Fakta TVOne
Fakta TVOne, Jubir BPN Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Sebut Teguran Prabowo ke Penonton Bukti Keseriusan
"Gak boleh dibuat main-main. Datanya jangan asal-asal apalagi ABS (Asal bapak Senang_red) dan sebagainya.Itu yang selalu jadi catatan dari Pak Prabowo
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
Fakta TVOne, Jubir BPN Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Sebut Teguran Prabowo ke Penonton Bukti Keseriusan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan teguran Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terhadap penonton yang menertawakannya saat debat Pilpres keempat merupakan bukti keseriusan Prabowo terhadap bidang pertahanan.
Seperti diketahui, momen itu terjadi saat Debat Keempat Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/03/2019) malam WIB.
"Pada prinsipnya, Pak Prabowo akan memberikan tekanan gimmick atau tekanan suara pada sifat-sifat yang menurut beliau sensitif, misalnya kedaulatan," ungkap Dahnil Anzar Simanjuntak dalam Program Fakta TVOne, Senin (01/04/2019) malam WIB.
Baca: LIVE Streaming ILC Kejutan OTT KPK: Ratusan Ribu Amplop Untuk Serangan Fajar, Ada Rocky Gerung?
Baca: Fakta TvOne : TKN Sebut Jokowi Sajikan Strategi Pecahkan Persoalan Pertahanan saat Debat Pilpres
Baca: Merasa Rugi Akun Twitter dan Gmail-nya Diretas, Ferdinand Hutahaean Lapor Bareskrim dan Kemenkominfo
Prabowo punya pandangan hal ini adalah masalah kedaulatan bangsa dan martabat bangsa.
Masalah lemahnya pertahanan tidak boleh dianggap remeh.
"Gak boleh dibuat main-main. Datanya jangan asal-asal apalagi ABS (Asal bapak Senang_red) dan sebagainya. Itu yang selalu jadi catatan dari Pak Prabowo. Tapi, kalau diskusi udah sisi humanita segala macam, tentu beliau tune-nya berbeda," terang dia.
Dahnil menegaskan kembali bahwa orientasi Prabowo pada kedaulatan. Contoh lainnya, ia ingin mendorong single identity card melalui system identification number.
"e-KTP bisa jadi jalan membuka sistem integritas nasional yang komprehensif. Kita tidak perlu kartu-kartu yang banyak itu. Gak efisien. Inefisiensi pasti terjadi. Kalau ada yang mudah, kenapa kita buat yang sulit?," kata Dahnil.
Baca: Viral Video Ceramah di Stadion Kridasana, DAD Singkawang Imbau Masyarakat Tak Terpancing
Baca: TNI AD Kembali Juara Tembak Internasional AASAM 2019, Sertu Woly Hamsan Kelahiran Sambas Ini Terbaik
Baca: Cristiano Ronaldo Terancam Absen Bela Juventus Vs Ajax Amsterdam Leg 1 Perempat Final Liga Champion
Menurut dia, justru keberadaan kartu-kartu yang banyak itu membuat target tidak sampai.
Berkaca dari kondisi saat ini, banyak sekali pemilik kartu yang tidak dapat layanan cukup.
"Kuncinya adalah kita perbaikan data. Dengan perbaikann data itu, kita sedang membangun sistem integritas nasional," imbuhnya.
Terkait isu jual beli jabatan yang dilontarkan Prabowo saat debat keempat, Dahnil mengatakan pernyataan itu spontan.
Prabowo membaca data bahwa Komite Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan 90 persen di Indonesia ada jual beli jabatan.
Baca: Hidup Sebatang Kara, Pria 70 Tahun Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Kelambu
Baca: Mengharukan! Demi Biaya Berobat Sang Suami, Bu Sumiati Rela Jual Ginjal via Karton, Belum Laku-laku
Baca: Keji! Ingin Kuasai Harta Warisan, Wanita Bersama Kekasihnya Tega Bunuh Ibu dan Tiga Adiknya
"Di Pemerintahan jokowi ada 90 persen jual beli jabatan. Itu yang jadi kekhawatiran Pak Prabowo," jelas Dahnil.
Bagaimana mungkin pemerintahan kita bisa kuat dan mendapat kepercayaan dari masyarakat, jika praktik birokrasi pejabat ada jual beli jabatan.
"Kuncinya bukan sistem e-government segala macam. Tapi, kalau jual beli jabatan masih terjadi dan praktek moral hajad penyimpangan masih terjadi. Itu gak ada artinya e-government dan macam-macam. Tergantung, A Man Behind The Gun," tuturnya.
Dahnil membantah tuduhan Prabowo pro khilafah. Tuduhan itu merupakan keliru.
Dalam debat Pilpres keempat, Prabowo mengingatkan semua pihak agar berhenti menyuarakan narasi pecah belah.
Prabowo tidak ingin jangan sampai apa yang disampaikan dalam pidato tidak sesuai dengan lakunya.
Baca: Asal Punya e KTP Kubu Raya, Berobat di Puskesmas Gratis
Baca: Bilal: FPI Singkawang Tak Terlibat Pada Kegiatan Singkawang Bersholawat
Baca: Terkait Laka Maut Driver Ojol, Ini Kadishub Pontianak
"Itu yang diingatkan oleh Pak Prabowo. Jangan sampai kita mengklaim Pancasila, tapi lakunya tidak pancasilais. Selama ini, narasi yang diproduksi adalah narasi perpecahan. Itu yang sekarang dirasakan Pak Prabowo," ujar Dahnil.
Pada debat Pilpres keempat, kata Dahnil, Prabowo nyaris tidak mendapat banyak dapat briefing dari tim.
Apa yang dilontarkan saat debat merupakan murni gagasan Prabowo.
Dahnil menilai Prabowo adalah sosok dalang, bukan wayang.
"Kata Pak Prabowo. Pemimpin harus sepenuhnya jadi dalang. Pemimpin tidak boleh jadi wayang. Tema debat keempat, Pak Prabowo banget. Bahkan, kami yang banyak diajarin," timpal dia.
Untuk persiapan debat kelima, Dahnil yakin Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling melengkapi. BPN menyebut keduanya duo dynamic. Tentunya, Prabowo-Sandi akan bagi tugas masing-masing.
Baca: Tabrakan dengan Mobil Tronton, Driver Grab Tewas
Baca: VIDEO: Antusiasme Masyarakat Sambut Sandi Uno di GOR Pangsuma, Hingga Ada Yang Pingsan
Baca: Kembangkan Padi Hitam dari Kelompok Tani Leboi Mekar
"Kita berharap keduanya itu seperti dwitunggal kontemporer. Kita yakin menang dan survey internal kami menunjukkan bisa menang 60 persen," tukasnya.
Program Fakta TVOne mengangkat tema "Debat Capres Keempat: Siapa Paling Memikat?" saat edisi Senin (01/04/2019) malam WIB.
Beberapa narasumber menyampaikan pandangannya terhadap Debat Capres Keempat Pemilu 2019 yang diselenggarakan pada Sabtu (30/03/2019) malam WIB.
Mulai dari Joko Widodo, Prabowo Subianto, Moeldoko, JS Suryo Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, Yenny Wahid, Hanif Dhakiri dan Eddy Soeparno. (*)
Berikut cuplikan video wawancara Dahnil Anzar Simanjuntak dalam Program Fakta TVOne, Senin (01/04/2019) malam WIB :
Lebih dekat dengan kami, follow akun Instagram (IG) Tribun Pontianak :