Corona Masuk Indonesia
EFEK Sampingnya Berbahaya, PAKAR Beberkan Obat Malaria Klorokuin Tidak Mencegah Virus Corona
Oleh karenanya, dia memperingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak perlu membeli dan menyimpan klorokuin sendiri.
Sebagai terapi untuk pasien Covid-19 sekalipun, obat ini juga bukan lini utama, melainkan hanya tambahan di atas terapi standar untuk pasien positif Covid-19 yang bergejala berat.
Dokter Nafrialdi berkata bahwa obat klorokuin sebetulnya adalah obat antimalaria yang juga diresepkan untuk penderita lupus dan rheumatodi arthritis atau radang sendi.
• CEK FAKTA - Hoax Presiden Rusia Vladimir Putin Lepas Singa Agar Warga Tak Keluar Rumah saat Corona
• KISAH Pernikahan Berubah Malapetaka di Tengah Wabah Corona, Puluhan Tamu Positif Terinfeksi Covid-19
"Tapi (obat ini) disinyalir ada efeknya buat virus virus corona, meskipun belum established (ditetapkan)," ujarnya.
Meski demikian, soal efektifitas klorokuin terhadap Covid-19, masih perlu dikumpulkan data lewat uji klinis yang membandingkan ratusan pasien Covid-19 yang diberi klorokuin dengan yang tidak diberi.
Masyarakat juga perlu tahu bahwa obat ini adalah obat keras yang tidak boleh dikonsumsi tanpa resep dokter.
"Harus pakai resep dokter!," tegas dr Nafrialdi.
Dituturkan oleh dr Nafrialdi, obat ini bisa menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari mual, gangguan pengelihatan, gangguan pendengaran, hingga gangguan irama jantung.
Klorokuin, seperti obat-obatan lainnya, juga bisa mematikan bila dikonsumsi pada dosis ekstrem.
"Masalahnya kalau (klorokuin) digunakan oleh orang yang tidak punya pengetahuan atau kewenangan, (orang tersebut) hanya akan mengumpulkan efek samping," ujar dr Nafrialdi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klorokuin Bukan untuk Cegah Corona, Efek Sampingnya Sangat Berbahaya"