Dokter Frandy Kupas Tuntas Cacar Monyet dari Penuluaran hingga Pengobatan, Indonesia Terancam

Dokter Umum RS Santo Vincentius Singkawang dr Frandy mengatakan pemerintah Singapura baru saja mengkonfirmasi temuan

Penulis: Jovanka Mayank Candri | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Dokter Umum PTT RS Santo Vincentius dr Frandy 

Dokter Frandy Kupas Tuntas Cacar Monyet dari Penuluaran hingga Pengobatan, Indonesia Terancam

PONTIANAK - Dokter Umum RS Santo Vincentius Singkawang dr Frandy  mengatakan pemerintah Singapura baru saja mengkonfirmasi temuan seorang warga Nigeria berusia 38 tahun yang datang ke Singapura positif mengidap penyakit cacar monyet.

Pasien tersebut dilaporkan mengonsumsi daging hewan liar (bushmeat) sewaktu menghadiri acara pernikahan di Nigeria.

Kuat dugaan daging hewan liar tersebut menjadi sumber penularan dari virus cacar monyet. Penemuan kasus cacar monyet ini tentu saja membuat wilayah Indonesia yang bertetangga dengan Singapura seperti Batam, Kepulauan Riau ikut waspada.

Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit yang disebabkan virus yang ditularkan ke manusia dari hewan. Wabah cacar monyet ini sering terjadi terutama di bagian terpencil Afrika tengah dan barat, daerah dekat hutan hujan tropis.

Virus monkeypox sendiri pada umumnya mirip dengan virus pada cacar manusia. Penyakit cacar monyet sendiri hingga saat ini belum pernah ditemukan di Indonesia. Artinya, Indonesia tidak punya pengalaman khusus dalam menghadapi penyakit ini sebelumnya.

Namun, dengan sifat penyakit yang bisa sembuh sendiri, infeksi cacar monyet juga perlu diperhatikan agar tidak menimbukan wabah.

Belum pernah ditemukan juga tidak mengindikasikan Indonesia aman sepenuhnya dari infeksi cacar monyet.

Baca: Deretan Fakta Titik Terang Akhir Kasus Perundungan Audrey Siswi SMP Pontianak

Baca: Pengunjung Puji Kopi Warkop Rusen Singkawang

Baca: 259 Meriam Karbit Siap Getarkan Kota Pontianak di Malam Takbiran Sambut Idul Fitri 2019

Penularan

Infeksi pada kasus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dan mukosa hewan yang terinfeksi. Di Afrika, infeksi pada manusia ditularkan melalui kera, tikus dan tupai yang terinfeksi.

Faktor risiko lain yang memungkinkan terjadinya kasus cacar monyet adalah karena konsumsi makanan yang telah terkontaminasi dengan proses pengolahan makanan yang kurang baik.

Penularan dari manusia ke manusia, dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, lesi kulit dari orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi oleh cairan pasien.

Penularan terjadi terutama melalui droplet (partikel air dari saluran pernapasan). Penularan juga dapat terjadi dengan inokulasi atau melalui plasenta (cacar monyet bawaan).

Gejala Cacar

Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) dari cacar monyet biasanya 6 hingga 16 hari tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved