Virus Corona Masuk Kalbar
Sutarmidji Pastikan Layanan RS Sesuai SOP, Pasien Bantah Kabur dan Kesal Identitas Tersebar
Karena bagaimana pun rapid test hanya sekitar 60 persen akurasi yang bisa meyakinkan dan sisanya tidak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 membantah dirinya kabur dari RSUD dr Soedarso. Pasien laki-laki berumur 27 tahun ini menjelaskan kepada Tribun, kronologis yang menimpa dirinya.
Ia menuturkan, dua hari sebelum jati dirinya viral di pesan berantai WhatsApp, dirinya mendapat telepon dari petugas kesehatan di Jakarta.
"Saya memang pernah rapid test di Jakarta sebelum pulang ke Pontianak. Dalam teleponnya, mereka bilang kalau bisa cek kesehatan ulang di layanan kesehatan terdekat," katanya memulai percakapan dengan Tribun via telepon seluler, Rabu (8/4).
Petugas kesehatan meminta dirinya memeriksa ulang lantaran petugas kesehatan di Jakarta ini ragu akan hasil rapid test.
"Karena bagaimana pun rapid test hanya sekitar 60 persen akurasi yang bisa meyakinkan dan sisanya tidak," tambahnya.
Ia pulang dari Jakarta ke Pontianak pada 1 April lalu. Sejak 1 April, ia mengaku tak pernah keluar rumah dan selalu tinggal di rumah.
Bahkan ia tak bertemu secara langsung orangtua dan adik-adiknya di rumah. Itu sengaja dilakukannya untuk menghindari penularan, karena ia sadar baru datang dari Jakarta meskipun tidak ada hasil lab yang mengatakan dirinya positif Covid-19.
Pada Selasa (7/4), atas inisiatif sendiri ia datang ke RSUD dr Soedarso. Saat datang, ia mengaku diminta kesana-kemari dan harus bolak-balik.
"Akhirnya masuk IGD sebelum jam 12.00 WIB lewat. Saya masuk, cuma dites pakai stetoskop dan dibilang kalau saya aman," ceritanya.
Saat itu, ia sempat bertanya apakah petugas yang memeriksanya yakin dirinya aman. Ia lantas menunjukan kartu kuning dari Bandara. Setelah itu petugas di IGD kaget.
• Bantu Warga di Pesisir Kapuas, Forum Peduli Masyarakat Pontianak Bentuk Posko Peduli Dampak Covid-19
"Oh abang benaran dari Jakarta," ucapnya menirukan perkataan petugas. "Emang saya main-main," sahutnya.
Setelah itu, barulah petugas di IGD Soedarso meminjam KTP dan identitas miliknya. "Itupun saya disuruh tunggu di ruangan. Jam 13.00 kurang baru petugas masuk lagi. Masuk pun cuma tes paru-paru dan tidak ada ngomong-ngomong," ceritanya.
Ia kembali ditanya apakah baru saja kembali dari Jakarta. Ia menegaskan memang dirinya kembali dari Jakarta pada 1 April lalu.
Kemudian ditanya, apakah dirinya mengalami gejala. Dirinya juga mengaku demam. "Terus ditanya hasil rapid test saya, saya bilangkan hasilnya tidak ada, dan hanya disuruh tes ulang. Mereka ragu-ragu," kata pria yang sudah diisolasi di RSUD dr Soedarso ini.
Setelah periksa paru-paru, ia mengaku tak mendapatkan instruksi apa pun. Bahkan tidak diminta untuk menunggu.