Ajukan Gugatan ke Boeing, 14 Ahli Waris Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Pakai Pengacara Amerika
Pertama untuk memberikan efek jera bagi Boeing agar kejadian serupa tidak terulang dan menelan banyak korban.
Namun diakuinya, sudah ada tujuh pengacara yang menemuinya untuk membicarakan gugatan terhadap Boeing.
Kepada tujuh pengacara itu, Rafik belum memberikan jawaban. “Saya masih melihat kondisi yang ada. Kalau memang dilakukan oleh pihak keluarga korban yang lainnya, berarti ada hal yang dianggap kurang terbuka antara pihak terkait dengan keluarga korban. Kalau saya sendiri memandangnya dengan positif saja,” ujarnya.
Ia tidak ingin gugatan itu justru akan membebani dirinya. “Kita masih liat sikon, kalau pribadi saya terkait tuntutan tersebut, kalau memang membebani saya, untuk apa. Kita lihat kondisi saja dulu. Saya sendiri belum mengiyakan pengacara yang mendatangi saya,” jelasnya.
Rafik mengatakan, sampai saat ini dirinya masih menunggu kabar dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) terkait identifikasi istrinya.
Selain Panca Widia Nursanti, masih ada dua warga Kalbar lainnya yang juga belum terindentifikasi.
“Informasinya sekitar tanggal 7 atau 8 Februari 2021 Tim DVI sudah tidak melakukan identifikasi lagi. Saya selaku pihak keluarga korban tidak mempermasalahkan hal tersebut. Jika memang tidak ditemukan, saya sudah ikhlas bahwa memang makam istri saya ada di laut,” ujarnya.
• Satu Kata dari Pilot Afwan di Detik-detik Terakhir Sebelum Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh ke Laut
Ia mengatakan, hal yang perlu dilakukan atas terjadinya musibah itu adalah mengikhlaskannya. Walaupun dengan musibah yang terjadi, menyebabkan dirinya harus kehilangan istri tercinta. Rafik berusaha ikhlas, meski itu tidak mudah.
Ia mengatakan, saat ini dirinya sedang mengurus surat menyurat dan masih menunggu surat identifkasi dari TIM DVI.
“Mungkin mulai Senin saya akan mulai mengurus surat menyurat karena istri saya adalah seorang guru PNS. Jadi saya harus mengurus surat menyurat terkait pekerjaannya juga,” jelasnya.
Ia mengatakan sejauh ini sudah mendapatkan surat rekomendasi dari pihak Sriwijaya untuk mengurus surat kematian dan lainnya.
“Saya baru saja dapat surat rekomendasi dari Sriwijaya untuk mengurus sirat di tingkat RT, sekolah sampai ke provinsi untuk mengurus surat kematian dan pensiunannya,” jelasnya.
Ia mengaku bahwa sampai saat ini pihak Sriwijaya yang di Pontianak dan Jakarta sudah cukup kooperatif dan membantu.
“Dari Sriwijaya di Pontianak dan Jakarta sampai saat ini cukup koperatif. Saya ucapkan terimakasih yang sudah membantu dalam hal ini sudah cukup baik,” ungkap Rafik.
Sementara Hadi Purnomo, keluarga almarhum Toni Ismail, mengaku belum mengetahui secara detail adanya keluarga korban lain yang melakukan gugatan terhadap Boeing. Hadi juga mengaku belum ada pengacara yang mendatangi keluarganya.
Jika pun nanti ada pengacara yang datang, tentunya keluarga akan berembuk terlebih dahulu sebelum memberikan tanggapan.