Wawancara Eksklusif

Komitmen Memajukan Bumi Sebalo, Ini Program 100 Hari Kerja Darwis-Rizal untuk Kabupaten Bengkayang

Langkah awal pertama tentu kita menyikapi tentang tata kelola pemerintahan. Birokrasi dulu.

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/RIDHO PANJI PRADANA
Bupati-Wakil Bupati Bengkayang terpilih, Sebastianus Darwis-Syamsul Rizal saat menghadiri Triponcast dengan tema 100 hari kerja Darwis-Rizal untuk Bengkayang Mantap yang dipandu Pemred Tribun Pontianak, Safruddin, Senin 15 Februari 2021. 

Tribun: Terkait PLTMH, apakah baru ancang-ancang atau sudah berjalan?
Darwis: Sudah, di daerah perbatasan Kecamatan Siding di tiga desa, Sungkung 1, 2, 3 sudah berjalan sekitar 4-5 tahun yang lalu.

Masyarakat di sana sejahtera dengan listrik, air, namun belum sejahtera dengan infrastruktur. Tentu ini menjadi PR kami berdua (bersama Wakil Bupati, red). Selama ini masyarakat menjual barang ke Entikong, padahal potensi untuk pertanian dan perkebunan cukup besar.

Tribun: Apakah masyarakat di sana maju? Kenapa kemudian masyarakat menjual hasil bumi atau perkebunan dan pertanian ke Entikong?

Darwis: Penduduknya banyak, dan itu potensi. Masyarakat di sana sudah maju, hanya tinggal diinfrastruktur saja, ekonominya sudah baik, potensi untuk pertanian, perkebunan sangat baik. Jadi orang Pontianak tidak perlu ke bogor, cukup ke Sungkung Bengkayang, sudah merasakan hawa dingin, airnya juga potensinya luar biasa.

Tribun: Bagaimana nanti pembagian peran antara Bupati dan Wakil Bupati?

Darwis: Kita sesuaikanlah, wakil bupatikan pengawasan, kita tetap sama-sama sampai selesai. Tentunya ada pembagian OPD mana, OPD mana, kan beliau di bidang pendidikan.

Bengkayang harus kita benahi, jadi ini tentunya ke depan kita kerjasama bagaimana Bengkayang, mandiri, maju, adil, mandiri, dan berdaya saing.

Tribun: Bagaimana dengan IPM Bengkayang?
Darwis: IPM kitakan sekarang masih nomor 4, karena kita nomor 1-nya di usia harapan hidup. Tentu kita mengejar di tingkat pendidikan, usia sekolah banyak putus di SMP, SMA jadi tentu itu kita kejar.

Tapi yang penting adalah infrastruktur. Setelah itu baru IPM kita kejar, pendidiknya, dan juga kesehatan kita tingkatkan kualitasnya.

Kesehatan juga kita kejar agar tidak ada lagi stunting di Bengkayang, peningkatan semuanya, puskemas, pustu jangan tidak ada orangnya, masyarakat diedukasi untuk hidup sehat.

Tribun: Bagaimana ada petugas Puskesmas atau Pustu minta pindah?
Darwis: Kita akan buatkan semacam kontrak, kita kontrol, kita minta masyarakat yang kontrol, kan ada aturan semuanya.

Selama ini kami kampanye memang banyak aduan pustu itu kosong, alat obatnya tidak ada, alat kesehatannya juga kosong, rumputnya tinggi, berarti tidak ada kontrol dan pengawasan dari UPT OPD terkait dan ini pekerjaan rumah kami.

Rizal: Berkaitan dengan IPM, memang variabel pendidikan perlu kita tekankan, yaitu banyaknya sekolah yang infrastrukturnya tidak layak, banyak sekolah kecil yang gurunya sedikit, ada yang ditugaskan tidak mau bertugas, inilah yang menjadi dilema di Bengkayang, karena jauh SD dari pemukiman sampai beberapa KM, untuk itulah harus kita carikan jalan keluarnya, belum lagi tenaga kerja dan guru.

Mungkin jika infrastruktur baik, maka proses belajar juga akan baik, begitu juga dengan infrastruktur untuk peningkatan ekonomi kemasyarakatan, rakyat akan baik apabila infrastrukturnya baik.

Bersyukur juga masih kami dengar dalam satu hari di Sanggau Ledo dan Kecamatan 17, 11 pickup dan 3 truk yang masuk ke Flamboyan (Pontianak, red). Sebenarnya bisa ditingkatkan lagi, kirim ke Sintang dan sebagainya apabila infrastruktur jalan baik.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved