6 Fakta Debat Pilgub Jabar! Alasan Syaikhu, Hingga Cederai Demokrasi
Debat Pilgub Jabar jadi perhatian lain di tengah aksi teror bom di Surabaya.
Ia berharap, dasar hukumnya harus jelas.
"Kita harus belajar semua ini adalah kebebasan berekspresi. Kaos ini tidak berbeda dengan kaos di pinggir jalan dan ini hal yang wajar dalam era demokrasi. Kira harus menyikapi dengan kepala dingin dan jangan terpancing," sebut dia.
Baca: Sejumlah Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Kota Pontianak Audensi Bersama Kapolda
Baca: Begini Cara Warga Desa Ngarak Dukung Polri Berantas Aksi Terorisme
6. Cederai Demokrasi
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Yayat Hidayat, menyayangkan insiden kericuhan yang terjadi jelang penutupan debat publik putaran kedua Pilgub Jawa Barat, di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Senin (14/5/2018) malam.
Kericuhan terjadi ketika calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu, menyampaikan kata-kata bernada provokatif serta membentangkan baju berwarna putih bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".
Yayat mengatakan, pihaknya akan bersama-sama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengkaji jenis pelanggaran tersebut.
"Kalau situasinya kaya gini kan mencederai demokrasi. Semoga nanti di debat ketiga tidak terulang seperti ini lagi. Masing-masing pasangan calon (paslon) konsisten dengan tema yang sudah disepakati," ucap Yayat, di Depok, Senin malam dilansir dari Kompas.com.
Debat Pilgub Jabar Berakhir Panas Ia melanjutkan, jika dilihat dari kejadiannya, maka hal itu bisa dikatakan salah.
Sebab, telah melenceng dari tema yang sudah disepakati bersama.
Yayat berharap, pada helatan debat publik putaran ketiga yang akan berlangsung pada tanggal 22 Juni 2018, di Bandung nanti, kondisi seperti itu tidak terulang lagi.
"Nanti kita evaluasi. Lebih jauh, tim hukum KPU akan mengkaji bersama Bawaslu," katanya.