Sutarmidji Meradang Masyarakat Kesulitan Dapat LPG 3 Kilo Sebut Pertamina Selalu Berkilah Stok Aman

Pertamina setiap ada masalah seperti ini selalu bicara klaim bahwa ketersediaan gas 3 kilo cukup bahkan lebih.

Editor: Syahroni
TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Sutarmidji Meradang Masyarakat Kesulitan Dapat LPG 3 Kilo Sebut Pertamina Selalu Berkilah Stok Aman. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Gubernur Kalbar Sutarmidji meradang, akibat saat ini masyarakat kesulitan untuk mendapatkan LPG 3 kilogram atau LPG bersubsidi.

Bukan tanpa alasan Sutarmidji meradang, ia kasihan melihat masyarakat saat ini sudahlah sudah akibat dampak Covid-19 ditambah langkanya LPG 3 kilogram.

Bahkan kesulitan warga mendapatkan gas melon hampir terjadi disemua wilayah di Kalbar.

Sutarmidji meminta pihak pertamina untuk segera mengatasinya.

Pihak pertamina setiap kali terjadi kelangkaan seperti sekarang ini selalu beralasan pasokan cukup, bahkan ditambah.

Namun perkataan itu berbanding terbalik dengan kondisi dilapangan.

Sutarmidji menegaskan masyarakat kesulitan mendapatkan gas 3 kilogram tersebut.

Bahkan warga rela mengantre panjang dan berdesakan, padahal kondisi ini sangat berbahaya adanya pandemi Covid-19.

“Dari Pertamina setiap ada masalah seperti ini selalu bicara klaim bahwa ketersediaan LPG 3 kilogram ini cukup bahkan lebih. Tapi faktanya di lapangan selalu terjadi antrean terjadi dimana,” tegas Sutarmidji mengkritik pihak pertamina sebagai lembaga negara yang mengurus ketersedian gas saat diwawancarai diruang kerjanya, Jumat (24/7/2020).

Ia mengatakan terkait Elpiji 3 kilo ini kalau saja Pertamina konsisten dengan apa yang sudah di atur tidak akan ada masalah.

“Mereka juga harusnya menjelaskan yang sebenarnya jangan sampai saat ini adanya pandemi Covid-19 orang mengantre dan sebagainya itu dibiarkan kayak gitu. Inilah yang saya harapkan harus diperbaiki,” ujarnya.

Pertamina setiap ada masalah seperti ini selalu bicara klaim bahwa ketersediaan gas 3 kilo cukup bahkan lebih.

“Faktanya orang pada ngantre dan memang ada pengurangan. Lalu kenapa antrean selalu terjadi dalam waktu tertentu bukan sepanjang waktu,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa daerah tingkat dua sudah merazia yang bukan termasuk kategori UMKM yang dibolehkan memakai LGP 3 kilo malah ikut memakai gas 3 kilo juga.

“Harusnya itu dilihat kalau ada kelangkaan di satu daerah tunjuk siapa distributornya siapa, agennya siapa dan pengecer siapa pasti sudah ada data. Kenapa bisa seperti ini pasti ada yang dipermainkan,” jelasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved