HUT RI ke-74, Bayu: Guru Honorer Belum dapat Perhatian Pemerintah
Kemarin pas pemilu jadi Pengawas Pemilu Desa, dan sekarang sudah habis periodenya
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin
HUT RI ke-74, Bayu: Guru Honorer Belum dapat Perhatian Pemerintah
SAMBAS - Profesi Guru adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia. Dimana tugas seorang Guru adalah mentransfer ilmu pengetahuan, pengalaman, penanaman nilai-nilai budaya, moral dan agama.
Selain itu, seorang Guru juga berfungsi sebagai motivator, konseling dan pemimpin dalam kelas. Kehadiran guru ditengah-tengah masyarakat juga merupakan unsur utama dan penting.
Sehingga bisa dibayangkan jika ditengah-tengah kehidupan manusia tidak ada seorang guru. Maka kita akan hidup dalam lingkaran tradisi-tradisi kuno serta peradaban kuno.
Baca: Pimpin Upacara HUT Proklamasi ke-74 di Kabupaten Sintang, Ini Yang Disampaikan Bupati Jarot
Baca: Yunarto Wijaya Tersayat Pendapat Ustadz Abdul Somad Tentang Salib! Sebut Om Rizieq dan Om Tengku Zul
Dan akibatnya, sangat mustahil sebuah Bangsa bisa maju tanpa pendidikan dan guru. Menjadi seorang pendidik, atau Guru adalah bukanlah hal yang mudah dan gampang.
Hal ini membutuhkan keseriusan, pengalaman serta profesionalisme dalam mengorganisasikan pembelajaran sehingga mampu menjadikan materi pelajaran yang dapat dipahami anak didik dengan baik.
Bayu, satu di antara Guru Honorer di SMAN 3 Teluk Keramat mengatakan, di Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-74 ini. Masih ada guru yang hanya di bayar sebesar ratusan ribu rupiah.
"Guru honorer merasa belum mendapatkan perhatian oleh pemerintah. Di beberapa daerah, untuk saat ini guru honorer hanya diberi honor ratusan ribu," ujarnya, Jumat (16/8/2019).
"Awal saya menjadi honorer pertengahan tahun 2015 dengan menerima gaji sebesar Rp. 240.000,- dan sekarang gaji yang saya terima sebesar Rp. 600.000," ungkapnya.
Baca: Tingkatkan Semangat Bersekolah, SMP dan SD di Engkadu Kerjasama
Ia menjelaskan, dengan gajih yang diterimanya hanya ratusan ribu setiap bulannya. Ia katakan itu tidak mampu mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
"Guru honorer merupakan profesi yang diharapkan profesional, artinya guru honor penyedia jasa tetapi jasa guru honor masih sangat jauh dari harapan bahkan dibawa upah UMR sungguh sangat memprihatinkan dan menyedihkan, apakah mungkin seorang dapat berbuat maksimal tanpa pernah mengetahui kebutuhan hidupnya? rasanya tidak mungkin di era globalisasi dan ditengah-tengah krisis multi dimensional dimana harga barang melambung tinggi mempengaruhi biaya hidup ikut tinggi," ungkapnya.
"Kalau bicara cukup atau tidaknya, kalau untuk sekarang sangatlah tidak mencukupi dikarenakan kebutuhan yang sangat besar sedangkan pendapatan yang sangat minim," tuturnya.
Saat di konfirmasi, bagaimana caranya menambah penghasilan dengan gajih yang bisa di bilang pas-pasan itu. Bayu menuturkan pada pemilu lalu ia juga merangkap sebagai anggota Pengawas Pemilu di Tingkat Desa.
"Kemarin pas pemilu jadi Pengawas Pemilu Desa, dan sekarang sudah habis periodenya," katanya.
Alumni IKIP PGRI Pontianak itu menerangkan, saat ini Guru honor boleh saja ikhlas mengabdi dalam mengembang tugas mengajar.