Apa Itu Gaslighting yang Disebut Lebih Parah dari Ghosting?

Gaslighting adalah taktik manipulatif psikologis untuk membuat seseorang atau sekelompok orang meragukan realitas dan ingatan mereka.

Editor: Nasaruddin
Kompas via Tribun Bali
Ilustrasi. 

Siklus gaslighting seperti ini melelahkan dan dapat memengaruhi kepercayaan diri kita.

Baca juga: Lowongan Kerja BUMN Terbaru Mei 2021, PT Virama Karya Rekrut Karyawan Lulusan D3 hingga S1

2. Berpegang teguh pada pendirian

Tujuan gaslighting adalah membuat orang yang menjadi "korban" meragukan persepsinya.

Sedangkan pihak yang bertindak sebagai pelaku gaslighting, tujuan dia kemungkinan adalah menghindar dari tanggung jawab dan perlahan-lahan menyebabkan kita tergantung secara emosional kepadanya.

Hal ini akan menciptakan kebingungan di dalam diri kita, sehingga kita tidak dapat memercayai diri maupun ingatan kita sendiri.

Untuk mengatasinya, cobalah berpegang teguh pada pendirian.

Artinya, kita harus percaya diri, meyakini perasaan serta apa yang kita anggap benar.

Baca juga: Seorang Suami di Pontianak Tega Pukuli Istrinya Hingga Pingsan Hanya Karena Tersinggung

3. Menuliskan pengalaman gaslighting ke dalam jurnal

Untuk memudahkan kita berpegang pada pendirian, kita bisa menuliskan pengalaman gaslighting ke dalam jurnal.

Jurnal adalah cara yang baik untuk menyimpan catatan terkait apa yang terjadi.

Ini akan membantu kita untuk lebih yakin tentang apa yang kita anggap benar.

4. Berbicara dengan tujuan

Ketahui tujuan kita saat berbincang atau berdiskusi.

Apa yang ingin kita capai, dan poin-poin apa yang akan kita jelaskan?

Pelaku gaslighting akan berbohong terang-terangan, mengganti topik pembicaraan, dan tidak memikirkan perasaan kita.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved