Harga Daging Sapi di Kalbar Masih Stabil dan Kondusif

Lanjutnya mengatakan harga daging segar yang naik tipis di pasar-pasar tradisional pada awal Januari, kemungkinan berlanjut ke Februari, bahkan sampai

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ANGGITA PUTRI
Penjual daging sapi di Pasar Flamboyan Jalan Gajah Mada Pontianak, Jumat 22 Januari 2021. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Pangan peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, Muhammad Munsif mengatakan daging sapi secara nasional termasuk di wilayah Kalbar memang ada kecenderungan sedikit kenaikan. Namun untuk kondisi di Kalbar masih terpantau kondusif.

Ia mengatakan sebelumnya pada Januari 2019 harga rata-rata daging sapi di Kalbar tercatat hanya Rp.129.444 , harga yang sama juga tercatat di Desember 2019.

Namun masuk ke Januari 2020 harga naik sediikit menjadi Rp.132.678 per kg dan hanya turun sedikit menjadi Rp 132.470 per kg di Desember 2020 lalu.

Ia menambahkan bahwa per 19 Januari 2021 kemarin masih stabil atau naik tipis di kisaran Rp.132.500/kg

Lanjutnya mengatakan harga daging segar yang naik tipis di pasar-pasar tradisional pada awal Januari, kemungkinan berlanjut ke Februari, bahkan sampai April saat bulan puasa Ramadhan dan menjelang hari Raya Idul Fitri.

“Memang erat kaitannya dengan adanya gangguan pasokan sapi potong sedikit yang berkurang. Tapi dapat dimaklumi, bahwa sebagian kebutuhan daging sapi segar kita di Kalbar masih mengandalkan pasokan sapi hidup dari Madura, dan Kalteng,” ujarnya, Jumat 21 Januari 2021.

Baca juga: Atasi Kelangkaan Sembako, BBM serta Gas LPG di Senaning, Ini Langkah Pemkab Sintang

Ia mengatakan dengan jumlah penduduk menggunakan angka BPS sebanyak 5,134 juta jiwa. Maka dengan indeks konsumsi yang turun di era pandemi covid -19 sebesar 38 persen dari 2.66 kg menjadi hanya 1.65 kg/kapita/ tahun.

“Maka total konsumsi daging sapi di Kalbar mencapai 8.471 Ton/tahun atau sekitar 706 Ton/bulan yang setara dengan 5.600 ekor sapi hidup yang dipotong,” jelasnya.

Dalam kondisi cuaca normal, pasokan sapi potong lokal maksimal baru bisa menyumbang 45 sampai 50 persen. Sehingga sisanya memang masih tergantung dengan pasokan sapi potong dari luar Kalbar yang rata masuk sekitar 2000 sampai 2500 ekor per bulan.

“Namun dengan cuaca ekstrim gelombang tinggi yang selalu berulang tiap perode Desember sampai April setiap tahun. Maka berakibat pasokan dari luar memang pasti terganggu,” jelasnya.

Adapun antisipasi untuk kondisi tersebut, solusi yang ditawarkan dari Pemerintah memberi sedikit ruang bagi masuknya daging beku.

Baca juga: Alami Kenaikan, Harga Daging Ayam Broiler Diprediksi Pulih Mulai Januari 2021

Namun perlu jadi catatan bahwa peredarannya hanya terbatas di wilayah ritel modern yang memiliki sarana rantai dingin dan para pengedarnya telah memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner ( NKV) yang disyaratkan.

“Itu untuk menjamin bahwa daging yang diedarkan tetap higienes dan memenuhi prinsip aman, sehat, utuh dan halal ( ASUH),” ucapnya.

Dikatakannya bahwa Pengawasan peredaran tentu harus dijalankan untuk mencegah kemungkinan beredarnya daging beku tersebut ke pasar becek (tradidional).

“Karena akan memicu persoalan baru berupa persaingan pasar dengan pedagang daging sapi segar akibat disparitas harga jual ke konsumen yang sangat signifikan perbedaannya,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved