Sutarmidji Sebut Kayong Utara Kendor Pengiriman Sampel Swab dan Akan Kerahkan Tim Provinsi 

Sutarmidji mengatakan bisa saja mengambil langkah sesuai arahan Kemendagri maupun Kemenkes untuk mengambil alih penangan Covid-19

Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji kembali menyentil Kabupaten Kayong Utara yang kendor dalam pengiriman sampel swab ke Provinsi dan mempertanyakan peran Satgas Covid-19 didaerah tersebut.

Sutarmidji mengatakan saat ini yang kendor melakukan swab adalah Kayong Utara bahkan Gubernur Sutarmidji sampai mempertanyakan apakah masih ada pemerintahan disana yang masih menangani Covid-19 seperti Satgas yang ada di Kayong Utara. 

“Kayong Utara ini ada tidak pemerintahannya tidak jelas dalam hal COVID-19 ini atau masih ada tidak Satgasnya karena tidak ada niat buat PCR dan tidak gencar melakukan swab. Satgasnya ada atau tidak disana,” tanya Sutarmidji.

Sutarmidji mengatakan bisa saja mengambil langkah sesuai arahan Kemendagri maupun Kemenkes untuk mengambil alih penangan Covid-19, tapi seharusnya bupatinya berfikir akan hal itu. 

“Saya kawatir Kayong Utara begitu swab terkejut. Jadi merah bukan tidak mungkin karena saya bicara dengan data dan memang daerah sudah minim kirim sampel. Sehingga yang dikerjakan hanya 400 padahal kapasitias bisa 800 sampel per hari,” ujar Sutarmidji, Senin 7 Desember 2020.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Kalbar, Gubernur Sutarmidji Beberkan Empat Daerah Kini Bestatus Zona Oranye

Ia mengatakan sampai saat ini daerah yang masih gencar mengirim swab di Kabupaten 

Kapuas Hulu, dan Landak. Sehingga yang positif sudah mulai menurun karena gencar.

“Landak juga sudah membagun Laboratoriun PCR karena Lab  ini harus ada ruang tekanan negatif bukan sembarangan, karena untuk percepatan lewat pemilihan biayanya lebih dari Ro 200 juta karena ada percepatan dan menggunakan anggaran cost tidak terduga,” ujar Sutarmidji.

Ia terus mengingatkan bahwa daerah di zona kuning bukan aman bisa jadi karena tidak kirim swab seperti di Kayong Utara.

“Saya sudah perintahkan tim provinsi untuk turun kesana (Kayong Utara) untuk melakukan swab kalau tidak dana bagi hasilnya tidak saya transfer,” pungkas Sutarmidji.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved