Wawancara Ekslusif
Implementasikan Seven Brand Image Sanggau, Ontot: Sanggau Pintar Bukan hanya Pemerintah
Seven Brand Image Sanggau ini, menjadi dasar PH-YO dalam membangun Kabupaten Sanggau. Ada tujuh poin pokok pembanguan yang tengah dilakukan keduanya.
Penulis: Jovanka Mayank Candri | Editor: Jovanka Mayank Candri
Tribun: Sanggau Terang. Apa maksud dari Sanggau Terang?
Ontot: Sanggau Terang ini bagaimana kita menjawab kebutuhan listrik masyarakat. Kalau hanya pakai pelita, belum dianggap terang. Belum merdeka. Kalau ada listrik, baru negara ini disebut merdeka. Itu persoalannya.
Kalau di Sanggau, perkembangan terkait kelistrikan sudah luar biasa. Dari 163 desa plus enam kelurahan yang ada, tinggal 26 desa yang belum. Dari 26 desa yang ibu kotanya belum ini, ada sebagian dusun yang sudah kita aliri listrik. Dusun-dusunnya sudah masuk listrik. Itu data Juli 2020 lalu. Tahun 2021 ini progresnya ada terus.
Kita juga berterimakah kepada presiden karena beliau menyampaikan pernyataan bahwa sampai 2023 nanti, Indonesia akan terang. Tentu, situasional juga. Di Sanggau ini ada juga daerah yang sulit memasukkan material. Mungkin ada langkah-langkah lain seperti tenaga surya, tenaga air dan tenaga angin.
Contohnya di perbatasan, ada beberapa dusun yang harus naik ke gunung. Tapi tenaga surya dan angin yang berpotensi di sana. Kemudian kita bantu dengan tenaga mikrohidro.
Tribun: Yang menarik ada juga poin Manjur atau maju infrastruktur. Bagaimana kondisi infrastruktur Kabupaten Sanggau?
Ontot: Kemaren saya memanggil kepala dinas bina marga. Berapa persentasi dari 1.044 kilometer jalan kabupaten. Saat ini 40 persen dalam kondisi matap. Itu sekitar 400 kilometer. Yang diluar itu kondisi baik, sedang dan buruk.
Kita berjalan trus. Ini di luar jalan non status. Jalan non status ini juga terus menerus kita bangun. Tantangan di bidang infrastruktur ini luar biasa. Anggaran kita sekitar Rp 1,6 triliun, ketika kita bagi di berbagai sisi belaja pegawai, pendidikan dan kesehatan ya jadi sedikit. Porsi infrastruktur sekitar Rp 200 miliar. Jumlah ini kecil.
Tribun: Poin terakhir yakni Budiman. Berbudaya dan beriman. Konkretnya seperti apa?
Ontot: Kita memahami betul manusia ini kalau sudah lupa budayanya, dan lemah imannya sulit kita urus. Budaya dan iman harus kita perkuat. Divisi misi kita, itu menjadi sebuah program yang mesti kita dorong. Bagaiamana membangung keimanan dan kebudayaan.
Konkretnya di budaya, kita membangun infrastruktur seperti rumah adat Melayu, Dayak, Cina dan Jawa. Kita juga mengembangkan seni dan budayanya.
Terkait iman, kita membangun infrastruktur keimanan agar orang beribadah dengan baik maka kita dorong melalu dana-dana hibah. Ini sudah berjalan. (*)