Singkawang Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka, Ahyadi: Setop Tatap Muka Jika Zona Oranye
Pihaknya juga sudah melakukan pemantauan di lapangan dan melihat seluruh persyaratan sekolah untuk melaksanakan PTM sudah terpenuhi
“Jadi saya harap bagi pemerintah kabupaten kota yang sudah melaksanakan PTM agar tidak semua sekolah dibuka sekaligus,” tegasnya.
Ia mengatakan seharusnya dilakukan uji coba dulu kepada beberapa sekolah dan dipantau dalam satu sampai dua minggu lakukan evaluasi dengan pemeriksaan Swab PCR untuk melihat apakah ada keterjangkitan di sekolah tersebut.
“Bila perlu sebelum melakukan PTM daerah harus lakukan swab PCR dan yang positif tidak diperbolehkan masuk dan harus langsung diisolasi ditempat yang telah disediakan pemerintah,” jelasnya.
Ia mengatakan kalau daerah tersebut tetap ingin melakukan PTM SD/SMP. Maka wajib melakukan evaluasi swab PCR. “Jadi evaluasinya harus pakai PCR jangan menggunakan antigen karena antigen tidak bisa memantau secara pasti karena CT 28 pemeriksaan antigen baru bisa dinyatakan positif,” jelasnya.
Prinsipnya kalau daerah ingin membuka sekolah harus penuh kehati-hatian dan melihat situasi covid-19 di kabupaten kota masing-masing.
“Bila perlu kalau mau melaksanakannya lakukan uji coba dibeberapa sekolah dan kalau bisa harus melakukan swab PCR sebelum masuk,” tegasnya.
Ia menegaskan apabila ditemukan kasus konfirmasi dan dari persentase semakin bertambah maka sekolah harus distop. Kemudian kalau bisa dibentuk kader untuk pemantauan penerapan prokes dalam melaksanakan proses belajar.
Awasi Prokes
Wakil Ketua DPRD Kota Singkawang, Sumberanto, menyambut baik pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Singkawang yang sudah berjalan sejak Senin 8 Maret 2021 kemarin.
Kendati demikian, selaku pimpinan DPRD, Sumberanto menerangkan pihaknya juga akan terus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan PTM ini termasuk kebijakannya.
"Pihak Disdik diminta melakukan pengawasan yang ketat terhadap sekolah-sekolah, dengan Protokol Kesehatan sebagaimana yang sudah menjadi ketentuan yang ada," kata Sumberanto.
Pengawasan terhadap sekolah-sekolah ini, menurutnya sangat penting, untuk mencegah PTM menimbulkan masalah yang akhirnya terjadi distrust dengan pihak sekolah maupun pemerintah.
"Moment ini tidak boleh diabaikan, apalagi kurang mendapat perhatian. Sekolah-sekolah harus menyediakan semua sarana prasarana yang mendukung pemberlakuan PTM, sehingga PTM ini sukses," katannya.
Lebih jauh, dirinya juga meminta Pemerintah untuk segera menjadwalkan waktu vaksinasi khusus untuk tenaga pendidik. Pasalnya, dengan jumlah tenaga pendidik yang sangat banyak, tentu membutuhkan waktu yang banyak pula.
"Sedangkan untuk siswa, yang terpenting kondisi mereka dalam kondisi terbaik, kalau memang ada keluhan silahkan disampaikan kepihak sekolah, dan sekolah menyampaikan ke dinas kesehatan kalau ada indikasi-indikasi yang mengarah gejala Covid-19," terangnya.
Selain itu, dalam kesuksesan PTM ini, dia berpendapat, orang tua juga memiliki peran penting untuk mengedukasi anak-anak mereka yang belajar di sekolah untuk patuh menerapkan protokol kesehatan.