Terungkap Pengakuan! Babak Baru Kasus Cekcok Berujung Maut Pasar Mawar, Polisi Tetapkan 2 Tersangka

Menurut informasi yang diperoleh Tribunpontianak.co.id, sebelum meninggal, korban sempat bersitegang dengan seorang temannya.

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Kolase/Tribunpontianak.co.id
Fakta-Fakta Cekcok di Kompleks Pasar Mawar Berujung Maut, Tolak Autopsi Hingga Permintaan Keluarga 

Dokter Jaga UGD di Rumah Sakit Pro Medika Kota Pontianak dokter Andriani menjelaskan bahwa saat korban ES tiba di rumah sakit sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Hal itu disampaikan saat ditemui Kapolresta Pontianak Kombes Pol M Anwar Nasir.

"Tadi saat sampai sini tanda-tanda kematiannya sudah ada. Kecuali tanda-tanda vitalnya juga terlihat, mungkin kami bisa mereka- reka, tapi sampai disini pasiennya sudah tidak bernyawa," kata Andriani kepada Tribun. Senin (04/01/2019).

Ia pun mengungkapkan bahwa dari hasil visum luar pihaknya tidak bisa menyimpulkan penyebab kematian dan telah menyarankan untuk autopsi untuk mendapatkan penyebab pasti.

"Autopsi tidak bisa dokter umum, harus diketahui forensik," ungkapnya ke Kapolres. 

Baca: Tak Ingin Kalbar Jadi Anak Tiri, Katherina: Kalbar Harus Menjadi Prioritas Masuk Kabinet

Baca: Akan Gelar Kompetisi Antar Klub, Exco PSSI Sambas Beberkan Persyaratannya

4. Keluarga Tolak Autopsi

Setelah cukup lama berembuk untuk memutuskan apakah korban perkelahian di Pasar Mawar dilakukan tindakan otopsi atau tidak akhirnya keluarga menyatakan tidak akan melakukan autopsi Senin (4/2/2019).

Anak korban mengatakan menolak tindakan otopsi dengan alasan visum luar saja sudah cukup.

Anak kandung almarhum Edy Siregar, Jannatun Naim membenarkan dirinya menolak permintaan dari kepolisian untuk mengoutopsi jasad ayah kandungnya.

Naim anak pertama Korban
Naim anak pertama Korban (TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA)

Naim menuturkan penolakan di lakukan outopsi itu bukan hanya dirinya, tetapi permintaan pihak keluarganya yang lain juga.

"Pihak keluarga kemarin menolak outopsi, hanya minta di visum luar saja, namun meskipun begitu, kita berharap aparat kepolisian ungkap kasus meninggalnya ayah saya,"ujar Naim pada Selasa (5/2/2019) siang saat di temui di rumah duka.

Dokter ahli forensik RSUD Sudarso, Dr Monang Siahaan MKed (For) SpF mengatakan di autopsi atau tidak dia tetap akan mengeluarkan kesimpulan hasil visum luar penyebab kematian korban.

"Kalau visum luar kita hanya melihat kondisi luar saja, namun kalau di otopsi itu kita akan belah dan lihat semua organ," ujarnya.

Monang Siahaan mengatakan nantinya dia akan menyimpulkan hasil visum dia akan serahkan kepada pihak kepolisian sebagai alat bukti.

Baca: Sesal Fernando Alonso Tinggalkan McLaren dan Bergabung dengan Ferrari

Baca: Polsek Pontianak Kota Amankan Perayaan Imlek 2570

5. Ungkap Kasus Kematian

Anak kandung almarhum Edy Siregar, Jannatun Naim membenarkan dirinya menolak permintaan dari kepolisian untuk mengoutopsi jasad ayah kandungnya.

Naim menuturkan penolakan di lakukan autopsi itu bukan hanya dirinya, tetapi permintaan pihak keluarganya yang lain juga. 

Namun demikian pihak keluarga tetap berharap kepada pihak kepolisian mengungkap penyebab kematian ayahnya ini. 

"Pihak keluarga kemarin menolak autopsi, hanya minta di visum luar saja, namun meskipun begitu, kita berharap aparat kepolisian ungkap kasus meninggalnya ayah saya,"ujar Naim pada Selasa (5/2/2019) siang saat di temui di rumah duka.

Ia menuturkan hari ini jasad almarhum ayah kandungnya akan di lakukan pemakaman, namun kita masih menunggu kedatangan adik kandung almarhum ayah kandungnya yang datang dari Medan.

Kepada Tribun Pontianak, Naim menuturkan informasi yang di peroleh dari rekan-rekan almarhum ayah kandungnya pada saat kejadian memang mencari temannya yang berhutang padanya.

"Sudah lama dia mencari UT itu nagih hutang, tapi saya tidak tahu berapa nilai hutangnya, akhirnya ketemu di pasar mawar, saat di tagih malah UT yang marah-marah kepada ayah saya,"kata Naim

Dikatakannya lagi," selain itu kata saksi rekan ayah saya ada yang lihat kalau UT itu memukul kepala ayah saya dengan helm warna biru dan rekannya DN itu memiting leher dari belakang‎,"katanya.

Maka, Naim menuturkan dirinya sudah di periksa oleh pihak kepolisian resor kota Pontianak dan ia pun berterimakasih kepada rekan-rekan semasa hidup ayah kandungnya itu yang mengetahui asal mula peristiwa ‎yang mau memberikan kesaksian.

"Itu lah, saya juga berterima kasih, banyak saksi yang mungkin teman - teman almarhum ayah saya yang datang dengan sendirinya mau memberikan kesaksian, saya hanya berharap kasus ini terungkap,"pungkasnya.

Cekcok Bayar Parkir Berakhir Penganiayaan di Pasar Teratai

Masih dalam rentang waktu yang belum lama ini, peristiwa perselisihan di komplek tempat umum juga terjadi di Pontianak Barat.

Unit Jatanras Polsek Pontianak Barat meringkus seorang laki-laki diduga kuat melakukan penganiayaan berinisial HY (40) alias Boting.

Kapolsek Pontianak Barat, Kompol Bermawis mengatakan Boting diamankan karena diduga melakukan penganiayaan terhadap Hengky Fernando (24) pada Sabtu, (13/10/18) lalu, di parkiran Pasar Teratai, Jalan Kom Yos Sudarso, Pontianak Barat.

"Berawal dari korban ini datang ke Pasar Teratai bersama dua temannya membawa pesanan telur pedagang dengan mobil Pick Up, sekira pukul 16.00 WIB," ujar Kompol Bermawis, Minggu (27/1/19) pagi.

Saat akan pergi dari lokasi kata Kompol Bermawis, korban diminta tarif parkir lebih dari yang ditentukan oleh tukang parkir di Pasar Teratai tersebut.

"Karena si korban merasa sudah memberi Rp2000 rupiah, jadi korban ini bersikukuh akan pergi," imbuhnya.

Juru parkir tersebut tidak terima, merasa diremehkan maka terjadilah cek-cok adu mulut antara korban dan jukir.

"Sempat dilerai oleh teman korban, tidak lama teman jukir itu pun datang bernama Boting tadi, dia langsung menendang ke arah perut korban dan sontak korban terjatuh," terang Kompol Bermawis.

Korban kemudian terjatuh akibat tendangan keras yang menghantam bagian perutnya itu, dan Boting langsung lari, kemudian korban melaporkan ke Mapolsek Pontianak Barat.

Di Mapolsek dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, didapatlah identitas pelaku yang merupakan warga Jalan Apel, Kecamatan Pontianak Barat.

"Anggota Jatanras langsung melakukan penyelidikan, namun Boting tak pernah pulang kerumah, ternyata informasi dari tetangganya Boting ini kerja diluar kota," terang Kompol Bermawis.

Kendati demikian Anggota Jatanras selalu memonitor rumah dan mencari Boting, akhirnya pada Kamis (17/1/19) Boting berada dirumah.

"Mendapat informasi tersebut, Anggota Jatanras langsung menuju lokasi dan meringkus Boting tanpa perlawanan, dan membawanya ke Mapolsek Pontianak Barat untuk pemeriksaan lebih lanjut," tutup Kompol Bermawis.(Ferryanto/Ya' M Nurul Anshory)

Yuk Follow Akun Instagram tribunpontianak:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved