Breaking News

Pembunuhan Sungai Rengas

Sebelum Banting Putrinya Berkali-kali Hingga Tewas, Supardi Tulis Mahluk Allah Di Facebook

Supardi membanting darah dagingnya sendiri, Putri Aisyah yang baru berumur 1,5 tahun berkali kali ke lantai hingg meregang nyawa.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
FACEBOOK/DIMAZ MIZKA
Supardi Supriyatman, warga Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, yang tega membanting putrinya sendiri hingga tewas 

Saat sedang disusui itulah, Supardi mengambil paksa Putri Aisyah dan menggendongnya ke dapur.

Ia kemudian menembangkan salawat. Namun, Putri Aisyah malah menangis kencang.

Baca: Makan Camilan dari Sebuah Maskapai, Ibu Dua Anak Ini Sekarat Sesak Nafas Lalu Pingsan

Baca: Panitia Economic Futsal Competition Gelar Laga Amal

Hamisah lalu mencoba mengambil Putri Aisyah, namun Supriadi tak mau melepaskannya.

Tak lama berselang, peristiwa memilukan pun terjadi.

Entah apa yang merasuki Supardi, lelaki asal Sanggau ini, memegang kedua khaki Putri Aisyah.

Ia lantas menghempaskan darah dagingnya itu berkali-kali ke lantai yang terbuat dari semen.

Hamisah yang mencoba merebut Putri Aisyah, kalah tenaga dan terdorong jatuh.

Putri Aisah pun terkulai dan bergerak. Ia tewas di tangan ayahnya sendiri.

Penuturan Sang Ibu

Putri Aisyah yang baru berumur 1 tahun5 bulan, direnggut hidupnya oleh ayah kandungnya sendiri, Supardi Supriyatman (36).

Supardi membanting darah dagingnya itu berkali-kali ke lantai, hingga Putri Aisyah yang tidak berdaya, meregang nyawa.

Baca: Pesan Ketua HIPMI Kalbar untuk Kawula Muda: Semangat Pantang Menyerah dan Gak Baperan

Baca: Pelatih Voli Kalbar Akui Skil Atlet Kalbar Tak Kalah Dengan Pemain Luar

Bocah tak berdosa yang sebelumnya diberitakan berumur 1 tahun 4 bulan itu pun tewas.

Putri Aisyah tewas di hadapan ibunya sendiri, Hamisah (38).

Tindakan memilukan itu terjadi di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (24/11/2018) pagi.

Kepada Tribunpontianak.co.id, Hamisah yang masih dibalut duka mendalam, menceritakan bagaimana putrinya tersebut meninggal di tangan suaminya.

Dijumpai pukul 12.16 WIB, Hamisah kala itu tersandar di kamar.

Kondisi lemah. Ia bertutur sambil menangis pilu.

"Saya tak tahu mau mulai dari mana," jawab Hamisah ketika diminta Tribunpontianak.co.id untuk bercerita.

Wajahnya masih kebingungan.

Baca: Cegah Investasi Bodong, Jeno Ajak Warga Lihat Aspek Legalitas dan Logis

Baca: PJ Sekda: Pemuda Punya Banyak Tantangan di Era Milenial

Beberapa saat kemudian, ia melanjutkan ceritanya.

"Waktu di ayunan memang dia setengah memaksa anaknya untuk tidur. Memang anak ini belum mau tidur. Saya mau ambil dia mau saya susui. Dia bilang jangan,” tutur Hamisah.

“Dia mau dengar saya menyanyi. Waktu itu suami saya nyanyinya lagu solawat, saya biarkan dulu,” katanya lagi.

Hamisah lalu melanjutkan ceritanya.

Ketika dinyanyikan salawat, rupanya Putri Aisyah bukan malah diam.

Namun, menangis kian keras.

Saat anaknya menangis itulah, dia memutuskan untuk mengambil Putri Aisyah dari suaminya.

"Tapi anak itu makin menangis. Terus saya paksa ambil. Kemudian saya bawa ke kamar tidur," katanya.

Hamisah memperagakan bagaimana dirinya merampas Putri dari tangan suaminya.

Sembari mengusap air mata Hamisah melanjutkan ceritanya.

"Saya susukan di situ sambil baring. Lalu suami saya masuk lagi ke kamar mengambil anak itu, kemudian dibawa keluar,” ucapnya.

Baca: SADIS! Wanita Maroko Ini Bunuh Pacarnya, Giginya Diblender dan Tubuhnya Diolah Jadi Nasi Kebuli

Baca: KPU Akan Laksanakan Kursus Singkat Demokrasi dan Kepemiluan

Saat itu, sebenarnya Hamisah ingin merebut kembali Putri dari suaminya.

“Saya mau rampas anak itu tidak bisa, karena saya lihat kondisi suami saya udah beda keliatannya," kenangnya.

Hamisah makin tak mampu menahan menahan air mata ketika mengingat detik-detik terakhir ia menyusui anaknya.

"Kemudian dibawanya ke dapur. Saya kejar ke dapur. Saya tarik anak saya. Tidak mau dilepaskan sama dia. Anak itu sudah nagis-nangis, anak itu dipeluknya keras dan tidak mau dilepaskan,” tutur Hamisah.

Melihat hal itu, Hamisah pun berterian untuk meminta bantuan sepupunya.

“Kemudian saya teriak minta tolong. Sepupu saya di sebelah kiri rumah saya. Kemudian saya terjatuh. Anak saya pun dibantingnya," ucap Hamisah.

Ia menyingsingkan celana di khaki kirinya menunjukkan luka lecet di lutut karena terjatuh.

Melihat dirinya terjatuh, suaminya malah makin jadi membanting Putri Aisyah.

"Anak itu terus dibantingnya,” tuturnya.

Usai menuturkan bagaimana darah dagingnya dibanting berkali-kali ke lantai, Hamisah sudah tidak bisa lagi menahan kucuran air matanya.

Meski begitu, ia teus saja melanjutkan ceritanya.

Kali ini, sambil terisak.

"Saya lupa berapa kali dibantingnya anak itu. Yang jelas lebih dari satu kali," ucapnya.

Baca: Tunjukkan Dukungan, Dua Idol K-Pop Ini Mengcover Lagu dan Dance BLACKPINK, Tonton Videonya!

Baca: Foto Ini Tunjukkan Bukti Gisel Memang Sudah Lama Ingin Cerai Dari Gading Marten

Hamisah pun mengaku tidak sanggup lagi mengingat dan membayangkan bagaimana putrinya yang tidak berdosa itu, dibanting suaminya berkali-kali di dapur.

"Itu yang saya tidak sanggup membayangkanya,” ujar Hamisah sembari memalingkan wajahnya menghindari kamera Tribunpontianak.co.id.

"Kemudian sepupu saya datang. Langsung cepat mengambil anak itu yang sudah terbaring di lantai,” ujarnya.

Sepupunya itu kemudian meminta pertolongan agar Putri Aisyah di bawah ke rumah sakit.

“Minta pertolongan pakai motor ke rumah sakit. Tidak sampai kerumah sakit dibawa balik lagi dalam kondisi sudah meninggal. Karena kepalanya sudah lembut," ucap Hamisah mengakhiri ceritanya.

Tribunpontianak.co.id sendiri ikut melihat dan meraba bagian kepala Putri Aisyah yang sudah terbujur kaku. (*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved