6 Fakta Debat Pilgub Jabar! Alasan Syaikhu, Hingga Cederai Demokrasi

Debat Pilgub Jabar jadi perhatian lain di tengah aksi teror bom di Surabaya.

Editor: Nasaruddin
Kolase Tribunnews.com
Pilgub Jabar 2018 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, DEPOK - Debat Pilgub Jabar jadi perhatian lain di tengah aksi teror bom di Surabaya.

Debat publik kedua Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 digelar, Senin (14/5/2018) malam.

Acara tersebut digelar di Balairung Universitas Indonesia, Depok.

Berbagai kejadian di acara tersebut menjadi perhatian.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta di seputar debat:

1. Awalnya bernuansa duka

Debat Pilgub Jabar di Gedung Balaiurung UI, Senin (14/5/2018). (Tribun Jabar/Ferry Fadhlurrahman)
Debat Pilgub Jabar yang kedua saat ini memiliki atmosfer yang berbeda dibandingkan debat Pilgub Jabar pertama beberapa waktu lalu.

Pada debat kali ini, semua paslon menunjukan simpatinya pada tindak terorisme dengan meledakkan bom yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo yang terjadi dua hari terakhir.

Baca: Seketika Debat Pilgub Jabar Berlangsung Ricuh, Tagar 2019 Ganti Presiden Jadi Pemicu, Ini Videonya

Baca: Pasangan Calon Pilgub Kalbar Terkaya, Kekayaan Pria Ini Bikin Melongo!

2. Berakhir ricuh

Debat Pilgub Jabar kemudian berakhir ricuh.

Dilansir dari TribunJabar, adu mulut antara kedua kubu membuat beberapa menit terakhir debat Pilgub Jabar menjadi mencekam.

Bahkan tim pendukung RINDU dan Deddy-Dedi mencoba untuk melerai perselisihan antara kedua kubu.

Untuk menenangkan massa PDIP yang marah, Cagub nomor urut 2, Tb Hasanuddin yang juga merupakan Ketua DPD PDIP Jabar, ikut menenangkan.

"Tenang semua, tenang. Kepala boleh panas tapi hati dimohon untuk tetap dingin," ujar Tb yang otomatis menenangkan semua kader dan pendukung PDIP.

Baca: Penjual Togel di Jawai Ditangkap Polisi, Ini Barang Bukti Yang Diamankan

Baca: Kutuk Keras Terorisme, BPIP Imbau Implementasikan Pancasila Secara Utuh

3. Cawagub Jabar bentangkan kaus "2018 Asyik, 2019 Ganti Presiden"

Saat memasuki akhir debat, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu nomor urut 3 membuat heboh ruangan debat.

Pasalnya, saat mengucapkan kalimat penutup tiba-tiba pasangan tersebut mengeluarkan kaos #2019GantiPresiden.

Sudrajat saat mengakhiri kalimatnya mengatakan jika terpilih, tahun depan ganti Presiden.

Sudah Ucapkan Selamat Tinggal pada Everton, Nasib Wayne Rooney Diputuskan dalam 48 Jam ke Depan

Hal itu membuat heboh, debat sempat dihentikan.

Suasana ribut, para penonton bereaksi dengan mambalas seruan "Jokowi 2 Periode".

Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi nomor urut 4 yang mendapat jatah terakhir berbicara memilih diam.

"Kalau suasana seperti ini sebaiknya ditutup saja," ujar Deddy.

Moderator debat meminta penonton tenang, meski begitu susana tetap ribut.

"Harap tenang, ini live dan disaksikan seluru warga di Indonesia," kata moderator.

Baca: Fakta Unik! Danau Laet Dikelilingi 12 Pulau, Ada di Kalbar Loh

Baca: Video Debat Paslon Bupati KPU Kayong Utara

4. Kalimat Paslon nomor urut 3

Pasangan cawagub nomor urut 3 Sudrajat dan Ahmad Syaikhu yang membawa kaus bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden" membuat Debat Pilgub Jabar 2018 berakhir panas.

Pendukung pasangan calon yang lain pun bersorak tak senang ketika Sudrajat mengucapkan jika Asyik menang maka Indonesia akan ganti presiden pada 2019.

"Pilihlah nomor 3, Asyik. Kalau Asyik menang, insya Allah 2019 kita akan mengganti presiden," ujar Sudrajat dengan mengacungkan tiga jari lalu diikuti sorakan para penonton debat.

Saat mengucapkan hal ini, Syaikhu yang ada di sebelah Sudrajat membuka kaus yang juga bertuliskan pernyataan senada "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".

Dikutip dari TribunStyle, hal tersebut terjadi saat pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu menyampaikan pernyataan penutup.

Sudrajat mengatakan bahwa mereka berdua akan membangun Jawa Barat dengan pengalaman yang ada sebagai mantan duta besar.

"Warga Jawa Barat yang saya cintai, saudara-saudaraku yang saya hormati. Sudrajat dan Syaikhu, saya tidak pernah jadi bupati dan gubernur," ungkapnya dikutip dari Kompas.com.

"Saya hanya bekas duta besar. Pengalaman-pengalaman di luar sana, pemerintahan tingkat nasional dengan ilmu yang saya miliki untuk membangun Jawa Barat yang modern dan bertakwa."

Setelah itu para pendukung bersorak dan suasana Balairung tetap ramai.

Pembawa acara sampai berulang kai mengucapkan 'mohon tenang'.

Ketua KPU Jawa Barat Yayat Hidayat sampai naik ke atas panggung untuk menenangkan forum debat.

"Bapak ibu, kalau ada yang dipersoalkan nanti kita selesaikan di luar forum ini. Kita punya Bawaslu, bisa kita selesaikan dengan baik," kata Yayat.

Baca: DPRD Kubu Raya Gelar Paripurna Pelantikan Dewan PAW

Baca: Kapuas Hulu Resmi Miliki Rumah Pintar Pemilu, Ini Penjelasan KPU

5. Alasan Syaikhu

Calon Gubernur Jawa Barat, Sudrajat menjelaskan, tujuan Syaikhu membawa kaos tersebut sebagai ungkapan aspirasi demokrasi.

Sudrajat menilai, selama ini kebijakan pemerintah provinsi dilangkahi atau dimunculkan oleh pemerintah pusat sehingga ini cenderung menyulitkan pengembangan di daerah.

"Contoh, rencana pembangunan Jawa Barat seperti mau dibangun kawasan industri di 10 wilayah Provinsi Jawa Barat. Pemerintah Jawa Barat bahkan kadang tidak diajak konsultasi bahwa akan dibangun wilayah industri tersebut. Juga soal penguasaan lahan, sehingga perlu ada pemerintah pusat yang sinkron dengan pemerintah daerah," ungkap Sudrajat.

Sudrajat - Ahmad Syaikhu pun yakin tindakan mereka tidak menyalahi peraturan KPU dan Bawaslu.

Sebab sudah diatur dalam UU kebebasan berekspresi.

Bila nantinya Bawaslu akan menindak, dirinya dan Syaikhu bersiap dengan tim advokasi.

Ia berharap, dasar hukumnya harus jelas.

"Kita harus belajar semua ini adalah kebebasan berekspresi. Kaos ini tidak berbeda dengan kaos di pinggir jalan dan ini hal yang wajar dalam era demokrasi. Kira harus menyikapi dengan kepala dingin dan jangan terpancing," sebut dia.

Baca: Sejumlah Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Kota Pontianak Audensi Bersama Kapolda

Baca: Begini Cara Warga Desa Ngarak Dukung Polri Berantas Aksi Terorisme

6. Cederai Demokrasi

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Yayat Hidayat, menyayangkan insiden kericuhan yang terjadi jelang penutupan debat publik putaran kedua Pilgub Jawa Barat, di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Senin (14/5/2018) malam.

Kericuhan terjadi ketika calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu, menyampaikan kata-kata bernada provokatif serta membentangkan baju berwarna putih bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".

Yayat mengatakan, pihaknya akan bersama-sama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengkaji jenis pelanggaran tersebut.

"Kalau situasinya kaya gini kan mencederai demokrasi. Semoga nanti di debat ketiga tidak terulang seperti ini lagi. Masing-masing pasangan calon (paslon) konsisten dengan tema yang sudah disepakati," ucap Yayat, di Depok, Senin malam dilansir dari Kompas.com.

Debat Pilgub Jabar Berakhir Panas Ia melanjutkan, jika dilihat dari kejadiannya, maka hal itu bisa dikatakan salah.

Sebab, telah melenceng dari tema yang sudah disepakati bersama.

Yayat berharap, pada helatan debat publik putaran ketiga yang akan berlangsung pada tanggal 22 Juni 2018, di Bandung nanti, kondisi seperti itu tidak terulang lagi.

"Nanti kita evaluasi. Lebih jauh, tim hukum KPU akan mengkaji bersama Bawaslu," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved