Kekayaan Hayati Bukit Tiong Kandang Sanggau Diharapkan Dapat Terus Terjaga

Menurut legenda, bukit Tiong Kandang berasal dari seekor burung tiong yang berada dalam kandang (sangkar) dan tersangkut di atas tunggul kayu.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Christiandy Sanjaya saat melakukan dialog bersama komunitas hutan adat Rombong Ria Gandi Ria Kundur (RRGRK) Desa Tae, Kecamatan Batang Tarang, Sanggau, Kalbar, Sabtu 1 Mei 2021 secara daring. 

Apalagi jenis trenggiling memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Satwa masih banyak dijumpai di bukit Tiong Kandang adalah monyet.

Sangat menarik, karena Desa Adat Tae pernah mendapat sertifikat sebagai Desa Adat langsung dari Presiden Jokowi.

Adalah Melki Kades yang diundang langsung ke Istana Negara di Jakarta. Desa adat juga pernah dikunjungi oleh pengunjung dari Luar negeri.

Ada empat program kegiatan yang akan dilakukan ke depan menghidupkan kebersamaan komunitas Desa Adat Tae dan bukit Tiong Kandang pada khususnya.

Empat Program yang diharapkan mendapat perhatian pemerintah dan wakil rakyat ialah membangun Rumah Betang, rumah adat Dayak Mali.

Suku Dayak Mali, adalah sebutan untuk salah satu suku dayak yang bermukim di kecamatan Balai-Batang Tarang.

Selain itu diharapkan membangun Depot Air, dimana sumber airnya berasal dari Bukit Tiong Kandang, juga membangun wisata alam.

Termasuk pembangunan jalan 15 Km dari kota kecamatan perkampungan Desa Adat Tae dan ke arah puncak bukit Tiong Kandang yang memiliki kekayaan hayati utamanya hutan durian yang diwarisi turun temurun tetap terjaga.

Tantangan saat ini, yakni satwa yang disebutkan di atas semakin langka selain untuk dikonsumsi juga untuk alasan ekonomi.

Sementara itu pemeliharaan atau perlindungan secara langsung seperti penangkaran tidak dimiliki.

Oleh sebab itu untuk keberlangsungan kekayaan hayati, Christiandy menyarankan agar modal kekayaan hayati berbagai hewan dan tanaman utamanya tanaman durian yang sangat terkenal di Kalbar bahkan manca Negara tetap dipertahankan dan berkelanjutan.

Selain itu, agar even-even budaya bisa terus digalakkan ke depan. Artinya eco tourism dipadukan dengan even budaya bisa jadi salah satu pilihan bagi masyarakat.

Dukungan pemerintah terhadap komunitas pertama dengan penetapan Desa Tae sebagai Desa Adat.

Pemda pernah membantu beberapa tanaman bibit Mangga untuk pekarangan rumah.

Baca juga: Sistem Wick Anti Gagal, Pdt Jandoko Diapresiasi Christiandy Sanjaya

Sementara Pemerintah pusat juga mendukung Desa Tae sehingga mendapatkan penghargaan dan pemberian sertifikat sebagai Hutan Adat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved