Singkawang Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka, Ahyadi: Setop Tatap Muka Jika Zona Oranye

Pihaknya juga sudah melakukan pemantauan di lapangan dan melihat seluruh persyaratan sekolah untuk melaksanakan PTM sudah terpenuhi

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/RIZKI KURNIA
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Singkawang, Ahyadi. 

Dia menerangkan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk pelaksanaan swab tersebut, di mana secara teknis pelaksanaan swab akan diatur oleh Dinas Kesehatan Kota Singkawang.

Baca juga: Singkawang Masih di Zona Oranye, Diskes Singkawang Paparkan Penanganan COVID Sejak Maret 2020

Selain itu, dia mengatakan sejak 28 Februari 2021 lalu, Kota Singkawang sudah berada di Zona Kuning wilayah Covid-19, sehingga memenuhi syarat untuk dapat menggelar pembelajaran tatap muka. "Saat ini Singkawang berada di zona kuning, sehingga kita diperkenankan untuk melakukan pembelajaran tatap muka," terangnya.

Belum Layak
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson mengatakan bahwa Kalbar belum layak dinyatakan zona aman untuk melaksanakan PTM.

Maka dari itu ia meminta untuk semua daerah yang ingin melaksanakan pembelajaran tatap muka SD/SMP harus melakukan evaluasi dan juga melihat kondisi penyebaran covid-19 di daerah masing-masing.

Sebelumnya, Kota Pontianak sudah terlebih dahulu membuka PTM SD/SMP. Selanjutnya Pemkot Singkawang yang siap membuka pembelajaran tatap muka siswa SD/SMP.

Menanggapi rencana tersebut, Harisson harap Pemkot Singkawang berhati hati dalam memutuskan PTM di sekolah.

“Singkawang sudah memiliki laboratorium PCR sendiri, kemarin mereka mengirimkan laporan bahwa di antara 38 sampel yang diperiksa ada 5 sampel yang positif atau sekitar 13,15 persen,” jelasnya.

Harisson mengatakan bahwa penambahan kasus konfirmasi Covid-19 diakhir-akhir ini telah ditemukan kasus konfirmasi dengan viral load tinggi.

Sebagai gambaran, ada satu keluarga di Kota Pontianak semua sedang tertular Covid-19, di mana anaknya yang berumur 5 tahun dengan kandungan CT-nya 14,99 dengan viral load (VL) 12 juta. Lalu abangnya berumur 7 tahun CT nya 26,70 dengan viral load 45 ribu.

“Anaknya ini tanpa gejala, tetapi dia tentu akan menularkan ke orang lain disekitarnya bila tidak diisolasi,” ujarnya.

Dari kasus tersebut dikatakannya bisa saja nanti di antara anak murid atau guru ada yang sedang tertular Covid -19 dengan viral load yang tinggi yang dapat dengan cepat menularkan virusnya.

“Anak ini sebelumnya tidak kita ketahui status Covid-19, karena tidak kita lakukan pemeriksaan sebelumnya, dan dia tanpa gejala. Ini sangat berbahaya untuk murid dan guru di sekolah yang melaksanakan PTM,” tegasnya.

Hal ini menjadi salah satu contoh dan bisa menjadi bahan pertimbangan daerah yang ingin membuka sekolah untuk pelaksanaan belajar tatap muka.

“Kasus konfirmasi aktif per hari ini masih 560 orang yang tersebar di Kalbar, sebenarnya Kalbar belum layak dinyatakan zona aman untuk anak sekolah,” ujarnya kepada Tribun.

Ia menegaskan, perlu kehati-hatan pemerintah kabupaten/kota untuk mengambil keputusan memperbolehkan SD/SMP melaksanakan PTM, karena tetap yang harus diutamakan adalah keselamatan dan kesehatan peserta didik.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved