Dokter Frandy Kupas Tuntas Cacar Monyet dari Penuluaran hingga Pengobatan, Indonesia Terancam
Dokter Umum RS Santo Vincentius Singkawang dr Frandy mengatakan pemerintah Singapura baru saja mengkonfirmasi temuan
Penulis: Jovanka Mayank Candri | Editor: Madrosid
Infeksi dapat dibagi menjadi dua periode:
Pertama, periode invasi (0-5 hari) ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, mialgia (nyeri otot) dan asthenia yang intens (kekurangan energi);
Kedua, periode Erupsi Kulit (dalam 1-3 hari setelah munculnya demam) di mana berbagai tahap ruam muncul. Ruam sering dimulai pada wajah (95% kasus) dan kemudian menyebar di tempat lain di tubuh. Ruam juga dapat muncul di telapak tangan dan telapak kaki (dalam 75% kasus).
Dalam waktu 10 hari, luka kemudian berevolusi menjadi lepuhan kecil berisi cairan, bintil, dan akhirnya kerak. WHO menulis bahwa untuk menghilangkan kerak ini sepenuhnya, diperlukan setidaknya waktu tiga minggu, meskipun pasien telah menjalani perawatan untuk cacar monyet.
Beberapa pasien mengalami limfadenopati parah (pembengkakan kelenjar getah bening) sebelum munculnya ruam, yang merupakan ciri khas dari cacar monyet dibandingkan dengan penyakit serupa lainnya.
Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 14 hingga 21 hari. Kasus yang parah terjadi lebih sering pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.
Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit cacar monyet.
Baca: Jawab Rumor, DJ Snake Beri Isyarat Bakal Kolaborasi dengan BLACKPINK
Baca: Update Cuaca Terkini di Kabupaten Kapuas Hulu, Berikut Keterangan BMKG
Baca: Bukber dengan Pangdam, Ini Yang Disampaikan Bupati
Diagnosis
Cacar monyet hanya dapat didiagnosis secara pasti di laboratorium khusus di mana virus dapat diidentifikasi dengan sejumlah tes berbeda.
Jika dicurigai monkeypox, petugas kesehatan harus mengambil sampel yang sesuai dan membawanya dengan aman ke laboratorium dengan kapasitas yang sesuai.
Spesimen diagnostik berasal dari lesi - usapan lesi eksudat lesi atau kerak yang disimpan dalam tabung kering dan steril (tidak ada media transportasi virus) dan tetap dingin.
Darah dan serum dapat digunakan tetapi seringkali tidak dapat disimpulkan karena durasi viremia yang pendek dan waktu pengumpulan spesimen.
Untuk menafsirkan hasil tes, sangat penting bahwa informasi pasien dilengkapi dengan spesimen termasuk perkiraan tanggal timbulnya demam, tanggal timbulnya ruam, tanggal pengumpulan spesimen, status saat ini dari individu (tahap ruam) dan usia.
Pengobatan
Hingga saat ini belum ada perawatan atau vaksin khusus untuk menangani cacar monyet. Data studi dari WHO menunjukkan bahwa vaksin variola 85 persen efektif dalam mencegah cacar monyet.