Bank Sampah Rumput Hias Pontianak Sudah Punya 70 Nasabah dan Brand Produk Sendiri
Ketua Bank Sampah Rumput Hias Pontianak, Muhayati mengatakan sudah ada sekita 70 nasabah bank sampah Rumput Hias yang rutin
Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
"Setelah itu akan di olah lagi tapi SDM masih belom sempat, dan minyak akan di jual ke pengepul besar yaitu CV dan kami sudah menandatangi Mou dari CV dan minyak bekas akan di ekspor dan dijadikan bahan bakar bio disel.
Biasanha sampah yang diterima adalah sampah anorganik ekonomis, dan non ekonomis.
sampah non organik ekonomis seperti koran, kardus,botol gelas plastik ,besi, dan non ekonomis seperti kantong kresek.
"Karena kami sudah menggunakan plastik kresek jadi diterima, salah satu bank samph yang menerima sampah un organik non ekonomis adalah bank sampah kami," ujarnya.
Sejauh ini hasil dari daur ulang seperti tas, kalung, celengan, bunga dan lainnya yang juga dijual. Namun masih di produksi di Kalbar saja, dan yang paling best seller adalah kalung dari percak yang di kombinasi dengan percak corak insang.
"Sekang kota Ponrianak kan sedang menggerakkan etnik lokal dan hari kartini sudah banyak yang pesan kalung percak corak insang tersebut bahkan ada yang satu set dengan tas,anting dan samacamnya ," imbuhnya.
Kerajinan yang dibuat dan dijual harganya mulai dari Rp.5 ribu sampai Rp.500 ribu. Kalau kalung corak insang sekitar Rp.50 ribu, sedangkan tas unik yang terbuat dari koran hanya Rp 65 ribu saja.
Sejauh ini, kata dia Komuntias Bank Sampah Rumput Hias sudah
makin bertambah omsetnya yang diterima dari hasil penjualan sampah.
"Untuk pembagian penghasilan untuk anggota pengurus tergantung dari keaktifan pengurus kami yang juga punya SOP, Pengurus aktif 70 persen dan aktif 20 persen. nonaaktif 10 persen," tutupnya.