Diskes Umumkan 19 Kasus Baru Covid-19, Sutarmidji Ingatkan Masyarakat Tak Keluar Kalbar
Ibu ini memang sudah beberapa hari ini dirawat di RSUD Soedarso. Sedangkan 4 kasus lainnya merupakan klaster baru,
Sebab menurutnya, beberapa pasien yang terpapar Covid-19 karena tidak mempercayai adanya virus tersebut.
• Singkawang Kembali Tambah Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19 Sebanyak Dua Orang
"Ada klaster akibat tak percaya Covid-19 yang fatal, tak percaya protokol Covid-19 dan sebagainya ini yang bahaya. Kalau dia tak percaya tak apa, tapi kasihan yang lain. Begitu dia kena tetap saja urusannya pemerintah, rumah sakit dan sebagainya," jelas Sutarmidji.
Maka ia kembali menegaskan, siapapun warga Kalbar agar jangan meremehkan Covid-19. Dikatakannya kalau memang yang bersangkutan tidak percaya bisa langsung pergi ke rumah sakit dan melihat langsung kondisi orang yang terpapar Covid-19.
"Saya sarankan untuk sekarang jangan dulu pergi ke Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah kalau memang tak perlu. Karena rata-rata yang terpapar dari sana jumlah virus dalam swabnya antara 11 juta sampai 19 juta copies virus. 1 copies virus ada 225 virus," jelasnya.
Kemudian kepada bupati dan wali kota, ia meminta agar tidak beranggapan bahwa 10 hari masa isolasi kasus konfirmasi Covid-19 bisa dinyatakan sembuh.
"Itu tidak bisa karena hasil PCR kita menunjukkan mereka yang terpapar dari Jawa dan lainnya rata-rata hari ke-14 virus yang ada di swab dia masih 7 juta. Kalau kita nyatakan sembuh maka dia bisa jadi penyebar virus," jelasnya.
Ia mengatakan sisa virus sebanyak 7 juta itu masih sangat bahaya. Apalagi rata-rata pasien yang terpapar dari Jawa, sembuhnya kurang lebih 24-26 hari.
"Kalau transmisi lokal antara 10 sampai 14 hari itupun kalau imunitasnya bagus dan tidak ada penyakit bawaan," ujarnya.
Sutarmidji menyatakan kekecewaannya karena ada warga Kalbar yang pergi ke Surabaya, hanya untuk keperluan jalan-jalan. Akibatnya ia menularkan virus kepada suami dan anaknya.
"Saya tanya ngapa ke Surabaya, jawabnya hanya jalan- jalan saja. Adalagi satu pegawai Bea Cukai pergi ke Surabaya sudah tahu orang itu positif, dia berinteraksi lagi sama orang itu," ujarnya.
Ia mengatakan setelah ditelusuri riwayat perjalanannya ternyata yang bersangkutan pergi ke Surabaya. "Dia ngaku ada keluarga atau temannya positif, tapi dia interaksi. Pulangnya kena, untungnya cepat tahu. Kalau tidak satu kantor bisa kena. Itu yang bahaya," jelasnya.
Midji mengatakan bahwa penyebaran saat ini sudah melalui klaster-klaster, seperti klaster rumah tangga dan sebagainya.
"Jadi jangan remehkan. Ada juga yang remehkan Covid-19, dia sendiri pakai masker terus, tapi orang yang diajaknya kumpul tak pakai, ini kan mencelakakan orang," katanya.
Dengan adanya tambahan 19 kasus terbaru, hingga 16 September 2020 di Kalbar telah ada ada 803 kasus konfirmasi Covid-19, di mana 666 atau 82,93 persen telah dinyatakan sembuh dan 7 orang meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan membenarkan adanya tambahan kasus di wilayah Kubu Raya, termasuk dari yayasan yang berlokasi di Jalan Sungai Raya Dalam.