Tegas Dalam Tangani Gubernur Sutarmidji Minta Maaf pada Wali kota dan Bupati Se-Kalbar
Seperti sebelumnya, Sutarmidji pernah melarang orang mengunjungi suatu daerah, bukan berarti bertindak diskriminasi atau tidak adil, tetapi faktanya s
Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji mohon maaf kepada walikota dan bupati karena harus tetap tegas dalam menangani pandemi Covid-19 dan akan terap menyampai apapun informasi secara terbuka dengan apa adanya.
Seperti sebelumnya, Sutarmidji pernah melaranf orang mengunjungi suatu daerah, bukan berarti bertindak diskriminasi atau tidak adil, tetapi faktanya seperti itulah SOP yang harus dijalankan.
“Saya harus beritahu bahwa suatu daerah itu berbahaya. bukan berarti kita tak suka, karena hampir semua daerah pernah saya sebut, seperti Sekadau pernah saya sebut, Kayong Utara, Ketapang, Bengkayang, Singkawang,Sambas. Semuanya sesuai fakta dan data bukan karena suka tak suka,” tegasnya.
Baca juga: Gubernur Sutarmidji Tuding Pemerintah Malaysia Bekerja Tidak Benar
Ia hanya ingin menyampaikan apa yang harus disampaikan. Artinya kalau sekarang dikatakannya ada larangan untuk pergi ke Mempawah, Landak, Pontianak karena benar setelahnya berubah menjadi zona oranye,” jelasnya.
Dikatakannya seperti saat ini Kota Pontianak, Landak, dan Mempawah berada di zona oranye.
Ia mengatakan pada awa pandemi covid-19 Bupati landak sudah melakukan hal yang benar dan sangat ketat ketika orang masuk Landak saja harus disortir.
Dikatakannya penanganan Covid-19 ini harus tegas, jika pahit sampaikan pahit. Sepertti sekarang, masuk kalbar harus PCR. karena satu-satunya alat yang bisa mendeteksi virus covid-19 ini adalah PCR.
“Kalau antigen melihat pengalaman, hanya bisa mendeteksi yang CT 28 sampai 5. tapi yang 29-40, antigen kadang tidak bisa mendeteksi, sehingga orang yang positif saja bisa negatif. Apalagi kalau hanya dengan rapid test, hanya reaktif non reaktif,” ujarnya, Selasa 16 Maret 2021.
Ia mengatakan ketika kemarin pernah ribut masalah surat keterangan palsu, Sutarmidji juga merupakan orang pertama meributkan terkait hal tersebut.
Dikatakannya pernah ditemukan saat pengambilan sampel di bandara, mereka pakai surat keterangan bebas covid-19, tapi hasil swab pcr acak ditemukan penumpang dengan CT 15-16, dan kandungan virus ditubuhnya antara 600-650 ribu.
Ia mengatakan dengan adanya Genose untuk deteksi virus corona dalam tubuh seseorang, dirinya akan tetap menerapkan pemeriksaan swab PCR. Dikatakannya tidak ada jaminan, bahkan di Belanda sendiri Genose sudah dihentikan, tapi penggunaan untuk anak sekolah boleh. (*)