Pilpres

Kandidat Cawapres Prabowo Mengerucut Jadi 3, Anies Baswedan Tersisih

Sebab atas dukungan itu, peluang PKS yang sempat mengecil untuk memajukan kadernya sebagai cawapres Prabowo kini kembali terbuka lebar.

Editor: Marlen Sitinjak
Pepnews.com
Prabowo Subianto 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Sepekan menjelang pendaftaran pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, nama kandidat pendamping Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengkerucut menjadi tiga nama.

Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin menyebut nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putera sulung Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca: Ustadz Abdul Somad Beberkan Kemampuannya saat Dukungan Bakal Cawapres Kian Menguat

Baca: IKAMA Gelar Mubes VIII, Anies Baswedan Nyatakan Salut Dengan Semangat Juang Orang Madura

Menurut dia, AHY menyisihkan tiga nama kandidat Cawapres dari Prabowo yang sebelumnya mengemuka, yaitu Ahmad Heryawan atau Aher (PKS), Zulkifli Hasan atau Zulhas (PAN) dan Anies Baswedan.

"Saya perhatikan posisi terkuat sudah ditempati oleh AHY," jelas Said dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (1/8/2018).

Menurut dia, AHY menguat karena PAN tidak terlalu 'ngotot' untuk memajukan Zulhas.

Sedangkan Anies, karena dia bukan orang partai, dorongannya tidak cukup kuat.

Sementara Aher, dari sisi elektabilitas dia diperhitungkan kalah kuat dari AHY.

"Perhitungan tentang prospek penambahan suara bagi Prabowo sepertinya akan lebih berat ke AHY," paparnya.

Namun, dia melihat, posisi AHY yang sudah menguat ini sekarang terancam karena Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) mengusulkan nama Ustad Abdul Somad (UAS) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri sebagai kandidat cawapres untuk Prabowo.

Baca: Pakai Kacamata Baru, Ustaz Abdul Somad Sebut Serasa Wapres

Baca: Digadang-gadang Cawapres Prabowo, Abdul Somad Minta Didoakan jadi Ustaz Sampai Akhir Hayat

Pemunculan dua nama itu oleh GNPF-Ulama sebagai kandidat cawapres Prabowo kata dia, tampaknya akan membuat proses penentuan cawapres dari kubu penantang petahana Joko Widodo (Jokowi) menjadi semakin alot.

"Ketika yang dimunculkan nama Habib Salim, peta persaingan di kubu 'oposisi' bisa berubah lagi. Kekuatan AHY terpaksa harus ditimbang ulang. Sebab, Habib Salim jelas lebih kuat dari Aher,"katanya.

Karena imbuhnya, UAS atau Habib Salim lebih bisa merebut suara pemilih muslim.

Catatan penting lainnya, dia menjelaskan, Habib Salim Segaf merupakan non-jawa, mantan Dubes, mantan menteri, dan lebih dari itu 'maqom' Habib Salim tidak sama dengan Aher.

"Dia punya garis keturunan yang oleh sebagian pemilih muslim dipandang mulia. Sebab dia memiliki nasab dengan Nabi Muhammad SAW," ujarnya.

Dengan nasabnya itu, imbuhnya, dia tentu berpotensi meraup suara pemilih muslim lebih banyak dibandingkan dengan Aher.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved