Pertama di Kalbar, Gedung Auditorium UPB Usung Tema Keberagaman dengan Fasilitas Semi Modern
Arsitektur yang dipilih menghadirkan berbagai motif khas suku-suku yang ada di Indonesia, mulai dari Dayak, Melayu, Jawa dan lainnya.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
Selain itu tahun depan UPB juga bakal dicanangkan sebagai kampus cyber. Satu di antara persiapannya dengan menyediakan listrik premium di samping gedung auditorium.
"Mudah-mudahan di akhir tahun ini bisa kami realisasikan dan tahun depan kami juga akan membangun fiber optik," jelasnya.
Kampus UPB diharapkan bisa merefleksikan miniatur Indonesia. Dengan semboyan kampus yang pluralis, nasionalis dan humanis.
"Itu bisa dilihat, mahasiswa dari berbagai daerah se-Indonesia cukup banyak yang berkuliah di sini," ujarnya.
Sementara itu, Pembina Yayasan Panca Bhakti Pontianak Rihat Natsir Silalahi menambahkan, dari hasil uji coba ini laporan dari tim pembangunan cukup menggembirakan. Dimana proses pembangunan gedung auditorium sudah mencapai 95 persen lebih.
"Kami berterima kasih, walaupun di era pandemi Covid-19, bisa kami membangun, tentunya pembangunan ini dalam upaya UPB selaku universitas swasta tertua di Pontianak bisa menciptakan SDM, dalam rangka menyambut bonus demografi," ujarnya.
Sarana dan prasarana menurutnya menjadi bagian penting dari proses belajar mengajar di kampus. Dengan sarana dan prasarana yang baik tentu dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Tujuannya agar UPB bisa berkontribusi positif dalam membangun SDM yang berdaya saing di daerah ini.
Sementara itu, pihak UPB juga mengundang salah satu musisi sekaligus penyanyi Kalbar untuk didengarkan pendapatnya tentang akustik gedung dimaksud yakni Emi Puterina yang juga Sekretaris Litbang Kalbar.
Baca juga: UPB Pontianak Buka Donasi Baksos Peduli Sesama
Saat dimintai pendapatnya mengatakan, bahwa keberadaan gedung ini membawa manfaat yang besar bagi musisi di Kalbar. Bahkan bisa dirasakan nanti di tingkat nasional maupun internasional.
"Selama ini Kalbar belum mempunyai tempat yang representatif untuk gedung pertunjukan. Adanya gedung ini membawa angin segar bagi musisi Kalbar, dimana setelah melihat presentasi di sana, gedung tersebut bisa dipergunakan juga untuk konser musik atau pertunjukan seni,” ujarnya.
Selama ini yang jadi permasalahan gedung-gedung yang ada menurutnya adalah akustik ruang untuk bermusik belum sepenuhnya tercapai.
Gema yang berlebihan dan tidak dilibatkannya konsultan akustik dalam tahap awal perencanaan ruang, bisa membuat gedung yang megah menjadi mubazir.
"Ahamdulillah dari pihak UPB sangat jeli sekali. Tadi kami lihat pada uji coba, pantulan atau gema bisa diminimalisir. Dan nanti ke depannya fungsi soundman dan sound engineering dapat melakukan tugasnya dengan baik," pungkasnya.