Corona Masuk Kalbar
POLEMIK Pembatasan Jalan Gajahmada Imbas Covid-19, Pemilik Toko Merugi dan Alasan Walikota Pontianak
Pemerintah Kota Pontianak mengambil kebijakan untuk melakukan pembatasan aktivitas di Jalan Gajah Mada yang dimulai sejak 2 Maret 2020.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pembatasan Jalan Gajahmada Pontianak imbas Pandemi Virus Corona Covid-19 menjadi polemik.
Pemerintah Kota Pontianak mengambil kebijakan untuk melakukan pembatasan aktivitas di Jalan Gajah Mada yang dimulai sejak 2 April 2020.
Sebagaimana Jalan Gajah Mada dinilai salah satu tempat keramaian di wilayah Kota Pontianak.
Dengan demikian terhitung sejak 2 April 2020 hingga 16 April 2020 sudah terhitung selama 14 hari.
Masyarakat di wilayah Gajah Mada mengakui bahwa hal tersebut merupakan jalan yang baik.
Namun demikian, pembatasan aktivitas jalan tersebut juga mengakibatkan keamblasan terhadap perekonomian masyarakat.
Terutama bagi pemilik toko di wilayah tersebut.
Salah satu Supervisor Ligo Mitra Gajah Mada, Sanjoyo mengakui sejak adanya pembatasan aktivitas selama 14 hari tokonya mengalami penurunan konsumen secara drastis.
Hal itu dikatakannya, karena dua faktor yang menjadi pemicu, di antaranya faktor wabah virus corona dan faktor penutupan Jalan Gajah Mada.
Hingga pihaknya pun harus tetap mengikuti kebijakan pemerintah.
Jika pun pemerintah melakukan pembukaan Jalan Gajah Mada seperti biasa dinilainya akan lebih bagus.
"Kalau misalnya jalan dibuka ya bagus, karena sejak jalan ditutup penurunan konsumen drastis sekali, sepi banget selama 14 hari kondisi toko sepi," ujar Sanjoyo.
"Efeknya karena corona dan jalan ditutup, masyarakat paham diam dirumah itu bagus juga, kalau perlu barang, baru keluar rumah. Kalau enggak perlu dirumah saja," ungkapnya.
Namun demikian, jam operasional toko Ligo Mitra Gajah Mada tetap buka seperti biasa pukul 08:00 hingga 21:00 WIB (malam).
Meskipun pelayanan tetap berjalan, namun upaya pencegahan covid-19 terus dilakukan, melalui penyediaan tempat cuci tangan, karyawan mengenakan masker dan tetap melakukan social distancing.
Sementara itu, pimpinan toko Mitra Makmur yang menjual berbagai alat motor, Akon mengatakan ada penurunan konsumen yang secara drastis hingga penurunan omset pun hingga 90 persen.
Hal itu dikatakannya oleh faktor penutupan jalan.
"Karena minggu pertama memang enggak ada sama sekali pembeli," katanya.
Diakuinya sebelum adanya penutupan jalan, konsumen yang berbelanja masih seperti biasa dalam artian masih standar.
"Penurunannya 90 persen konsumen yang hilang, tapi belakangan ini orang pun enggak lewat. Mungkin pengaruh penutupan jalan, karena sebelum ditutup konsumen masih standar aja," bebernya.
Kendati demikian, Aton akui bahwa pihaknya akan mengikuti kebijakan pemerintah untuk kebaikan bersama.
"Ya ikutin saja kebijakan pemerintah. Berharap cepat selesai virus ini intinya jangan bertambah aja gitu. Karena semuanya jadi takut," harapnya.
Selanjutnya, pemilik toko grosir dan eceran makanan pokok yang tak mau disebutkan nama tokonya, Handi mengungkapkan tentang posisinya yang saat ini akan terus mengikuti kebijakan pemerintah.
"Apabila ada perpanjangan dan penutupan jalan kita tetap ikut,".
"Tapi selama 14 hari ini ada penurunan konsiumen 60 sampai 80 persen. Kami pun melakukan upaya dengan memberikan layanan mengantar barang belanjaan konsumen kerumahnya hingga konsumen pun dikenakan ongkir Rp 10 ribu," terangnya.
Masyarakat Gajah Mada terkhusus para pengusaha atau pemilik toko di Jalan Gajah Mada Pontianak Kalbar, berharap agar wabah virus corona ini cepat usai.
Sehingga menjadikan kondisi perekonomian dan sosial kembali normal seperti biasa.
Alasan Wali Kota Pontianak
Sejak tanggal 2 April 2020, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memutuskan untuk membatasi aktifitas di Jalan Gajah Mada Pontianak guna mencegah penyebaran virus Corona.
Kepada Tribun, Edi Kamtono menyampaikan bahwa bukan tanpa alasan pihaknya memutuskan kan hal tersebut.
"Ini kita batasi, bukan kita matikan perekonomian aktivitas yang ada dijalan tersebut, Jalan Gajah Mada itu masih bisa di akses melalui jalan Tanjungpura maupun WR Supratman."
"Kita tutup hanya dari jalan Diponegoro dan jalan veteran pahlawan, tapi kalau mau masuk harus dari jalan - jalan yang lain," ujar Edi, Sabtu (4/4/2020).
Ia menyampaikan bahwa Gajah Mada merupakan simbol pusat perekonomian di Kota Pontianak oleh sebab itu, pembatasan di lakukan agar dapat memberikan dampak efek psikologis kepada masyarakat Pontianak.
"Secara psikologis kita ingin mengajak warga di daerah lain untuk membatasi diri, ya lebih baik dirumah. Oleh sebab itu kita bersama Forkompinda kita mendukung sosial / psical distancing."
