
Carina Joe kemudian meraih gelar PhD bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia.
Pengalaman di industri bioteknologi membawanya terlibat dalam penelitian vaksin AstraZeneca untuk Covid-19 saat ini.