Kembangkan Usaha Kopi di Tengah Banyaknya Persaingan, Eko: Saya Terus Belajar

Untuk mempertahankan suatu usaha memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan tekad yang kuat, usaha keras, dan kemauan untuk terus belajar

Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MIA MONICA
Owner Kopi Dua Enggang, Andreas Eko (42) saat ditemui di pabrik kopi miliknya, di Siantan, Pontianak 

Kembangkan Usaha Kopi di Tengah Banyaknya Persaingan, Eko: Saya Terus Belajar
 

PONTIANAK - Untuk mempertahankan suatu usaha memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan tekad yang kuat, usaha keras, dan kemauan untuk terus belajar. Hal inilah yang dilakukan oleh pengusaha kopi di Pontianak, Andreas Eko (42).

“Usaha pabrik kopi Dua Enggang ini awalnya dari usaha orang tua saya. Dulunya hanya menjual minyak goreng curah, kemudian setelah hampir sepuluh tahun berjalan dan sudah memiliki relasi yang lumayan banyak, orang tua saya memutuskan untuk menambah produk baru yaitu menjual kopi bubuk,” ujar Andreas kepada Tribun Pontianak, Rabu (26/6).

Pria lulusan S1 Universitas Trisakti Trisakti Jurusan Teknik Industri ini melihat peminat kopi kini semakin banyak. Sehingga memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.

“Usaha ini usianya sama dengan adik saya, 34 tahun. Saya selalu mencari cara bagaimana usaha ini terus berkembang, tidak stagnan. Terlebih saya juga menyadari kalau usaha ini sesuai dengan fashion saya. Memang tidak mudah, terlebih sekarang semakin banyak pesaing,” ungkapnya.

Dikatakannya, jika mau susatu usaha atau kerja terasa lebih nyaman, harus sesuai dengan apa yang disenangi.

Baca: Media Trip Bersama WWF Indonesia Pemberdayaan Ekonomi Hijau Kapuas Hulu

Baca: Anggota DPRD Kalbar: Pelantikan 15 Eselon II Diharapkan Bawa Penyegaran Pada Pelayanan Pemprov

Baca: PLTN Kalbar Ditargetkan Beroperasi 2025

“Dulu saya bukan penikmat kopi, namun lama-kelamaan karena sudah berkecimpung diusaha ini, saya jadi suka,” ungkap Andreas 

Andres yang juga telah melanjutkan pendidikan S2 MM di Universitas Tanjungpura ini menyebutkan hingga kini, bubuk kopi Dua enggang yang dipasarkan nya semakin berkembang, bahkan dalam tiap harinya, ia mampu memproduksi 1 ton kopi yang siap di pasarkan diseluruh wilayah Kalimantan Barat. 

“Memang untuk pasar kita masih ditingkat lokal, namun yang lebih banyak peminatnya di bagian hulu sungai Kapuas.  Kalau untuk pasar diluar Kalbar, kita kasih belum berjalan, sebab butuh promosi yang lebih besar, tapi ini juga bukan tidak mungkin ke depannya,” ucapnya

Melihat persaingan usaha menjual bubuk kopi ini, diakui Andreas tentu menjadi sebuah tantangan bagi dirinya, namun dengan keunggulan dan mempertahankan kualitas kopi Dua enggang ini, ia meyakini bubuk kopi yang diproduksinya masih menjadi pilihan bagi masyarakat Kalbar. 

“Keunggulan kopi kita yaitu dari sisi sistem pemasakan yang moderen di Kalbar, sebab kita gunakan pemasakan dengan sentuhan angin panas, artinya kopi tidak terkena panas dari api langsung, tapi angin panas. Sehingga kopi yang dihasilkan ini bisa dibilang kopi khusus kelas atas,” imbuhnyaZ 

Disamping sistem pemasakannya yang modern, Andreas mengatakan jika bahan baku kopinya menggunakan kopi pilihan yang memiliki citarasa dan kualitas yang baik, kualitas export dan telah memiliki sertifikasi Halal MUI, MD BPOM serta SNI yang disupport oleh Badan Sertifikasi Nasional. 

“Kemudiaan kehigienisan produk selalu menjadi perhatian bagi kami, sehingga dengan keunggulan-keunggulan ini tentu kami meyakini produk kopi yang kami buat tidak kalah degan kopi-kopi lainnya,” sebutnya 

Kopi ini pun ada yang dijual dalam bentuk sachet dan kalengan. Sehingga dengan kemasan tersebut pelanggan dapat memilih sesuai dengan kebutuhan. 

“Untuk harga yang sachet kita jual Rp3000/ sachet, sedangkan kalengan tergantung yang 4 atau 8 kilo tinggal di kalikan Rp45.000 per kilonya, artinya dengan harga ini tentu masih dapat dijangkau oleh masyarakat, dan untuk cafe atau Warkop yang biasanya kita suplai ada juga yang memesan masih dalam bentuk biji kopi yang sudah di goreng, nanti mereka yang menggiling sendiri, sehingga pas dijual masih dalam keadaan fresh,” paparnya 

Andreas berharap, dengan kopi berkualitas baik yang diproduksinya tersebut, dapat terus berkembang di pasaran yang lebih luas lagi. 

“Artinya tidak hanya menjual dalam bentuk offline, kedepan kita juga ingin online sehingga mampu mencakup pasar yang lebih luas,” pungkasnya. (Mia Monica)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved