Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad (UAS) Ungkap Macam-macam Model Teman, 'Ada yang Kenyangpun Tetap Menggonggong'

Ustadz Abdul Somad membagikan ke dalam al Baqarah, An Namirah dan Al Kilab.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Youtube Ustadz Abdul Somad Official
Ustadz Abdul Somad 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Abdul Somad mengatakan, ada beberapa tipe orang dalam berkawan.

Ustadz Abdul Somad membagikan ke dalam al Baqarah, An Namirah dan Al Kilab.

UAS mengatakan, tipe kawan yang pertama adalah Al Baqarah. Al Baqarah artinya lembu.

"Lembu ini , semarah apapun dia tidak akan pernah menggigit," kata UAS.

"Paling-paling menanduk. Ada model kawan ni lembu," ungkap UAS.

Ustadz Abdul Somad Ungkap Penjelasan Ilmiah Mengapa Bekas Jilatan Anjing Harus Dicuci dengan Tanah

Ustadz Abdul Somad mengatakan, kawan dengan tipe lembu ini paling-paling menanduk, itupun kalau sudah marah sekali.

Kemudian tipe kedua adalah An Namirah.

"Tipe yang kedua, harimau. Kita bisa berkawan dengan harimau kalau sama-sama kenyang," ungkapnya.

"Kenyang dia, bisa bekawan. Tapi kalau lapar, jangan. Habis kita," kata UAS.

Selanjutnya yang terakhir adalah tipe Al Kilab.

"Teman tipe ini, mau lapar ataupun kenyang, dia mau menggongong terus," paparnya.

"Mau diusir, dia tetap menjulurkan lidahnya. Mau diampun dia tetap menjulurkan lidah," katanya.

"Itu filosofi bekawan," kata UAS.

Pada ceramah lainnya, Ustadz Abdul Somad mendapat pertanyaan dari seorang warga terkait apakah berdosa jika memilih jurusan kuliah tak sesuai dengan keinginan orang tua?

Pertanyaan itu dibaca Ustadz Abdul Somad dalam Kajian Kitab Fathul Mubin "Jatuh ke Syubhat, Jatuh ke Haram".

Hukum Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal Dunia Menurut Empat Mazhab

Menjawab hal itu, UAS menceritakan, saat kuliah di Sudan dirinya bertemu mahasiswa yang meninggalkan kuliahnya di Fakultas Kedokteran.

Padahal, orang tersebut sedikit lagi akan menyelesaikan pendidikannya.

"Saya tanya kenapa? Yang mau saya jadi dokter, bapak saya. Bukan jiwa saya di situ pak ustadz," kata Ustadz Abdul Somad menceritakan pertemuannya dengan orang tersebut.

"Dia nggak mau jadi dokter, bapaknya yang nyuruh. Kalau sempat dia mau jadi hakim, dipaksa jadi dokter, apa tak dipukulnya pakai martil pasien tu," kata UAS.

Oleh sebab itu UAS berpesan kepada para orang tua, agar memberikan keleluasaan kepada anak untuk menentukan jurusan saat kuliah.

"Untuk kuliah, suruh dia milih. Yang kuliah ini-kan anaknya. Orang tua mendukung saja," kata UAS.

Berbeda halnya jika anak baru akan mengenyam pendidikan di tingkat SMP dan SMA.

Pada masa ini, orang tua harus memaksa anak untuk masuk ke pesantren.

"Itu musti dipaksa. Tamat SD, kau musti pesantren. Supaya dia selamat dari narkoba, selamat dari pacaran, selamat dari pergaulan bebas,'' kata UAS.

Mengapa harus dipaksa? UAS menjelaskan, anak kecil ibarat tanaman di dalam pot.

"Masih di dalam pot, takut nanti dimakan ulat. Kalau kau sudah jadi pohon besar, silakanlah. Ulat tu kau makan," jelas UAS.

 "Setelah dia tamat SMA, bebaskan. Mau jadi pengacara, lawyer, mau jadi pakar tanaman, ternak ikan, jadi psikolog, terserah. Jadi tidak bisa kita paksa. Karena dia yang mau belajar, mau kuliah," ungkapnya.

Simak ceramah UAS selengkapnya dalam video berikut ini:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved