PMII IAIN Pontianak Gelar Dialog Kebangsaan untuk Mewujudkan Toleransi dalam Beragama
Keberagaman Beragama dan Tantangannya, menurut Dr Zulkifli, M A perbedaan adalah sunatullah.
Penulis: Syahroni | Editor: Tri Pandito Wibowo
Rasulullah saja melindungi agama lain seperti di Madinah sehingga terdapat istilah “Misaaul Madinah. Menurut Dr. Zulkifli tantangan kita adalah saat berada di media sosial, harus memerangi hal hal yang dapat me rong-rong kedamaian. Mari meyakini bahwa perbedaan adalah Sunatullah.
Tantangan Beriman dan Berkebangsaan dalam Konteks Kemajemukan di Indonesia.
Menarik sekali apa yang disampaikan oleh Pdt Paulus Ajong saat menjadi pemateri dialog kemarin, Dalam beragam manusai memang harus meyakini kebenarannya masing masing melalui agama yang diyakini Dengan meyakini keimanannya masing masing seharusnya tingkat nasionalisme semakin kuat.
Manusia percaya dalam agamanya bahwa perbedaan adalah kuasa Tuhan, maka semakin menerima perbedaan semakin kuat pula jiwa nasionalisme yang tumbuh.
Kemajemukan dan Indonesia adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kemajemukan dan keberagaman akan selalu ada asalkan Indonesia juga masih ada. Karena saat ini Indonesia menjadi pusat keberagaman yang ada di dunia. Menurut Paulus ajong kemajemukan bisa menjadi hal positif yaitu kekuatan, namun juga bisa menjadi hal negative yaitu ancaman
Kemajemukan akan menjadi hal positif jika masyarakat dapat membangun relasi baik antar seiman maupun yang berbeda iman.
Sikap saling terbuka satu sama lain agar tidak terjadi kecurigaan antar agama maupun ras juga mnjadi hal penting, Dan sikap saling menerima serta menghargai juga menjadikan kemajemukan sebagai kekuatan kedamaian suatu negara.
Sedangkan kemajemukan akan menjadi ancaman jika masyarakat melakukan hal yang dapat memicu konflik , dan tidak memiliki sikap tegang rasa atau saling menghargai dan menghormati.
Saat ini ketika melihat fenomena beragama di Indonesia , masyarakat cenderung memiliki mindest “ Absolute Truth Claim”. Artinya masing-masing memiliki pemikiran bahwa dirinyalah yang paling benar sendiri, seakan akan sudah setara dengan kebenaran Tuhan.
Seakan akan meyakini bahwa kebenaran adalah tunggal. Hal ini yang dapat menjadikan ancaman bagi kemajemukan di Indonesia.
Dalam agama Kristen terdapat upaya yang dapat mengatasi permasalahan mengenai keberagamain, yaitu dapat dikenal dengan OIKUMENE, yaitu suatu gerakan untuk menjaga keutahan negri, gerakan ini mengajarkan bahwa dunia ini milik kita bersama sehingga ada rasa saling menjaga satu sama lain.
Jika di Indonesia masing masing umat saling memperlihatkan kabikan dalam prespektif agamanya masing asing maka Indonesia akan indah dengan penduduk yang beriman dengan masing-masing keimanannya.
Lain halnya dengan Suryanto B.Sc.SH yang merupakan tokoh Matakin Konghucu, ia menjelakan mengenai masalah masalah yang timbul saat ini karena diakibatkan konflik perbedaan sebenarnya solusinya adalah memperbaiki diri sendiri, bagaimana membangun kualitas diri. Menurut kitab Meng Zi Bab 4 pasal 7 ayat 2 dan 3 menjelaskan bahwa sebarnya manusia itu sama yang membedakan hanyalah Iman, Kualitas, Lingkungan, dan Upaya diri Sendiri.
Upaya untuk menciptakan kedamaian adalah setiap individu haruslah belajar, belajar merupakan kunci perdamaian. Bagaimana manusia menjadikan dirinya bermanfaat, membuat hal kecil menjadi hal yang besar.
Umat Konghucu meyakini kalau berbuat baik dan mengasihi orang lain sudah termasuk membantu negara, dengan melakukan hal itu kedamaian tercipta sehingga pemerintah merasa aman dan lancer dalam menjalankan kerjanya.
Yuk Follow Instagram Tribun Pontianak