Kapolda Kalbar Bahas Cara Jitu Penanganan Karhutla dan Solusinya di Acara FGD

Irjen Pol H Didi Haryono mengatakan Masalah Karhutla masalah bersama dan sepakat, semua ingin sehat dan bisa mencegahnya

Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/HADI SUDIRMANSYAH
Kapolda Kalbar bersama Gubernur Kalbar saat acara FGD 

Kapolda Kalbar Bahas Cara Jitu Penanganan Karhutla dan Solusinya di Acara FGD

PONTIANAK - Kapolda Kalbar Irjen Pol H Didi Haryono mengatakan Masalah Karhutla masalah bersama dan sepakat, semua ingin sehat dan bisa mencegahnya, saat acara Group Discussion bersama Gapki dan stakeholder pada Selasa (8/10/2019) Ballroom Hotel Ibis, Kota Pontianak.

Penanganan Karhutla dan solusinya. Itulah FGD.

“Aparat penegakkan hukum adalah opsi terakhir. Kearipan lokal boleh membakar 2 Ha tetapi ada ketentuan yang harus dilaksanakan, harus ada ijin dari kepala desa tidak boleh ditinggal, situasinya tidak dimusim panas dan seterusnya,” ujar Kapolda Didi

Karhutla tidak hanya terjadi di Indonesia saja.

Berdasarkan data KLHK RI yang diterbitkan melalui portal daring CNBC Indonesia menyebutkan bahwa Republik Indonesia tidak sendiri.

Negara-negara lain juga menghadapi hal yang sama dengan Indonesia soal Karhutla. Karhutla terjadi lebih luas di negara-negara maju seperti Kanada, hingga Amerika Serikat.

“Data menyebutkan Karhutla tahun 2019, Indonesia berada di posisi ke-6 dengan total lahan yang terbakar seluas 328.000 hektare. Sedangkan di urutan pertama ada negara russia dengan luas lahan yang terbakar mencapai 10 juta hektare,” ucapnya.

Baca: FGD Penanganan Karhutla dan Solusi, Kapolda: Maksimal Pembukaan Lahan 2 Hektare per KK

Baca: FOTO: Focus Group Discussion Penanganan Karhutla

Baca: Kapolda Kalbar Irjen Didi Rekomendasi 6 Solusi Pencegahan Karhutla

Dalam 5 tahun terakhir, Karhutla terbesar di Indonesia terjadi pada tahun 2015. Yang di mana pada saat itu luas lahan yang terbakar mencapai 2,6 juta hektare.

Sedangkan di tahun 2019 ini (sampai dengan September 2019) luas lahan yang terbakar seluas 328 ribu hektare. Yang artinya luas lahan yang terbakar mengalami penurunan mencapai presentase 87,41 persen.

Kalimantan Barat memiliki kondisi geografis yang memiliki bentangan 1 1/6 pulau jawa dengan luas wilayah 146.807,90 km2 meliputi luas daratan 110.000 km2 atau setara 74,93 persen.

Terdapat lahan perkebunan dan pertanian, dan juga hamparan lahan gambut yang cukup luas di setiap wilayah Kalimantan Barat.

Potensi geografis yang luas ini menjadikan sebuah potensi bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuka lahan dengan cara membakar, disamping itu kebiasaan masyarakat yang menjadi kearifan lokal dalam mengolah lahan dengan cara membakar tanpa mempertimbangkan luas lahan dan kondisi cuaca menjadi problematika yang di atensi.

Berdasarkan pengolahan data lapan oleh BMKG, menyebutkan hotspot sepanjang bulan Agustus 2019 terdapat sejumlah 7.655 titik di Kalimantan Barat, yang di mana hotspot terbanyak terdapat di Kabupaten Ketapang yaitu sejumlah 2126 titik dan kabupaten sanggau sejumlah 1440 titik.

Sedangkan sepanjang bulan September 2019 (sampai dengan 23 september) di Kalimantan Barat terdapat sebanyak 15.767 hotspot.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved