Gempa Guncang Sintang
Sebelum Gempa Sintang Hari Ini, Wilayah Ini Alami Hal Sama dengan Magnitudo Lebih Besar
Namun ternyata sebelum terjadinya gempa di wilayah hulu Kalbar ini, gempa dengan skala lebih besar juga terjadi di wilayah lain Indonesia
Sebelum Gempa Sintang, Wilayah Ini Alami Hal Sama dengan Magnitudo Lebih Besar
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Gempa yang mengguncang beberapa wilayah Sintang pada Rabu (27/03/2019) menjadi peristiwa yang cukup mengejutkan.
Namun ternyata sebelum terjadinya gempa di wilayah hulu Kalbar ini, gempa dengan skala lebih besar juga terjadi di wilayah lain Indonesia pada hari yang sama.
Hal ini terungkap dalam informasi yang disampaikan Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Kalbar dalam laman portal resminya.
Baca: Emak - Emak Militan Rela Berpanasan dan Berdesakan Sambut Jokowi
Baca: Imbau Masyarakat Tetap Waspada, DPRD Sintang Minta Instansi Terkait Ambil Tindakan
Dalam informasi yang dipublish di websitenya itu, diungkapkan gempat terjadi pada Rabu (27/03/2019) ,pukul 00.37.
Adapun lokasi gempa di sekitar 202 kilometer barat daya Maluku Tenggara, dengan koordinat lokasi di 6.09 LS - 130.96 BT pada kedalaman 134 Km.
Jika di Sintang, Kalbar gempa tercatat terjadi di ukuran Magnitudo 3,1, maka beda halnya dengan di barat daya Maluku Tenggara tercatat hingga 5,3 Skala Ritchter (SR).
Menariknya, gempa lebih besar bahkan terjadi tiga hari sebelumnya di titik lain dengan Magnitudo 6,3 SR di wilayah Maluku lain, yakni Maluku Utara, pada Minggu (24/03/2019).

Gempa juga terjadi pada hari tersebut di wilayah 54 km sebelah barat daya Poso, Sulawesi Tenggara.
Gempa di kedalam 10 Km itu, tercatat terjadi pada Minggu (24/03/2019) pukul 08:32:02 WIB, di titik koordinat 1.84 LS - 120.54 BT dengan kekuatan 5.7 SR.
Tentang Gempa Sintang
empa dengan magnitudo 3.1 mengguncang satu wilayah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu (27/3/2019).
Gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.
Baca: Gempa Guncang Tiga Desa di Kelam Permai, Bupati Imbau Warga Sintang Tetap Tenang!
Baca: Jelang MotoGP Argentina 2019, Dua Hal jadi Fokus Valentino Rossi dan Tim Monster Energy Yamaha
Informasi tentang gempa tersebut disampaikan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui website, bmkg.go.id, Rabu (27/3/2019).
Baca: 7.241 Caleg di Kalbar Berpotensi Alami Stres, Rumah Sakit Jiwa Siap Tampung!
Baca: JANJI Politik Jokowi di Kalbar! Bangun Tol Pontianak-Singkawang hingga Kartu Kuliah Luar Negeri
Berikut rilis Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan terkait gempa tersebut:
• Hari Rabu, 27 Maret 2019, pukul 05:40:14 WIB wilayah Sintang dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukan gempabumi ini memiliki kekuatan M=3.1.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0.08 LU dan 111.92 BT, atau tepatnya berlokasi di darat 48.63 km Timurlaut Sintang-KALBAR pada kedalaman 5 km. (Klick: http://www.bmkg.go.id/gempabumi/gempabumi-dirasakan.bmkg)
• Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar lokal.
• Dampak gempabumi berdasarkan informasi dari masyarakat Dirasakan I-II MMI di Sintang-KALBAR.
Di daerah tersebut, guncangan gempabumi dirasakan oleh beberapa orang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
• Terkait dengan peristiwa gempabumi yang baru saja terjadi, hasil monitoring BMKG belum menunjukan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
• Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (inatews.bmkg.go.id atau www.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
Balikpapan, 27 Maret 2019
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan
Mudjianto
NIP. 196312241990031002
Gempa 5,1 Magnitudo Guncang Kalteng dan Kalbar
2016 silam, gempa pernah terjadi di Pulau Kalimantan yakni Kalteng dan Kalbar.
Berawal dari gempa berkekuatan 5,1 magnitudo mengguncang Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2016) pukul 07.41 WIB.
Berdasarkan data dari situs resmi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa itu terjadi di kedalaman 10 kilometer, tepatnya di koordinat -2.77 Lintang Selatan dan 110.09 Bujur Timur.
Lokasi gempa berada pada posisi 128 kilometer arah barat daya, Kabupaten Sukamara.
Dalam akun twitter nya juga BMKG menuliskan gempa tersebut dirasakan hingga wilayah Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Gempa tersebut dipicu oleh sesar aktif, sehingga gempa bumi tektonik menggungcang kuat daerah Kendawangan.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG kala itu, Daryono mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan efek gempabumi yang didasarkan oleh Peta Tingkat Guncangan (shake map) menunjukkan bahwa wilayah terdampak gempabumi di Kota Kendawangan mengalami intensitas V-VI MMI (III SIG-BMKG).
“Artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan orang terkejut dan lari keluar,” tulis Daryono dalam akun Twitter-nya, Jumat (24/6/2016) silam.
Baca: Gisel dan Gading Marten Liburan Bareng ke Bali Demi Gempi, Buat Apa Sedih-sedih
Baca: Urgensi Riset Gempa Kalbar
Selain itu, dampak guncangan gempa bumi itu juga bisa menyebabkan kerusakan ringan pada rumah.
Berdasarkan laporan, banyak warga yang sempat panik dan berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
“Laporan terbaru menyebutkan terjadi kerusakan ringan padabeberapa bangunan rumah di Kendawangan sebagai dampak gempa bumi ini,” katanya.
Hasil analisis BMKG juga menunjukkan bahwa berdasarkan kedalaman hiposenternya yang cukup dangkal menunjukkan bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.
Karena hiposenter berada di kedalaman 10 kilometer, maka gempa bumi ini disebut sebagai gempa bumi dangkal sehingga wajar jika guncangan gempa bumi ini dirasakan cukup kuat di Kota Kandawangan dan sekitarnya yang lokasinya paling dekat dengan pusat gempa bumi.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh sesar aktif.
Kondisi ini sesuai dengan data geologi setempat yang menunjukkan bahwa di daerah ini terdapat struktur tektonik berupa lipatan, sesar, dan kelurusan.
Lipatan umumnya berarah timur-barat.
Sementara itu, di zona ini sistem sesar tidak berkembang dengan baik, hanya berupa sesar-sesar mikro yang umumnya berarah timur-barat.
Kelurusan umumnya juga berarah timur laut-barat daya dan barat-timur.
Berdasarkan monitoring BMKG hingga penjelasan ini disampaikan, sudah terjadi satu kali gempabumi susulan.
Baca: GEMPA Bumi Guncang Sintang, Warga Singkawang Pernah Rasakan Gempa yang Lebih Besar
“Kepada masyarakat Kandawangan dan sekitarnya, diimbau agar tetap tenang sambil mengikuti arahan BPBD dan BMKG, serta tidak terpancing isu karena gempabumi susulan yang terjadi kekuatan semakin kecil dan tidak ada potensi akan terjadinya gempabumi yang lebih besar,” tulis Daryono kala itu.
Bukan Kali Pertama di Kalbar
Ternyata, peristiwa terjadinya gempa di Kalbar bukan barang baru.
Sejauh ini, dalam catatan yang www.tribunpontianak.co.id rangkum, sediktinya sudah terjadi lima kali gempa yang melanda wilayah Kalbar dalam satu dekade ini, dan menjadi kali ke 6 bila dijumlahkan dengan kejadian di Sintang ini.
Fakta inipun menjadi sebuah pertanyaan soal seberapa amankah wilayah Kalbar dari resiko bencana gempa bumi hari ini, dan juga di masa mendatang.
Berikut kami tampilkan catatan kejadian gempa yang pernah mengguncang wilayah Kalbar sebelum peristiwa gempa Sintang hari ini.
2016 Gempa Kendawangan - Sukamara Kalteng
Pada 2016, peristiwa gempa mengguncang wilayah Kalbar menjadi berita menghebohkan.
Pasalnya, gempa yang terjadi pada Jumat (24/6/2016) pagi hari itu punya skala kekuatan hingga berkuatan 5,1 skala ritcher.
Pusat gempa sendiri waktu itu diketahui terjadi di Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah.
Namun kuatnya gempa yang terjadi membuat getarannya juga dirasakan di kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kala itu langsung menyatakan gempa bumi tektonik mengguncang kuat daerah Kandawangan, Kabupaten Ketapang, Kalbar.
Baca: GEMPA Bumi Guncang Sintang, Warga Singkawang Pernah Rasakan Gempa yang Lebih Besar
Baca: Jelang Pemilu 2019, PLN Wilayah Kalbar Siagakan 1200 Personil
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi pada pukul 07.41.36 WIB dengan kekuatan M=5,0 dengan episenter terletak pada koordinat 2,61 LS dan 110,19 BT, tepatnya di darat pada jarak sekitar 10 kilometer arah barat daya Kota Kandawangan, Ketapang, Kalbar pada kedalaman hiposenter 10 kilometer.
"Efek gempa bumi yang didasarkan oleh Peta Tingkat Guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa, wilayah terdampak gempa bumi di Kota Kandawangan dan sekitarnya mengalami guncangan pada skala intensitas V-VI MMI (III SIG-BMKG) artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan orang terkejut dan lari keluar dan kerusakan ringan pada bangunan rumah dapat terjadi," jelasnya.
Menurut laporan, bahwa banyak warga setempat panik dan berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Laporan terbaru menyebutkan terjadi kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah di Kandawangan sebagai dampak gempa bumi ini.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa berdasarkan kedalaman hiposenternya yang cukup dangkal menunjukkan bahwa, gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif," ucapnya.
Daryono menjelaskan, aktivitas disebabkan sesar karena hiposenter berada di kedalaman 10 kilometer, maka gempa bumi ini disebut sebagai gempa bumi dangkal.
Sehingga wajar jika guncangan gempa bumi ini dirasakan cukup kuat di Kota Kandawangan dan sekitarnya yang lokasinya paling dekat dengan pusat gempa bumi.
Baca: BREAKING NEWS - Gempa Guncang Sintang, BMKG Imbau Masyarakat Tenang! Magnitudo 3,1 Kedalaman 5 KM
Baca: HASIL Kualifikasi Euro 2020 dan Klasemen Lengkap, Italia Berpesta Hingga Spanyol Menang Tipis
Berdasarkan monitoring BMKG kala itu, bahkan terjadi gempabumi susulan.
Camat Kendawangan, Gusti Indra Kusuma mengatakan ada beberapa desa yang terkena getaran gempa 5,1 SR di perbatasan Kalimantan Tengah-Kalimantan Barat.
Di antaranya di Desa Kendawangan Kanan, Kendawangan Kiri, Banjar Sari dan lain-lain di sekitarnya.
Menurut warga, getarannya sempat terjadi tiga kali. Tapi tidak begitu parah.
Getaran juga tidak terlalu berdampak pada rumah penduduk. Ia belum ada informasi jika ada rumah warga roboh akibat gempa tersebut.
Peristiwa ini juga membuat panik Karyawan PT Well Harves Winning di Desa Sungai Tegar Kecamatan Kendawangan
karyawn yang sedang dalam ruangan berlarian ke luar dalam kondisi panik.
2017 Gempa Landak
Pada 2017 isu gempa menyergap wilayah Kabupaten Landak.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (12/03/2019).
Kala itu, warga juga sempat dibuat panik dengar beredarnya informasi gempa yang melanda beberapa wilayah di Landak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Landak, Banda Kolaga, menyikapi informasi itu dengan mengungkap bahwa kejadian getaran yang menyerupai gempa yang terjadi di Dusun Karta Jaya, Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu pada Minggu (12/3/2017) benar terjadi.
Baca: Karhutla di Mempawah Capai 199,25 Hektar, BPBD Pantau 12 Titik Api di Lima Kecamatan
Baca: Dorong Inovasi Pengelolaan Sampah, Herman Hofi: Dewan Sudah Usulkan Pengelolaan Berbasis Komunal
Namun, ditelusuri lebih lanjut, Banda Kolaga mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut tidak termonitor oleh BMKG terkait di mana titik koordinat terjadinya getaran mirip gempa bumi tersebut.
Hanya saja peristiwa itu memang sudah sempat membuat panik masyarakat setempat yang merasakan getaran kuat saat kejadian.
Satu di antara warga Dusun Karya Jaya, Darna Sutikna menerangkan, memang benar telah terjadi getaran di sekitar dusun tempat tinggalnya.
Namun diakuinya getaran tersebut awalnya muncul dari suara yang begitu keras kemudian ada getaran.
2015 Gempa Bengkayang
Gempa menggoyang wilayah Bengkayang pada 2015.
Gempa di 2015 ini bak mengulang kejadian gempa di lokasi Bengkayang yang terjadi di 2011 sebelumnya.
Dengan demikian, sedikitnya sudah terjadi dua kali gempa di lokasi ini dalam rentang 5 tahun meski di titik berbeda.
