Rupiah Bertengger di Level Rp 14.112 per Dolar AS, Hari Keempat Melemah di Kurs Jisdor
Ini pelemahan untuk keempat kalinya secara beruntun di kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate alias Jisdor
Rupiah Bertengger di Level Rp 14.112 per Dolar AS, Hari Keempat Melemah di Kurs Jisdor
Rupiah kembali melemah pada Kamis (21/11).
Nilai tukar rupiah di kurs Jisdor bertengger di level Rp 14.112 per dolar AS.
Ini pelemahan untuk keempat kalinya secara beruntun di kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate alias Jisdor.
Sementara pada hari kemarin, rupiah di kurs tengah BI berada di level Rp 14.097 per dolar AS.
• Rupiah Menguat 0,04 Persen di Level Rp 14.062 per Dolar AS
Selain di kurs Jisdor, rupiah pada pagi ini juga layu di pasar spot.
Melansir Bloomberg pada pukul 09.40 WIB, rupiah berada di level Rp 14.113 per dolar AS.

Dengan begitu rupiah hari ini sudah melemah 0,13% dari penutupan kemarin yang berada di level Rp 14.095 per dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai hari ini rupiah bakal menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia serta rilis notulensi FOMC Meeting yang berlangsung pada 30-31 Oktober lalu.
• Rupiah Melemah Tipis ke Rp 14.138 per Dollar AS
Pasar memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan.
Sementara dari pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell sebelumnya, petinggi The Fed mengindikasikan ada peluang suku bunga acuan AS tidak akan berubah hingga akhir tahun ini.

"Tetapi jika notulensi FOMC ternyata lebih dovish, ada peluang rupiah rebound," jelas Josua.
Josua sendiri memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini bergerak dalam rentang Rp 14.050-Rp 14.125 per dollar AS.
Rupiah masih tertekan efek perang dagang
Walau bergerak terbatas, hari ini rupiah kembali melemah.
Di pasar spot, Rabu (20/11) rupiah turun tipis 0,03% menjadi Rp 14.095 per dolar Amerika Serikat (AS).
Serupa, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia juga terdepresiasi 0,04% ke Rp 14.097 per dolar AS.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, posisi rupiah terhimpit karena negosiasi dagang antara AS dan China kembali stagnan. Belum adanya kejelasan negosiasi dagang berakhir membuat pasar cenderung berhati-hati.
Bahkan perang dagang berpotensi kembali panas lantaran Senat AS menyetujui rancangan undang-undang (RUU) mendukung hak asasi di Hong Kong.
Hal ini memicu kemarahan China.
• Rupiah Menanti Kabinet Baru Jokowi, Masih di Rentang Rp 14.110 Per Dollar AS
"Karena itu rupiah belum mampu berbalik arah di pekan ini,' kata dia.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, besok rupiah juga bakal menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan notulensi FOMC Meeting yang berlangsung 30-31 Oktober lalu.
Ekspektasi pasar, BI masih mempertahankan suku bunga acuan.
Dan dari pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell sebelumnya pun ada peluang suku bunga acuan AS tidak akan berubah hingga akhir tahun ini.
"Tetapi jika notulensi FOMC lebih dovish, ada peluang rupiah rebound," jelas Josua.
Dia pun menebak, besok rupiah berada dalam rentang Rp 14.050-Rp 14.125 per dolar AS. Sedangkan Ibrahim memprediksi, mata uang Garuda ada di kisaran Rp 14.075-Rp 14.130 per dolar AS.
• Rupiah Menguat di Level Rp 14.069, Berikut Nilai Tukar Mata Uang Lainnya

Prediksi Kurs Rupiah: Menanti Keputusan BI dan The Fed
Rupiah kembali melanjutkan pelemahan, meski pergerakan mulai terbatas.
Kemarin, kurs spot rupiah turun tipis 0,03% jadi Rp 14.095 per dollar Amerika Serikat (AS).
Serupa, kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga terdepresiasi tipis 0,04% menjadi Rp 14.097 per dollar AS.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, posisi rupiah terhimpit karena negosiasi dagang antara AS dan China kembali stagnan.
Gara-gara negosiasi dagang kedua negara tersebut belum jelas, pelaku pasar cenderung berhati-hati.
• OSO Sesalkan Rupiah Melemah Dijadikan Alat Politik Serang Pemerintah
Bahkan perang dagang berpotensi kembali memanas lantaran Senat AS menyetujui rancangan undang-undang (RUU) mendukung hak asasi di Hong Kong.
Hal ini memicu kemarahan Negeri Tirai Bambu.
"Karena itu rupiah belum mampu berbalik arah di pekan ini,' kata Ibrahim, kemarin.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, untuk hari ini rupiah juga bakal menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia serta rilis notulensi FOMC Meeting yang berlangsung pada 30-31 Oktober lalu.
Pasar memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan.
• Terkendali, Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan II 2019 Tercatat Sebesar 391,8 Miliar Dolar AS
Sementara dari pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell sebelumnya, petinggi The Fed mengindikasikan ada peluang suku bunga acuan AS tidak akan berubah hingga akhir tahun ini.
"Tetapi jika notulensi FOMC ternyata lebih dovish, ada peluang rupiah rebound," jelas Josua.
Josua memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini bergerak dalam rentang Rp 14.050-Rp 14.125 per dollar AS.
Sedangkan Ibrahim memprediksi, mata uang Garuda akan bergerak dengan kisaran pergerakan Rp 14.075-Rp 14.130 per dollar AS.