Pemkab Kubu Raya Gaungkan Desa Zero Kekerasan
Tak dapat dipungkiri, Muda mengakui jika Kabupaten Kubu Raya alami lonjakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Maudy Asri Gita Utami
KUBU RAYA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya terus berkomitmen menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, yakni bergerak dari desa menuju zero kekerasan.
Hal tersebut diutarakan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan melibatkan berbagai pemangku kebijakan hingga organisasi wanita, di Kantor Desa Parit Baru, Sungai Raya, Kubu Raya, Sabtu (30/11/2019).
Prinsipnya dalam melawan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sudah harus menjadi aksi nyata di masyarakat. Mulai dari lingkungan terkecil hingga masyarakat luas.
"Setiap keluarga, RT dan RW dapat saling melihat dan mengawasi supaya antisipasi bisa lebih cepat dilakukan," ungkapnya kepada Tribun Pontianak.
• Cari Solusi Bersama Atasi Masalah Kekerasan Perempuan dan Anak
Tak dapat dipungkiri, Muda mengakui jika Kabupaten Kubu Raya alami lonjakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Menurutnya, hal tersebut dinilai positif, berarti korban telah berani bersuara dengan melapor kepada pihak berwenang.
"Ada keberanian untuk melaporkan kepada pihak terkait, ini adalah suatu hak yang baik."
"Sehingga kita terus kampanyekan agar stop kekerasan dan berani melapor jika mendapatkan kekerasan dari orang lain," jelasnya.
Melibatkan sebanyak 123 desa di Kabupaten Kubu Raya melalui deklarasi mewujudkan desa zero kekerasan.
Perangkat desa pun diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal.
"Fungsi maupun pola yang dibangun dari kader-kader Posyandu, PAUD dan dari semua elemen yang terlibat bisa harus dapat lebih masif lagi," ujarnya.
Muda pun menegaskan dalam hal ini pemerintah akan memperkuat data berkaitan dengan rumah tangga, agar mudah diawasi serta terkontrol dengan baik melalui sistem.
"Ini akan jauh lebih mudah mendeteksi dan menganalisis kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak di Kubu Raya."
"Baik dari sisi ekonominya, sosial dan kerentanan lainnya dapat kita pantau," bebernya.
Menurut Muda, saat perempuan mendapat kekerasan, anak-anak juga akan merasakan dampak dari kekerasan tersebut.