ICMI Sambas Nilai Karhutla Sebagi Kejadian Luar Biasa, Misni Safari Pertanyakan Upaya Pemda

Bahkan dari informasi yang di himpun oleh ICMI Sambas. Saat ini di Kecamatan Temajuk lahan yang hangus terbakar sudah hampir seribu hektare.

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Wawan Gunawan
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sambas,Misni Safari, saat di temui di ruang kerjanya, Senin (18/3/2019). 

ICMI Sambas Nilai Karhutla Sebagi Kejadian Luar Biasa, Misni Safari Pertanyakan Upaya Pemda Atasi Karhutla

SAMBAS - Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Sambas, Misni Safari mengatakan pihak yang prihatin dengan peristiwa kabut asap di Sambas.

Bahkan dari informasi yang di himpun oleh ICMI Sambas.

Saat ini di Kecamatan Temajuk lahan yang hangus terbakar sudah hampir seribu hektare.

"Semakin hari semakin banyak kabutnya ini, kita risau saja sebenarnya kepada Pemda. Seperti di Temajuk itu sejak tiga hari lalu, dan sekarang masih berlangsung dari informasi saya dapat itu sudah hampir se-ribu hektare," katanya, Senin (16/9/2019). 

Baca: ICMI Sambas Prihatin Terhadap Kasus Cabul Yang Libatkan Aparat Pemerintahan

Baca: ICMI Sambas Dorong Siswa-siswi Sesuai Realitas Saat Ini

"Dari sungai ubah sampai ke Temajuk itu katanya sudah banyak kerugian, seperti pohon kopi, sengon, sawit dan lain sebagainya sudah habis terbakar," ungkapnya.

Menurutnya, sudah banyak kerugian yang di derita masyarakat akibat peristiwa ini.

"Untuk itu, kita mempertanyakan apa upaya-upaya dari Pemda. Untuk itu harus ada upaya yang maksimal, bukan yang biasa-biasa saja. Dan harus di tangani segera," ujar Misni.

Mantan wakil ketua DPRD Sambas itu bahkan mengungkapkan jika kebakaran saat ini sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).

Baca: Wakil Ketua DPRD Sambas Misni Safari Harap Sekda Baru Bisa Menjaga Komunikasi dengan Semua Pihak

Baca: Misni Safari Nyatakan Siap Maju Pilkada Sambas 2020, Bawa Program Berikut

"Saya kira ini ini sudah Kejadian Luar Biasa (KLB), dan harusnya di Pemda anggaran untuk KLB di Sambas itu bisa di gunakan oleh Pemda untuk di gunakan untuk mencegah karhutla," bebernya.

Bahkan pihak pemadam kebakaran dan masyarakat sudah kebingungan bagaimana cara mengatasinya, lantaran saat ini lokasi karhutla sudah ada jauh di dalam hutan.

"Info yang saya peroleh, pemadam kebakaran ada turun tapi kebakaran ada jauh di dalam hutan. Jadi masyarakat juga kebingungan untuk memadamkan api," tutupnya.

Update berita pilihantribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved