Gus Yasin Maimoen Berpeluang Jadi Ketum PPP Kalahkan Suharso Manoarfa, Ini Kata Pengamat Politik UIN
Bakal Calon Ketua Umum (Ketum) PPP, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) berpeluang terpilih mengalahkan Suharso Manoarfa dalam Muktamar PPP.
TRIBUNPONTIANAK.COM - Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) berpeluang menjabat Ketua Umum (Ketum) PPP.
Putra almarhum Kiai kharismatik Maimoen Zubair tersebut berpeluang menggantikan petahana Plt Ketum PPP, Suharso Manoarfa.
Kedua sosok ini dinilai menjadi calon terkuat untuk bertarung memperebutkan posisi Ketum dalam Muktamar IX, pada 18 hingga 21 Desember 2020 mendatang.
Persaingan kedua calon tersebut dianalisa pengamat politik UIN Jakarta, Adi Prayitno.
Adi menilai, peluang cukup terbuka bagi Gus Yasin untuk memenangkan pertarungan pemilihan Ketum PPP.
"Kalau bicara peluang tentu saja cukup berpeluang,” kata Adi saat dihubungi Tribunnews, pada Jumat 4 Desember 2020.
Baca juga: Calon Ketua Umum PPP Muktamar IX di Makassar - Ada Menteri, Watimpres, Sandiaga Uno hingga Khofifah
Namun, Adi memberikan beberapa catatan soal peluang Gus Yasin untuk menduduki posisi orang nomor satu di partai berlambang Kakbah tersebut.
“Problemnya, Gus Yasin mesti bisa yakinkan pemilik suara di Muktamar PPP untuk milih dirinya. Karena, yang dilawan adalah Plt Ketum yang punya penetrasi yang baik ke struktur partai dan pemilik suara," ujarnya.
Menurut Adi, Suharso merupakan calon terkuat saat ini.
Apalagi, Suharso memiliki hubungan dengan baik dengan pemerintah mengingat statusnya sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
"Suka tak suka, Suharso, Plt ketum PPP saat ini yqng tentunya punya hubungan baik dengan pemerintah”.
“Apalagi Suharso merupakan menterinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang cukup diandalkan saat ini," ucap Direktur Parameter Politik Indonesia itu.
Rapimnas
Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 4-5 Desember 2020.
Rapimnas akan mematangkan persiapan Muktamar IX PPP yang digelar di Makassar, 18 hingga 21 Desember 2020 mendatang.
Wakil Ketua Umum PPP Ermalena menuturkan bahwa Rapimnas yang akan digelar di Hotel Bidakara, Jakarta ini akan membahas perkembangan terakhir dari persiapan pelaksanaan Muktamar.
"Kita berharap persiapan bisa berjalan tanpa kendala. Kalau ada sesuatu yang perlu diambil keputusan terkait persiapan Muktamar IX, maka Rapimnas ini akan memutuskannya," kata Ermalena melalui keterangan tertulis, Jumat (4/12/2020).
Dalam Rapimnas DPP PPP nanti, akan disampaikan laporan dari panitia Organizing Commitee (OC) terutama persiapan di Makassar.
"Sejauh tidak ada kendala, kami akan menjalankan Muktamar sesuai dengan rencana semula dengan schedule yang ada," ucap Ermalena yang juga merupakan Ketua Steering Committee (SC) Muktamar IX PPP.
Baca juga: PPP Kalbar Tentukan Arah Dukungan untuk Caketum Lewat Mukerwil
Rapimnas juga membahas kemungkinan perubahan skema awal, khususnya terkait dengan upaya meminimalisir berkumpulnya banyak orang di satu tempat.
Semua teknis penyelenggaraan akan dibicarakan.
"Karena beberapa hari terakhir ternyata kasus positif Covid-19 ini semakin meningkat, kami tidak mau terjadi claster Covid di Muktamar nanti," ujarnya.
Ermalena mengatakan, kemungkinan ada penyederhanaan waktu karena waktu 3 hari dinilai cukup panjang di tengah kondisi Covid-19 seperti saat ini.
"Pada tanggal 7 nanti kami juga akan mengadakan rapat virtual sosialisasi dan rapat dengar pendapat materi Muktamar yang berhubungan dengan komisi-komisi," ujarnya.
Baca juga: DPP Angkat Suara Terkait Usulan Pimpinan Wilayah PPP Minta Muktamar Digeser Januari 2021
Setelah itu, akan kembali menyampaikan dan mengirimkan materi-materi tentang tata tertib dalam bentuk hardcopy kepada muktamirin (peserta muktamar) yang telah disesuaikan dengan perubahan-perubahan terutama berkenaan dengan pelaksanaan Muktamar di tengah Covid-19.
"Kami juga harus sering-sering mengingatkan Muktamirin bahwa protokol kesehatan menjadi suatu keharusan," katanya.
Selanjutnya, pihaknya juga akan selalu mengingatkan muktamirin sebagaimana juga yang terjadi dimana-mana bahwa pengambilan keputusan secara virtual sejak ditetapkan itu sah dan mengikat.
"Ini harus kami sampaikan kepada muktamirin bahwa tidak melihat keputusan (muktamar secara virtual) itu biasa-biasa saja," pungkasnya.(*)
Artikel ini telah tayang sebagian di Tribunnews.com dengan judul Pengamat: Gus Yasin Harus Yakinkan Pemilik Suara Jika Ingin Kalahkan Suharso Monoarfa