Pilkada Kalbar 2018
Usung Karolin Margret-Suryadman Gidot, Begini Jejak Koalisi PDIP-Demokrat di Pilkada Kalbar
Pada Pilkada Kalbar yang digelar serentak Tahun 2015, PDIP dan Demokrat berkoalisi di Pilkada Kapuas Hulu.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
Laporan Wartawan Tribunpontianak.co.id, Hasyim Ashari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalbar Cornelis mengungkapkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan mengusung pasangan Karolin Margret Natasa dan Suryatman Gidot sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalbar 2018.
"PDIP usung Karolin berpasangan dengan Gidot. Kata orang Pahuman, positif dah," ungkapnya saat beri sambutan melepas 288 orang purna tugas Pegawai Negeri Sipil (PNS) lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat Tahun 2017 di Hotel Harris Pontianak, Jalan Gajahmada, Selasa (12/12/2017).
Seperti diketahui, Karolin Margret Natasa yang notabene Bupati Kabupaten Landak adalah kader PDIP.

Sementara Suryadman Gidot yang saat ini menjabat sebagai Bupati Kabupaten Bengkayang adalah politisi ulung Demokrat, hingga akhirnya kembali dipilih menjadi Ketua DPD Demokrat Kalbar.
Lantas, bagaimana jejak dan kiprah koalisi yang dibangun PDIP dan Demokrat di Kalbar?
Baca: Baru Buka Suara, PDIP Usung Duet Karol-Gidot
Dari data-data yang dihimpun Tribunpontianak.co.id, Sabtu (16/12/2017), PDIP dan Demokrat pernah membangun koalisi di Pilkada Serentak Kalbar.
Baik itu pada Pilkada 2015, Pilkada 2013, hingga Pilgub Kalbar 2012.
Pada Pilkada Kalbar yang digelar serentak Tahun 2015, PDIP dan Demokrat berkoalisi di Pilkada Kapuas Hulu.

PDIP bersama Demokrat dan Partai Hanura mengusung pasangan Fransiskus Diaan-Andi Aswad.
Pasangan ini meraih 67.221 suara atau 49,27% kalah atas pasangan incumbent, AM Nasir-Antonius L Ain Pamero.
AM Nasir-Antonius L Ain Pamero meraih suara terbanyak dengan jumlah 69.166 suara (50,72%).
Keduanya diusung koalisi Nasdem, PKB, PKS, PAN, Gerindra, PPP, dan PKPI.
Koalisi PDIP-Demokrat juga terjadi di Pilkada Sekadau 2015. Kedua parpol mengusung pasangan incumbent Rupinus-Aloysius bersama PKPI.
Baca: Cornelis Sebut Duet Karol-Gidot Dapat Restu PDIP, Ini Kata Lasarus
Rupinus-Aloysius akhirnya keluar sebagai pemenang Pilkada setelah meraih suara terbanyak dengan 46.098 suara (42,79%).

Keduanya unggul atas pasangan terberat mereka yang diusung koalisi Nasdem, Gerindra, dan Hanura Simson-Paulus Subarno.
Simson-Paulus Subarno berhasil mengumpulkan 40.316 suara (37,42%).
Di Pilkada Sintang 2015, PDIP juga membangun koalisi bersama Demokrat.
Kedua parpol ini mendapat dukungan dari Hanura, PAN, dan PKPI.
Mereka mengusung pasangan incumbent Ignasius Juan-Senen Maryono.
Namun, Juan-Senen Maryono kalah dari pasangan Jarot Winarno-Askiman yang diusung koalisi Nasdem, Golkar, dan PPP.

Pasangan Jarot Winarno-Askiman memperoleh 93.778 suara (41,70%), sementara Ignasius Juan-Senen Maryono memperoleh 63.811 suara, (28,37%).
Baca: Sikapi Pernyataan Duet Karol-Gidot, Krisantus Tegaskan Rekomendasi DPP PDIP Belum Ada
PDIP dan Demokrat juga bersatu di Pilkada Ketapang 2015. Mereka mengusung pasangan Andi Djamirudin -Canisius Kuan.
Koalisi PDIP- Demokrat juga berisi dua parpol lainnya, Hanura dan PKB.
Sayangnya, koalisi yang dibangun PDIP-Demokrat ini harus kalah dari pasangan independen atau perseorangan.

Pasangan perseorangan, Martin Rantan-Suprapto, keluar sebagai pemenang Pilkada Ketapang 2015.
Martin-Suprapto meraih suara terbanyak dengan 64.758 suara. Sementara Andi Djamiruddin-Chanisius Kuan memperoleh sebanyak 62.332 suara.
Koalisi PDIP-Demokrat juga takluk di Pilkada Sambas 2015.
PDIP, Demokrat, Nasdem, dan PBB mengusung incumbent Hj Juliarti Djuhardi Alwi-H Hasanusi.
Baca: Jadi Pendamping Karolin di Pilgub 2018, Gidot Ungkap Hal Mengejutkan

Hasil penghitungan suara, keduanya mengantongi suara sebanyak 91.698. Perolehan suara keduanya jauh di bawah pasangan H Atbah Romin Suhaili-Hj Hairiah.
Pasangan yang diusung koalisi PKS, PPP, Gerindra, dan Hanura ini mengantongi suara terbanyak sebesar 126.600 (52, 82%).
Di Pilkada Serentak Kalbar 2013, koalisi PDIP dan Demokrat juga tercipta. Sebut saja di Pilkada Kabupaten Pontianak.
Koalisi PDIP, Demokrat, Golkar, PPP, dan PAN, mengusung pasangan incumbent Ria Norsan-Gusti Ramlana.

Keduanya keluar sebagai pemenang Pilkada setelah meraih suara terbanyak dengan prosentase 42,2 persen.
Bagiamana dengan Pilgub Kalbar? Koalisi yang dibangun PDIP dan Demokrat seakan mengulang Pilgub 2012 silam.
Baca: Gandeng Gidot Maju Pilgub 2018, Karolin: Semoga Jodoh
Saat itu, PDIP Demokrat, PDS, PIB, PKB, mengusung pasangan incumbent Cornelis-Christiandy Sanjaya.
Keduanya memenangi Pilgub Kalbar setelah meraih 1.225.185 suara atau 52,1%.

Unggul telak atas pasangan lainnya Armyn Ali Anyang-Fathan A Rasyid yang diusung PPP, Partai Hanura, dan PBB.
Atau pasangan H Morkes Effendi-H Burhanuddin A Rasyid yang diusung Golkar, PAN, PKS, PBR, dan PKNU.
Ada juga pasangan lain H Abang Tambul Husin-Pdt Barnabas Simin yang diusung Koalisi Gerindra. (*)