Kekerasan Perempuan dan Anak di Kubu Raya Duduki Peringkat Tertinggi, 123 Desa Deklarasikan Diri
Istri orang nomor satu di Kubu Raya itu mengatakan kekerasan di Kubu Raya menduduki peringkat tertinggi.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Madrosid
Menurutnya, hal demikian adalah bukti adanya keberanian untuk bertindak agar kekerasan dapat dicegah dan di atasi.
"Ini adalah keberanian untuk mengadu,jadi mereka yang alami kekerasan dapat segera menyampaikan kepada pihak terkait. Sehingga ini menjadi perhatian kita semua, bagaimana kekerasan ini dapat kita tekan hingga zero kekerasan," tegasnya.
Menurutnya, kasus kekerasan ini seringkali terjadi melibatkan orang terdekat di lingkungannya bahkan ditempat-tempat yang sulit diakses. Sehingga, kiranya perlu adanya perhatian khusus.
Rosalina pun berharap, ke depannya bersama Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dan lainnya akan saling bersinergi melalui gerakan masif bersama masyarakat Kubu Raya.
"Kampanye ini akan kita lakukan di bulan Desember, mudah-mudahan ini dapat tersampaikan baik di kota maupun desa," jelasnya. (Ina)
Beri Pendampingan
Direktur Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) Kalimantan Barat, Reni Hizaji membeberkan alasan pentingnya dilakukan forum terbuka membahas kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui desa di Kubu Raya bergerak hingga zero kekerasan.
"Kekerasan ini, sudah tidak melihat batas lagi, tidak ada teritorial khusus sebetulnya. Tetapi harus diperhatikan bersama, saat kekerasan itu terjadi, kita harus mengambil peran nyata," ujarnya, Sabtu (30/11/2019).
Namun, ketika tidak ada satupun yang memperhatikan kondisi mereka yang alami kekerasan. Maka korban, akan bertindak sendiri menuju lembaga yang jauh di Kabupaten atau Kota, dikarenakan di desa belum memiliki wadahnya.
"Ini berat bagi mereka, tidak ada yang membantu mereka. Sehingga perlu adanya lembaga di tingkat desa yang menaungi, di mana tempat tersebut sangat dekat dengan mereka," jelasnya.
Menurutnya, harus ada tindakan, merespon dan peduli terhadap kasus kekerasan perempuan dan anak di Kubu Raya. Mengingat Kabupaten Kubu Raya termasuk wilayah yang rawan kekerasan.
"Kekerasan dapat menimpa anak-anak yang berada di lingkungan keluarga. Pelakunya adalah orang terdekat mereka. Seharusnya melindungi, namun malah sebaliknya," sebutnya.
Ia berharap semua kalangan tentunya dapat ikut serta mencegah kasus kekerasan. Bahkan, di sektor pendidikan pun juga dapat menjadi wadah untuk kaum perempuan muda menyampaikan informasi kekerasan yang mungkin saja menimpa mereka.
"Mereka butuh tempat terdekat untuk menyuarakan keluhannya agar mendapatkan perlindungan," pungkasnya. (Ina)