17 Guru dan 7 Pelajar SMA Positif Covid-19, Disdikbud Setop Tatap Muka di 3 Daerah
Di SMAN 3 Pontianak ditemukan satu guru positif Covid-19, di SMA Mujahidin Pontianak terdapat empat orang guru dan satu orang murid positif
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) SMA dan SMK di tiga daerah di Kalbar dihentikan.
Ketiga daerah itu di antaranya Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, dan Kabupaten Kubu Raya. PTM di ketiga daerah itu baru saja dimulai empat hari yakni Senin hingga Kamis pekan lalu. Sedangkan untuk daerah lain yang zona kuning, PTM tetap diperbolehkan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi (Disdikbud) Kalbar, Sugeng Hariadi mengatakan, untuk ketiga daerah tersebut pembelajaran untuk SMA dan SMK kembali digelar secara Daring.
Ia mengatakan, penutupan SMA/SMK di tiga kabupaten/kota tersebut sesuai arahan Gubernur Kalbar selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalbar.
Baca juga: Belajar Tatap Muka SMA/SMK di Kota Pontianak, Kubu Raya dan Mempawah Dihentikan
Adapun alasan ditutupnya SMA/SMK di Mempawah dan Kubu Raya karena melihat kondisi sebaran kasus di daerah tersebut masih relatif tinggi.
Sementara di Pontianak karena ditemukan kasus positif terhadap beberapa guru dan siswa.
“Penutupan SMA/SMK di tiga daerah tersebut dilakukan secara menyeluruh tidak hanya di pusat kota saja. Kita juga sudah berkirim surat ke sekolah yang ada di tiga daerah tersebut,” ujar Sugeng kepada Tribun, Minggu 28 Februari 2021.
Ia mengatakan, telah ditemukan kasus positif terhadap guru dan siswa di beberapa SMA yang ada di Kota Pontianak yang saat ini telah diambil langkah cepat untuk isolasi para siswa dan guru di Upelkes.
“Jadi Kota Pontianak hasilnya sudah keluar ditemukan kasus pada guru dan siswa. Sedangkan Mempawah dan Kubu Raya cenderung ada kenaikan kasus,” ujar Sugeng Hariadi.
Dikatakannya, Gubernur Kalbar sudah memerintahkan untuk ditutup proses pembelajaran tatap muka di tiga daerah tersebut dan kembali untuk melaksanakan pembelajaran secara Daring.
“Jadi Kota Pontianak, Mempawah dan Kubu Raya kembali daring. Sedangkan untuk sekolah lainnya yang berada di zona kuning selain tiga daerah tersebut masih melaksanakan belajar tatap muka,” jelasnya.
Baca juga: Disdikbud Lanjutkan Pembelajaran Tatap Muka, Syahdan: Kita akan Perluas Lagi
Ia mengatakan bahwa bagi SMA/SMK yang masih melaksanakan belajar tatap muka harus tetap melaskanaan prokes dan memantau perkembangan kesehatan siswa dan tenaga pendidik dan berkordinasi dengan puskesmas terdekat.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson juga menjelaskan, ditutupnya SMA/SMK di Mempawah dan Kubu Raya karena ada kecenderungan peningkatkan kasus.
Sedangkan di Kota Pontianak karena ditemukan kasus positif di beberapa SMA. Maka langkah yang diambil adalah pembelajaran tatap muka dihentikan sementara waktu.
Lebih lanjut Harisson menjelaskan, ada lima sekolah di Pontianak yang ditemukan kasus positif Covid-19, baik pada siswa maupun gurunya.
Di SMAN 3 Pontianak ditemukan satu guru positif Covid-19, di SMA Mujahidin Pontianak terdapat empat orang guru dan satu orang murid positif.
Kemudian di SMAN 5 Pontianak terdapat tiga orang guru dan satu orang murid positif Covid-19, di SMAN 4 Pontianak terdapat tiga orang guru positif, di SMA Muhammadiyah 1 terdapat enam orang guru dan lima orang siswa.
Totalnya ada 24 orang positif Covid-19, dengan rincian 17 guru dan 7 siswa. “Jadi total dari 5 SMA di Kota Pontianak ada 17 orang guru dan 7 siswa positif Covid-19 berdasarkan hasil swab PCR yang sudah keluar,” ujarnya.
Harisson mengatakan, terdapat satu siswa SMAN 5 Pontianak dengan CT 15,8 dengan viral load 79 juta yang saat ini sedang menjalani isolasi di Upelkes Kalbar.
“Karena ditemukan kasus positif Covid-19 di beberapa sekolah untuk sementara waktu kegiatan belajar tatap muka di sekolah tersebut diberhentikan sementara,” ungkap Harisson.
Ia menjelaskan, saat ini ada delapan orang guru yang sedang menjalani proses isolasi di Upelkes bersama satu orang murid.
Tujuan dilakukan isolasi supaya tidak menularkan virus kepada keluarga dan kepada orang lain.
Selain itu dalam rangka mempercepat proses pemulihan juga untuk mempermudah petugas kesehatan dalam memonitor kondisi kesehatan mereka.
“Kita harapkan pelaksanaan isolasi di Upelkes dapat mempercepat proses pemulihan kesehatan para guru dan murid.
Di sana mereka akan dapat pengobatan dan asupan makanan yang bergizi dan melakukan kegiatan olahraga.
Dikatakannya, walaupun semua kasus konfirmasi Covid-19 adalah OTG, tapi tetap hatus diwaspadai status kesehatan mereka.
Apalagi ditemukan satu orang siswa yang viral loadnya mencapai jutaan. Diskes bersama Puskesmas tempat guru atau murid berdomisili akan melaksanakan proses tracing masing-masing kasus ini.
Saat ini disampaikannya bahwa Diskes Provinsi masih menunggu hasil swab PCR dari beberapa sekolah yang belum keluar.
“Satgas penanganan Covid-19 Provinsi akan terus melaksanakn pemeriksaan dan pemantauan kesehatan guru dan murid yang melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka melalui swab PCR secara rutin dan berkala,” pungkasnya.