Kepala BPBD Bengkayang, Yosef, kala itu membenarkan telah terjadi guncangan gempa yang terjadi dua kali di wilayah pesisir Bengkayang di sekitar kawasan Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan.
Baca: 3 Mantan Pemain Bintang Persib Bandung Turun Kasta, Jadi Incaran Klub Liga 2
Baca: Gaya Busana Casual Zaskia Sungkar vs Zaskia Adya Mecca, Sangat Simpel Stylish Abis!
Menurutnya, getaran terjadi jam 4 sore, dengan titik terkuat guncangannya di Desa Sungai Jaga B.
"Di situ memang pusatnya, terutama pada Agustus 2011 lalu. Dulu itu kekuatan gempanya 4,6 SR, kalau dulu ada retak-retak di sekolah dan puskesmas, tapi gempa yang sekarang ndak ada, kejadiannya cuma sebentar, hanya 15 detik," ujarnya kala itu, Kamis (14/5/2015).
Dijelaskannya bahwa guncangan gempa yang pertama hanya dirasakan warga Desa Sungai Jaga B. Sedangkan guncangan kedua sekitar pukul 17.27 WIB dirasakan lebih luas.
Dari Sungai Duri, terus ke Sungai Pangkalan 1 dan 2 sampai Teluk Suak, bahkan informasinya dapatkan sampai Anjongan Kabupaten Mempawah.
Kejadian gempa yang cukup keras itu bahkan saat itu disertai dengan tersebarnya informasi terkait potensi tsunami yang membuat warga heboh dan ketakutan, meski kemudian hari tak terbukti.
2011 Singkawang - Bengkayang
Gempa yang mengguncang wilayah Singkawang - Bengkayang dan sekitarnya menjadi peristiwa gempa pertama dalam 10 tahun terakhir yang membuat heboh masyarakat di Kalbar.
Kala itu, gempa terjadi pada Selasa (23/08/2011) pagi.
Dipastikan bahwa guncangan tersebut merupakan sebuah peristiwa gempa bumi yang terjadi di daratan. Data yang diterima Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada Selasa (23/08/2011) pada pukul 08:26:48 WIB.
Kekuatan gempa mencapai 4.4 SR dengan kedalaman 37 Km 1.15 LU 109.19 BT. Sementara pusat gempa berada di darat 132 km Timur Laut Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) yang dirasakan di Singkawang dan sekitarnya.
Baca: Syahrini Pamer Foto Ranjang di Swiss, Luna Maya Kembali Terciduk Sedih di Ruangan Gelap!
Baca: Gisel dan Gading Marten Liburan Bareng ke Bali Demi Gempi, Buat Apa Sedih-sedih
Suasana Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, paska gempa Selasa pagi, berangsur-angsur normal. Namun sebagian besar warga masih dalam kondisi siaga, mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.
Johendri, Warga Desa Pangkalan II, misalnya, mengaku akan terus berjaga hingga pagi hari. "Malam ini saya tidak akan tidur sampai besok pagi. Masih takut juga kalau-kalau terjadi gempa susulan," ungkapnya kepada Tribun, Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Hal serupa, menurut Johendri, juga dilakukan oleh warga Sungai Pangkalan II lainnya. Warga umumnya berkumpul di depan rumahnya. Ada juga yang berada di dalam rumah, namun pintu rumah dalam kondisi terbuka.
Tepat pukul 08.26 lebih 48 detik WIB, Selasa (23/8), Bumi Sungai Duri, Bengkayang mendadak bergetar.
Baca: JADWAL Bola Liga Inggris Akhir Pekan Ini, Akankan Liverpool Kembali Terjungkal dari Puncak Klasemen
Baca: Kasat Lantas Sambas Siap Tilang Truk Pelanggar di Jembatan Asam dan Jembatan Batu
Getaran yang dipicu gempa bumi ringan ini, memantik kepanikan masyarakat Bengkayang hingga Kota Singkawang. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, memastikan gempa mencapai kedalaman 37 Km 1.15 LU 109.19 BT.
Pusat gempa di darat, 132 kilometer Barat Laut Pontianak. Kendati tak ada korban jiwa dan kerusakan material signifikan, gempa di fase 10 hari terakhir Ramadan, mengejutkan khalayak Kalbar, Indonesia sekalipun.
Getaran akibat gempa ternyata dirasakan juga oleh warga Singkawang, khususnya Sedau, Singkawang Selatan. Namun kepastian adanya gempa mereka ketahui setelah mendapat informasi dari Tribun Pontianak. (*)