"Kalau kita tidak berbuat ini maka Ini tidak ada efek psikologis untuk bagaimana penerapkan sosial / psical distancing, itu tujuannya,"jelas Edi.
Terkait sampai kapan pembatasan ini dilakukan, Edi masih belum memastikan.
"Pertanyaannya sampai kapan? Ya kita terus evaluasi efektif tidaknya, terus perkembangan virus ini sampai sejauh mana, pastinya kita ingin secepatnya virus ini cepat berlalu," kata Edi.
Atas pembatasan ini, Edi berharap para pengusaha di kawasan Gajah Mada memaklumi hal tersebut guna kebaikan bersama.
Serta Penurunan daya beli menurutnya bukan hanya terjadi di kawasan tersebut namun merata di seluruh Pontianak.
"Bukan kita tidak sedih bila melihat lain - lain itu terganggu, saya sebagai walikota juga tidak ingin hal itu, tapi ini musibah bukan hanya nasional namun juga Dunia,"tuturnya.
Disampaikannya, bila mana terdapat PKL yang terdampak ia mempersilahkan untuk mendaftar kan diri ke dinas terkait.
"Kita ada bantuan sembako dan sebagainya, dan bila ada pedagang kali lima yang terdampak akan kebijakan kita, kita secara perlindungan sosial kita lakukan upaya juga,"jelas Edi. (*)
Wali Kota Angkat Bicara
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menjelaskan bahwa sejak awal pihaknya sudah manyampaikan dan mensosialisasikan ke masyarakat bahwa keputusan penutupan Jalan Gaja Mada diambil berdasarkan kajian tim gugus tugas penanganan covid 19.
"Saya sebagai ketua tim gugus tugas percepatan penanggulangan covid 19 bersama forkopimda kita sudah sepakati, untuk pembatasan Jln Gajah Mada bukan penutupan," ujarnya saat ditemui di Mapolresta Pontianak, Rabu (15/4/2020)
Ia menerangkan bahwa proses pembatasan yang dilakukan sejak 2 April 2020 lalu dan akan berlangsung selama 14 hari dan akan berakhir pada 16 April 2020 mendatang.
Alasan kenapa 14 hari, karena waktu itu merupakan masa inkubasi dari virus.
"Awalnya memang ketat untuk pembatasan saat tiga hari awal. Akan tetapi setelah tiga hari kita longgarkan dan tidak ada masalah," ujarnya.
Dirinya sebagai ketua gugus tugas juga merasa marah terhadap komentar dari seorang Anggota DPRD Provinsi Kalbar Paulus Andy Mursalim yang mengancam akan mengerahkan massa untuk melakukan demonstrasi.
"Saya minta Kapolresta untuk memerikse, dia telah melakukan provokasi. Saya tidak takut dia akan mengerahkan massa," ujarnya.
Dirinya menyayangkan disituasi seperti ini ada yang ingin cari panggung. Selayaknya sebagai anggota DPRD harusnya membantu masyarakat bukan malah memprovokasi.
"Harusya membantu masyarakat bagaimana kita bersama-sama mengatasi covid, bukan hanya covidnya, tapi kita siang dan malam konsen untuk mengatasi masalah sosialnya," ujarnya.
Evaluasi
Sebelumnya Legislator DPRD Provinsi Kalbar dapil Kota Pontianak, Paulus Andy Mursalim meminta agar Pemkot Pontianak mengevaluasi penutupan Jalan Gajah Mada Pontianak.
Penutupan jalan yang dimulai pukul 09.00-18.00 WIB oleh Pemkot Pontianak dinilai politisi PDI Perjuangan ini mematikan perekonomian masyarakat.
"Saya melihat penutupan Jalan Gajah Mada mesti dievaluasi lagi, karena orang yang mau belanja harus jalan kaki, kendaraan tidak boleh lewat sama sekali, jadi tolonglah kalau bisa untuk kendaraan dari gang ke gang masih bisa," ujar Paulus, Senin (06/04/2019)
• Resmi Ditutup Jalan Gajahmada, Edi Kamtono: Ditutup Terbatas, Bukan Ditutup Total
"Untuk aktivitas orang jualan cari makan satu hari perhari itu bagaimana lagi, sampai sekarang tidak bisa apa-apa, mereka tidak bisa jualan dan jualan pun percuma tidak ada yang beli karena jalan ditutup kendaraan tidak bisa lewat, orang parkir dan jalan kaki, ini sangat riskan," timpalnya.
Maka dari itu, Anggota Komisi IV DPRD Kalbar ini pun meminta agar Pemkot segera meninjau kembali kebijakan yang telah dibuat.
"Tolong Pak Wali Kota dievaluasi kembali kalau bisa pada siang hari dibuka, malam ditutup silahkan karena orang ngumpul pada malam hari, bukan siang hari, siang hari adalah aktivitas orang mencari rezeki, cari nafkah untuk jualan," jelas Paulus Andy Mursalim.
Paulus Andy Mursalim pun berharap, setidaknya Pemkot Pontianak dapat mengubah alur dan waktu penutupan jalan Gajah Mada tersebut.
"Tolong dievaluasi kembali, kalau bisa cara penutupannya dirubah," pinta Paulus Andy Mursalim.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegur pemerintah daerah yang memblokir jalan, di tengah pandemi virus corona.
Pasalnya, penutupan jalan mengganggu distribusi logistik dan dikhawatirkan menyebabkan kelangkaan.
Jokowi mendapat laporan dari dua daerah, bahwa pasokan beras sedikit terganggu karena adanya penutupan jalan.
Oleh sebab itu, ia memerintahkan Mantan Kapolri itu untuk segera memberi tahu kepala daerah, agar tidak ada tindakan penutupan jalan.