Cap Go Meh
ARTI Tatung | Asal Usul Tatung | Sejarah Tatung atau Lokthung Pada Perayaan Cap Go Meh Singkawang
Pada saat itu, di sana belum mengenal adanya ilmu medis, sehingga munculnya suatu wabah penyakit belum ada dokter dan obat untuk mengatasinya.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
B. Keberadaan Tatung Pada Perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang
Adanya pawai (kirab) Tatung dalam perayaan festival Cap Go Meh di Singkawang seperti dewasa ini, tidak terbentuk secara serta merta, akan tetapi juga melalui proses akulturasi budaya antara orang-orang Tionghoa dengan masyarakat setempat (terutama suku Dayak), yang bermula dari penambang emas di Monterado ratusan tahun yang lalu (diperkirakan sejak 250 tahun silam).
Konon ceritanya, budaya Tatung ini berawal dari kedatangan orang-orang Tionghoa yang menetap, dan kemudian diperkerjakan oleh Sultan Sambas sebagai penambang emas di Monterado.
Pada saat itu, lahan yang mereka tempati masih berupa alam hutan belantara, dimana suatu ketika muncul suatu wabah penyakit yang membuat semua orang resah.
Pada saat itu, di sana belum mengenal adanya ilmu medis, sehingga munculnya suatu wabah penyakit belum ada dokter dan obat untuk mengatasinya.
Segala kemalangan atau petaka yang menimpa umat manusia, sering kali akan dikaitkan akibat ulah roh-roh jahat oleh kaum perantau Tiongkok saat itu.
Untuk mengatasinya, maka cara yang ditempuh pun adalah secara paranormal, atau mengikuti ajaran dari tanah leluhur, yakni ajaran dari Taoisme, yaitu dengan melakukan ritual Tatung atau Lok thung (落童; Luò tóng) dan memohon pertolongan Dewa-Dewi atau roh-roh leluhur untuk mengusir kemalangan atau petaka tersebut. (*)