Si Jago Merah Lalap Ruko Depan Terminal Mempawah, Apin Nyatakan Tak Punya Asuransi Kebakaran
Diketahui bangunan ruko dua pintu milik Apin ditempati sejak tahun 1982. Ketika itu, ia masih membuka usaha dengan gerobak di depan terminal.
Penulis: Ramadhan | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Chin Njie Pin, pemilik Warung Kopi Sumber Masa, terlihat tegar meski tempat usahanya di Jalan Gusti M Taufik, depan Terminal Mempawah, ludes terbakar, tadi malam, Sabtu 20 Maret 2021 malam.
Diketahui warung Kopi milik Apin sapaan akrabnya ikut ludes terbakar oleh si jago merah.
Saat ditemui awak media Minggu siang, Apin bersama sejumlah anggota keluarga tampak sedang merapikan sisa-sisa kebakaran dan mencari barang berharga yang mungkin saja masih tersisa.
“Habis semua pak, Saya cuma bisa menyelamatkan surat-surat penting, motor dan mobil. Sementara barang-barang isi rumah, tak ada lagi tersisa. Yang penting, saya dan keluarga bisa selamat,” katanya berusaha tegar kepada awak media sambil menghela nafas, Minggu 21 Maret 2021.
Diketahui bangunan ruko dua pintu milik Apin ditempati sejak tahun 1982. Ketika itu, ia masih membuka usaha dengan gerobak di depan terminal.
Baca juga: 5 Pemuda di Mempawah Diringkus Polisi Karena Menjarah Ruko yang Terbakar
“Ketika ada yang bangun ruko ini tahun 1982, saya langsung membelinya. Satu pintu harganya Rp 5 juta, jadi dua pintu saya bayar Rp 10 juta ketika itu. Jadi saya sudah tempati ruko ini selama 39 tahun,” ujarnya.
Letaknya yang strategis di depan terminal, membuat usaha warung kopi Apin terus berkembang. Ia mulai sedikit demi sedikit merenovasi bangunan ruko miliknya.
Hanya sayangnya, bangunan ruko ini tak diasuransikan, karena Apin mengaku biaya premi asuransi kebakaran terlalu tinggi.
“Sejak tahun 1990, ruko saya tak lagi diasuransikan. Saat di Sungai Pinyuh sering terjadi kebakaran, maka premi asuransi sangat tinggi. Jadi saya putuskan tidak mengasuransikan ruko ini,” ungkapnya.
Saat insiden kebakaran tadi malam, Apin mengaku sedang berada di ruang belakang lantai satu. Ia menonton TV sambil membuka-buka Facebook.
Baca juga: Orang Sibuk Padamkan Api, 5 Warga Mempawah Ini Diduga Curi Barang Korban Kebakaran
“Tiba-tiba adik saya Ami yang sedang menjaga warung kopi, berteriak ketakutan. Lalu dia dan sejumlah warga minta saya keluar sambil menunjuk ke atas. Saya pun mengecek ke atas, ternyata api sudah sangat besar. Tak terkendali,” jelasnya.
Dikatakannya juga, yang ada dipikirannya saat itu hanya menyelamatkan diri, serta masih sempat berlari ke lemari, mengambil surat-surat penting miliknya.
“Lalu saya lihat, keluarga saya sudah di luar, motor dan mobil juga sudah dipindahkan, baru saya meninggalkan rumah.
Baca juga: Kebakaran Ruko di Dekat Terminal Mempawah, Saksi Sebut Api Berasal dari Lantai 2 RM Roda Minang
Kalau boleh jujur memang sangat sedih karena ini menjadi tempat usaha puluhan tahun saya, tapi yang namanya musibah, kita harus terima,” katanya berusaha tegar.
Ditanya soal taksiran kerugian, Apin mengungkapkan, sekitar Rp 500 juta, karena barang-barang, uang dan perhiasan tak sempat terselamatkan.
“Kerugian sekitar Rp 500 juta, belum termasuk nilai bangunan, dengan ini saya pun akan mulai dari nol lagi, membangun kembali ruko ini,” pungkasnya. (*)