ASTAGA, 77 PELAJAR Pontianak Termasuk 2 Murid SD Jual Diri Lewat Medsos, Ada Yang Terkena HIV

77 orang tersebut terdiri dari 2 anak Sekolah Dasar (SD), 61 anak Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 14 anak Sekolah Menengah Atas (SMA).

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/IST
Ilustrasi - 77 PELAJAR Pontianak Termasuk 2 Murid SD Jual Diri Lewat Medsos, Ada Yang Terkena HIV . 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pontianak memberikan sebuah kabar mencengangkan, dimana 77 gadis di bawah umur terlibat sindikat prostitusi di kota tersebut.

Ironisnya beberapa dari mereka terjangkit penyakit HIV dan Sipilis, juga hamil di luar nikah.

77 orang tersebut terdiri dari 2 anak Sekolah Dasar (SD), 61 anak Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 14 anak Sekolah Menengah Atas (SMA).

Mereka terlibat sindikat prostitusi terhitung sejak Januari hingga Juni 2020.

Data ini diungkapkan oleh Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN), Devi Tiomana.

Devi mengaku khawatir dengan masa depan anak-anak di Kota Pontianak.

Menurut Devi, modus yang digunakan para germo alias penjaja prostitusi ini yakni dengan menjerat korban yang masih belia bermodus pacaran.

Saat para korbannya yang lugu berhasil terbujuk, pelaku akan memperdaya agar anak-anak tak bersalah itu mau melayani pria hidung belang.

Pelaku melancarkan aksinya melalui aplikasi sosial MiChat.

Sasaran para germo pun lelaki hidung belang yang doyan tubuh gadis belia.

“Hal yang membuat kita prihatin, pelaku yang menjerat korbannya untuk disajikan pada pria hidung belang ini juga masih belia dan berstatus pelajar," kata Devi, Sabtu (25/7/2020).

"Tidak hanya sebatas menjual, korbannya juga harus menjadi pemuas syahwat para pelaku,’’ ungkapnya.

Kapolresta menegaskan akan terus mengusut pengguna jasa dalam kasus tersebut mengingat korban adalah anak di bawah umur, yang ditawarkan melalui jejaring sosial.

(TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI)
Kapolresta menegaskan akan terus mengusut pengguna jasa dalam kasus tersebut mengingat korban adalah anak di bawah umur, yang ditawarkan melalui jejaring sosial.

Para germo yang kata Devi kebanyakan juga masih belia dan berstatus sebagai pelajar ini bahkan paham cara memilih tempat-tempat seperti hotel berbintang yang tak tersentuh aparat penegak hukum.

Menurut pengakuan salah seorang gadis yang ia bina, para pelaku selalu berpindah-pindah hotel saat melakukan aksinya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved