Mitos dan Fakta Bahaya Pijit Bagi Perempuan, Termasuk Kerokan Dilarang, Kenapa?

Ahli mengungkapkan bila wanita yang dipijat di bagian ini, justru berpotensi mengalami akibat buruk buat kesehatan

Ilustrasi
Menimbang Manfaat dan Mudharat Kerokan, Mana yang Lebih Banyak? 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Badan pegal-pegal atau merasa tidak enak badan, biasanya masyarakat Indonesia akan lebih memilih untuk dipijat.

Tapi buat wanita harus waspada, karena ada bagian tubuh yang sebaiknya jangan pernah dipijat karena efeknya mengerikan.

Ahli mengungkapkan bila wanita yang dipijat di bagian ini, justru berpotensi mengalami akibat buruk buat kesehatan.

Baca juga: Cara Menjaga Amarah Untuk Wanita yang Menstruasi Hingga Ibu Hamil

Baca juga: Kaum Ibu Berperan Penting untuk Memberi Edukasi Protokol Kesehatan kepada Keluarga

Wanita Jangan Pijat Bagian Tubuh Ini

Tak cuma membantu meringankan gejala sakit ringan seperti pusing, pegal, dan lainnya, masyarakat juga percaya bahwa pijat bisa mengatasi masalah lain seperti memperbaiki kesuburan.

Memang ada mitos yang beredar di masyarakat bahwa masalah peranakan, menggugurkan kandungan, kesuburan, dan posisi bayi sungsang, bisa diatasi dengan pijat atau urut perut.

Benarkah pijat ini benar-benar membantu?

Dr Ardiansjah Dara, SpOG, dari MRCCC Siloam Semanggi Hospital mengungkapkan bahwa anggapan ini hanyalah mitos belaka.

"Sebaliknya, pijat perut ini justru akan sangat berbahaya untuk perempuan, terutama untuk ibu hamil. Seluruh bagian tubuh lain boleh dipijat, asalkan bukan perut," ungkapnya kepada Kompas Female.

Ditambahkan dr Dara, perut merupakan bagian yang sangat sensitif bagi perempuan, karena organ-organ vital seperti usus, lambung, hati, dan lain-lainnya semua terletak di bagian ini.

Yang lebih berbahaya adalah jika ada kista di perut.

Pijatan di bagian sensitif ini bisa menyebabkan kista pecah dan cairannya menyebar ke semua bagian tubuh.

Akibatnya, semua organ dalam ini akan "lengket" satu sama lain.

Hal itulah yang akan memengaruhi kesuburan dan metabolisme tubuh.

Ibu hamil dengan posisi bayi sungsang umumnya juga disarankan untuk melakukan pijat perut untuk memutar posisi bayi.

Padahal memijat perut saat hamil justru akan membuat ibu berisiko besar mengalami pendarahan.

Sedangkan si bayi berisiko mengalami masalah lain seperti terlilit tali pusar, pecah ketuban, dan lain-lainnya.

"Pijat hanya berfungsi untuk menghilangkan pegal. Namun, khusus bagian perut tidak boleh dipijat dengan alasan apa pun oleh semua perempuan, baik yang sedang hamil atau yang tidak," tutupnya.

Baca juga: TIPS Merawat Tanaman Hias Agar Tidak Dirusak Oleh Kucing

Baca juga: Manfaat Jeruk Nipis untuk Sakit Maag , Kanker , Gangguan Saluran Pernapasan dan Penyakit Lainnya

Bahaya Kerokan

Bagi sebagian orang, kerokan bisa jadi cara instan untuk menyembuhkan masuk angin.

Nah, sebenarnya tak ada manfaat yang ditimbulkan melalui kerokan.

Saat menjawab pertanyaan seorang warganet, Dokter Rony Wijaya menyebut rasa nyaman setelah kerokan itu karena pelepasan mediator radang di daerah kulit yang dikerok.

Selain itu, rasa nyaman itu pun karena efek dari balsam yang digunakan.

Melalui kerokan justru memiliki risiko besar terjadinya infeksi.

Hal itu disebabkan kerokan bisa menimbulkan pendarahan pada kulit.

Menurut Dokter Pratiwi Rapih Astuti Natsir yang juga menjawab pertanyaan warganet di laman Alodokter menyebut, ada beberapa hal yang perlu dikhawatirkan akibat kerokan.

Pertama, bisa terjadi luka yang bisa membekas pada kulit tubuh.

Luka tersebut bahkan disebut bisa permanen.

Kemudian, bisa pula terjadi alergi karena logam atau alat yang digunakan untuk kerokan.

Misalnya, terjadi bruntusan atau bintin-bintik.

Jika tak sembuh, gejala tersebut bisa menjadi infeksi pada kulit.

Selain itu, bisa juga terjadi iritasi pada kulit.

Iritasi ini terjadi karena gesekan pada sel tanduk kulit.

Nah, jika keseringan kerokan makan kulit akan semakin terkikis.

Padahal, kulit itu memiliki fungsi untuk mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh.

Terakhir, kerokan bisa merusak pembuluh darah yang berada di lapisan paling atas.

Hal ini disebabkan tekanan yang keras terhadap kapiler darah.

Kondisi tersebut bisa membuat kulit memerah.

Selain itu, bisa juga terjadi pendarahan kecil.

Dokter Pratiwi menyebut, bahkan bisa pula membuat warnanya bukan merah, tapi ungu atau juga biru.

Warna ini timbul karena kapiler darah yang pecah itu ukurannya lebih besar.

Nah, dampak negatif tersebut perlu Anda pertimbangkan lagi jika akan melakukan kerokan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved