Hampir Setiap Hari Datangi Makam, Ibunda Rio Fanderi Masih Diliputi Kesedihan

Sri mengatakan mengatakan pihak kepolisian sempat menjelaskan bahwa kematian putranya diduga akibat kecelakaan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/CHRIS HAMONANGAN PERY PARDEDE
WAWANCARA - Ibunda almarhum, Sri Azizah saat diwawancara di Polresta Pontianak, Jalan Gusti Johan Idrus, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Meninggalnya mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Rio Fanderi (24), masih menyisakan duka mendalam bagi keluarganya.

Pihak keluarga terpukul serta merasa ada kejanggalan yang ditinggalkan dalam kasus kematian anaknya.

Ibunda almarhum, Sri Azizah (46), mengaku hampir setiap hari berziarah ke makam anaknya tersebut. 

Ia merasa terpukul sekaligus bingung lantaran kasus kematian Rio hingga kini belum menunjukkan perkembangan berarti.

"Kalau dibilang saya tidak sedih, jujur saya sedih. Apalagi ini sudah hampir dua bulan dan kenyataannya kasus anak saya masih berjalan di tempat," ujar Sri dengan suara tangis saat dikonfirmasi pada Rabu, 10 September 2025.

Sri mengatakan mengatakan pihak kepolisian sempat menjelaskan bahwa kematian putranya diduga akibat kecelakaan. 

Namun, ia mengaku sulit menerima penjelasan tersebut karena menilai banyak kejanggalan yang justru menguatkan dugaan adanya tindak kekerasan. 

"Walaupun hasil autopsi belum keluar, tetapi hati saya merasa kalau ini bukan kecelakaan, tapi hasil tindak kekerasan. Saya ingin ini bisa terungkap," ungkapnya. 

Sri mengucapkan kesedihan itu semakin bertambah karena orang tuanya yang juga nenek dari Rio sering sakit-sakitan mengenang cucunya. 

Sementara itu, ia mengaku bersyukur karena pihak kepolisian bersedia menindaklanjuti laporan terkait kematian putranya. 

Ia juga menyebut pihak kampus IAIN Pontianak sempat menawarkan bantuan, namun hingga kini belum ada kejelasan yang diterima keluarga.

Lebih lanjut, Sri mempertanyakan lambatnya informasi yang ia terima terkait kondisi anaknya sebelum meninggal. 

Ia mengaku baru mengetahui kabar sakitnya Rio sehari setelah kejadian dari anaknya yang lain.

"Padahal kejadiannya jumat malam terus baru kami terima infonya sabtu malam, mengapa satu hari anak saya dalam keadaan sakit saya tidak menerima informasinya," jelas Sri. 

Ia berharap kasus kematian putranya segera menemukan titik terang serta jika benar terdapat unsur penganiayaan, maka pelakunya bisa segera ditangkap. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved